Judul :
Saya Motivator Diri Saya Sendiri
Penulis :
Sifra
Susi Langi dan Fransisca Supandi
Penerbit :
Change
Cetakan : Pertama, Februari
2016
Tebal :
222 Halaman
ISBN : 978-602-372-079-8
Motivasi bagian terpenting
pergerakan manusia. Tanpanya, pergerakan tidak akan pernah terjadi dan
hampir mustahil muncul sesuatu dari tangan manusia. Motivasi merupakan
dorongan dari dalam dan luar diri seseorang. Dia merangsang hasrat dan energi
untuk terus-menerus berkomitmen bekerja, berbuat, dan melakukan sesuatu demi
tujuan.
Merry Riana
mengatakan, pada halaman pertama buku, “Motivasi merupakan sebuah musik dalam
kehidupan. Orang bermotivasi memiliki alasan kuat untuk sukses.” Muncullah
‘motivator beo’ untuk meraih keuntungan berlipat. Mencipta menjadi kurang
penting karena dengan mengutip saja sudah bisa menjadi kaya.
Namun ada motivator
sejati sesuai dengan passion yang menjunjung tinggi nilai-nilai
hidup. Tindakannya memotivasi atau membangkitkan semangat orang lain dan diri
sendiri. Dia selalu dapat menampilkan diri kepada orang lain sesuai dengan apa
adanya tanpa harus berkedok atau menutup-nutupi kondisi riil. Lalu benarkah
setiap individu butuh motivasi? Jawabannya, manusia tidak perlu dimotivasi
kalau mengerjakan kesukaannya (halaman 7).
Meskipun demikian,
mau tak mau harus diakui bersama bahwa kadang manusia sering menghadapi masalah
dan cobaan. Saat itu dia berada dalam titik terlemah karena merasa lemah secara
fisik, mental, dan terlebih emosional. Untuk itu seseorang memerlukan semacam
‘vitamin’ tambahan berupa dorongan membangkitkan semangat.
Beberapa orang
berputus asa sering nekat bunuh diri atau menjadi kalap melukai orang lain.
Lainnya, menjadi apatis. Ada pula orang yang bermanifestasi pasrah total gara-gara
putus asa dengan membuat klaim diri, “Bukan takdir saya.” Semua perasaan buruk
yang tidak dikelola dengan baik dan tidak berhasil dinetralisasi perlahan
menjadi bongkahan bonggol akar negatif.
Gagal adalah tabu
sehingga ada orang memilih berkata, “Sukses yang tertunda” (halaman 125).
Setiap orang pasti pernah gagal, bingung, takut, ditolak, dianiaya, miskin,
kecewa, marah, cemburu, sedih, dan bahkan putus asa. Ini bisa karena harapannya
tidak terwujud.
Semua perasaan ini
membuat tidak percaya diri untuk melangkah dan menjadikan motivator sebagai
pelarian baik untuk sekadar berkonsultasi atau minta pencerahan. Semua
tidak ada salahnya. Kehilangan kepercayaan diri bisa menjadi
masalah serius yang harus dicarikan solusi.
Manusia mempunyai
pilihan dalam menyikapi persoalan hidup serta mengolah diri hingga mencapai
kesadaran bahwa sesungguhnya seseorang harus bisa memotivasi diri dulu sebelum
mencerna kata-kata orang lain. Tuhan sudah mengaruniai yang luar biasa berupa
semangat, intuisi, dan banyak karakter. Jika semua dimanfaatkan dengan baik
akan menjadi pendongkrak memperbaiki diri mencapai manusia seutuhnya.
n
No comments:
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian