Judul :
4G; Guru Gaul Guru Galau
Penulis :
Dedew
Penerbit :
Tiga Ananda, Creative Imprint of Tiga Serangkai
Halaman :
viii + 112 Halaman
Cetakan : Pertama, Januari
2016
ISBN : 978-602-366-112-1
Beberapa
waktu yang lalu muncul kasus seorang guru yang dilaporkan oleh orangtua murid
ke polisi hingga harus mendekam di balik jeruji besi karena masalah sepele. Hal
ini menimbulkan rasa miris terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Niat ingin
mendisiplinkan murid namun malah berakhir dalam penjara.
Bagaimanapun
guru adalah orangtua kedua bagi murid yang harus dihargai dan dihormati. Meskipun
demikian guru tidak selalu bijaksana dan benar. Hal itulah yang coba
disampaikan penulis dalam buku ini. Dalam buku ini digambarkan bahwa murid juga
sah-sah saja mengajari guru. Artinya, murid juga bisa bijaksana dan memberitahu
guru kalau guru melakukan kesalahan.
Buku
berjudul 4G; Guru Gaul Guru Galau ini
menceritakan kisah guru dan murid di SMA Kusuma. Beberapa guru di sekolah ini memiliki
karakter yang tidak patut dicontoh dan memberikan efek buruk dalam proses
pembelajaran. Namun ada empat murid yang bergabung membentuk geng melakukan
berbagai cara untuk mengatasinya sehingga proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik. Geng tersebut terdiri dari Mariana, Gladys, Riko, dan Rega.
Banyak karekter guru di SMA Kusuma ini yang digambarkan oleh penulis melalui
beberapa tokohnya. Beberapa guru digambarkan memiliki karakter yang tidak beres
seperti apatis dan selalu putus asa. Aura negatif dari guru yang seperti ini
menular pada murid-murid sehingga membuat suasana kelas mendadak muram dan
tidak ada semangat untuk belajar. Tentu
hal semacam ini akan berdampak buruk bagi murid. Bagaimana bisa murid mau
semangat belajar kalau gurunya saja putus asa (hal 27).
Ada
pula guru yang tidak bisa lepas dari smartphone
kesayangannya. Bahkan saat sedang mengajar pun masih sibuk memegang gadget untuk update status, update
foto profil, atau sibuk jualan online.
Sebuah perilaku yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang guru saat
mengajar. Mariana
dan ketiga temannya tidak bisa tinggal diam saja melihat guru mereka seperti
itu. Keempatnya mempunyai misi menyelamatkan hidup para guru yang mereka rasa
tidak beres. Geng Mariana ini mempunyai motto
guru happy, murid happy! Berbagai cara pun mereka lakukan
untuk membuat guru yang tidak beres bisa berubah, menjadi teladan, dan mampu menebar
aura positif untuk murid-murid. Meskipun ada guru yang memiliki karakter tidak
baik dan tidak patut dicontoh yang digambarkan dalam buku ini namun masih ada
guru lain yang mempunyai karakter baik dan benar-benar peduli dengan muridnya.
Buku
yang dikemas komedi ini mampu memunculkan nuansa ceria bagi pembacanya. Selain
itu pembaca mampu merasakan keharuan atas apa yang dilakukan Mariana dan ketiga
temannya dalam menyadarkan kesalahan yang dilakukan oleh guru mereka. Guru
adalah teladan bagi murid-muridnya. Kalau guru menebarkan hal yang positif maka
akan berdampak positif pula bagi murid-muridnya begitu pula sebaliknya kalau
guru menebarkan hal yang negatif maka akan berdampak negatif pula bagi
murid-muridnya.
Diresensi
Tanti Endarwati, lulusan Stikes Surya Global Yogyakarta
N