Judul :
The Seven Sisters
Penulis :
Anthony
Sampson
Penerbit :
Change
Cetakan : Pertama, Januari
2016
Tebal :
642 Halaman
ISBN : 978-602-372-050-7
BUKU
berjudul
The Seven Sisters ini mengupas tentang tujuh perusahaan minyak raksasa yang
merajai dunia. Seven Sisters sebenarnya merupakan julukan yang
disematkan untuk kartel minyak yang terdiri dari tujuh perusahaan, yakni Gulf,
Texaco, Mobil, dan Socal (Chevron) dari Amerika, serta Shell dan BP dari Eropa.
Industri
minyak tumbuh satu abad yang lalu di Pennsylvania, Amerika Serikat dimulai dari
tangan seorang pemuda bernama Rockefeller. Pada usia 26 tahun ia sudah membeli
kendali atas sebuah bisnis kilang di Cleveland. Dia sudah memahami fakta-fakta
penting industri baru ini, dan dia memiliki kemampuan melakukan analisis yang
dingin yang kelak menjadi ciri semua taipan minyak besar.
Rockefeller
sadar bahwa satu-satunya cara untuk merajai industri ini bukanlah dengan
memproduksi minyak melainkan dengan memurnikan dan mendistribusikannya, dan
menjegal saingansaingannya dengan transportasi yang lebih murah (hal 44).
Melalui Standard Oil Company yang didirikannya, Rockefeller berhasil menguasai
sepersepuluh industri minyak di Amerika dengan modal satu juta dolar pada tahun
1870.
Pada
1883, Rockefeller membentuk Standar Oil Trust yang berskala benua. Melalui
siasat berupa sebuah trust yang memegang saham dalam setiap perusahaan komponen,
ia mampu menghindari hukum yang pada masa itu melarang satu perusahaan di satu
negara bagian memiliki saham di negara bagian lain. Selain itu, Rockefeller
juga mengendalikan sebuah korporasi unik dalam sejarah dunia. Korporasi ini
nyaris tak tersentuh oleh Pemerintah Federal di Washington yang kekuasaan
regulatorisnya masih minimal. Dengan suap dan tawar-menawar, korporasi ini
mendapat ‘’teman’’di setiap badan legislatif dan setiap pengacara siap membela
posisinya.
Seiring
berjalannya waktu, Standar Oil berkembang menjadi lima perusahaan. Kelimanya
adalah Exxon, Gulf, Texaco, Mobil, dan Socal. Exxon merupakan yang terbesar
dari semuanya dan telah berhasil mempertahankan posisinya sebagai perusahaan
minyak terbesar di dunia selama 60 tahun. Sementara Mobil menjadi yang terkecil
dan juga selalu haus akan minyak mentah, suatu kombinasi yang kelak memberi
perusahaan ini keberingasan khusus.
Pada
1914, kelima perusahaan Amerika ini (dengan pengecualian Mobil) masing-masing
sudah memiliki identitas dan karakter yang akan bertahan selama enam dasawarsa
berikutnya. Mereka tumbuh dengan kecepatan yang mencengangkan, mula-mula di Pennsylvania,
lalu di Texas, untuk menetapkan kekuasaan dan birokrasi masingmasing seperti
menandingi kekuasaan pemerintah.
Saat
kelima perusahaan Amerika ini sedang tumbuh dengan kecepatan yang mencengangkan,
di Eropa tumbuh dua perusahaan minyak yang telah menguasai pasokan dari sisi
lain dunia, yang mulai terlibat konflik dengan orang-orang Amerika.
Persaingan
sengit antarperusahaan Amerika dengan kedua saudari dari Eropa ini pun terjadi.
Standar Oil berusaha menegaskan kembali monopolinya di arena global. Berbagai
cara dilakukan mulai dengan menurunkan harga minyak dunia sehingga terjadilah
perang harga. Saat terjadi perang harga ini, satu perusahaan minyak kecil lain
mampu bertahan. Perusahaan yang mampu bertahan dalam perang harga ini adalah
badan usaha Belanda yang beroperasi di Hindia Timur yang menyebut dirinya Royal
Dutch.
Garis
Merah
Pada
akhirnya terjadi kesepakatan garis merah yang mengatur pembagian minyak antara
perusahaan Amerika, Inggris, dan Belanda. Kelima saudari dari Amerika yang
dipimpin Exxon mendapat bagian 23,7 persen minyak di Timur Tengah sementara
sisanya adalah milik Inggris dan Belanda (halaman 133).
Buku
ini memberikan kisah yang otentik tentang berbagai negosiasi rahasia antara
perusahaan minyak raksasa dunia dengan pemerintah, menggambarkan persaingan,
penghianatan, dan persekongkolan dalam menguasai minyak dunia diantara negara-negara
yang terlibat. Anthony Sampson telah menggali informasi menyangkut kiprah ketujuh
perusahaan ini melalui berbagai dokumen, memo-memo panggilan pengadilan, dan
kesaksian terperinci dari beberapa tokoh yang terkait sehingga membuat kisah The
Seven Sisters tergambarkan dengan akurat dan adil. (Tanti Endarwati)
Dimuat di Suara Merdeka Edisi 20 Desember 2016
n
No comments:
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian