Banyak orang Korea Selatan datang ke
Indonesia untuk belajar Bahasa Indonesia, bukan tanpa alasan orang dari negeri
ginseng ini belajar Bahasa Indonesia. Mereka termotivasi belajar Bahasa
Indonesia umumnya didorong oleh faktor pekerjaan. Sebagian besar dari orang
Korea ingin menguasai Bahasa Indonesia karena mereka di Korea Selatan bekerja
sebagai pemandu wisata untuk wisatawan Indonesia yang berlibur ke Korea Selatan.
Pasca
tsunami yang terjadi di Jepang 2011 silam, jumlah turis Jepang yang datang ke Korea Selatan terus
menurun dikarenakan tingkat perekonomian negeri sakura ini melemah sebagai
dampak gempa yang disertai tsunami dahsyat yang meluluh lantahkan kawasan
pantai timur Pulau Honshu, Jepang pada 2011 silam. Berkurangnya tingkat
kunjungan turis Jepang ke Korea justru berbanding terbalik dengan turis dari
Indonesia yang berkunjung ke Korea untuk berwisata.
Semakin hari banyak masyarakat Indonesia yang
memilih menghabiskan liburan di Korea Selatan karena ketertarikan orang
Indonesia dengan budaya Korea Selatan yang akhir-akhir ini sedang digandrungi
oleh masyarakat Indonesia. Hal inilah yang mendorong banyak pemandu wisata di
Korea untuk belajar Bahasa Indonesia
sekaligus budaya Indonesia langsung di negeri ini. Salah satu yang menjadi
tempat mereka belajar bahasa Indonesia adalah LPK Hangeul Yogyakarta yang
terletak di jalan Gejayan CT X No. 19, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Mr. Jae Hee Won dan Park Mika saat belajar bahasa Indonesia di LPK Hangeul Yogyakarta
Belajar Bahasa Indonesia tentu bukan hal yang mudah bagi orang Korea karena pola kalimat Bahasa Indonesia berbeda dengan pola kalimat dalam Bahasa Korea. Pola kalimat Bahasa Indonesia adalah SPOK sedangkan pola kalimat Bahasa Korea adalah KSOP sehingga mereka sering terbalik dalam membuat susunan kalimat Bahasa Indonesia. Selain itu bahasa Indonesia bukan merupakan bahasa ibu bagi mereka.
Namun dengan kemauan keras untuk bisa, bukan hal yang mustahil bagi mereka bisa
menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Perlu kita hargai usaha
mereka itu karena disaat orang Indonesia menggandrungi negeri mereka tapi
mereka justru sibuk belajar Bahasa Indonesia demi menunjang pekerjaan mereka.