Friday, March 31, 2017

Mengungkap Identitas Pembunuh Berantai Abad 19



 
Judul               : Naming Jack The Ripper
Penulis            : Russell Edwards
Penerbit           : Matahari
Cetakan           : Pertama, 2016                                                  
Tebal               : 401 Halaman
ISBN               : 978-602-372-089-7 

     Jack The Ripper merupakan sebutan bagi seorang pembunuh berantai di London pada masa Victoria dan menjadi tokoh sentral dalam buku ini. Aksi Ripper adalah kejahatan terbesar dan paling menyedot perhatian dunia. Kasus ini belum terpecahkan hingga lebih dari seabad dari kejadian berlangsung. Jack The Ripper berhasil mengukir namanya dalam sukma warga Inggris dengan meneror jalan-jalan London.  Selama lebih dari 125 tahun dari kejadian pembunuhan tersebut, banyak teori dan spekulasi bermunculan tentang identitas Jack The Ripper.
      Sepanjang tahun 1888, terdapat tujuh kasus pembunuhan sadis yang terjadi di East End, London. Dari tujuh kasus tersebut hanya lima kasus yang secara resmi diakui sebagai korban Ripper. Dua pembunuhan pertama berdasarkan kronologi yang dikenal sebagai Pembunuhan Whitechapel umumnya dianggap bukan sebagai aksi Jack The Ripper. Nama Mary Ann tercatat dalam sejarah kasus ini karena diakui sebagai korban pertama Ripper. Pada tanggal 31 Agustus 1888, mayat Mary ditemukan di Buck’s Row dengan kondisi yang sangat mengenaskan karena penuh dengan tikaman dan sayatan. 
       Ketakutan telanjur melanda seluruh daerah East End apalagi sembilan hari kemudian mayat lain ditemukan. Mayat ini diketahui bernama Annie Chapman. Lagi-lagi jasad korban disiksa secara brutal. Hal ini mendorong masyarakat, pers, dan polisi mulai berspekulasi tentang seorang pembunuh gila yang bebas berkeliaran. Gaya pembunuhan Annie mirip dengan Mary Ann yang terjadi 8 hari sebelumnya. Dokter Philips, dokter yang memeriksa kondisi mayat menyatakan bahwa pembunuh memiliki sedikit pengetahuan medis dan anatomi karena orang tersebut mampu mengeluarkan organ panggul dengan satu ayunan pisau. Pembunuh Mary Ann dan Annie tidak tertangkap. Pembunuhan sadis yang disertai mutilasi brutal itu menimbulkan luapan kemarahan, frustasi, dan kepanikan di kalangan masyarakat East End.
     Pembunuhan berikutnya terjadi kurang dari tiga minggu setelah pembunuhan brutal Annie Chapman. Dua pekerja seks komersial dibunuh dalam selang waktu satu jam dan di dua lokasi berbeda. Kejadian ini dijuluki dalam hikayat Ripper sebagai “Pembunuhan Ganda” (halaman 95). Korban pertama yang ditemukan adalah Elizabeth Stride. Karena ada lebih banyak saksi atas kasus pembunuhan ini dibandingkan dengan pembunuhan Ripper lainnya, Elizabeth Stride menjadi bagian penting yang paling diperdebatkan selama bertahun-tahun. 
      Pada malam pembunuhan Elizabeth, diduga pelaku tidak puas melancarkan aksinya karena tidak memiliki kesempatan melakukan ritual mutilasi. Akibatnya korban berikutnya yang bernama Catherine Eddowes menjadi sasaran luapan keganasan pelaku. Pembunuhan Catherine menjadi kejahatan paling bengis dalam rangkaian ini, menjadi kunci untuk mengungkap identitas Jack The Ripper. Namun Catherine bukanlah korban terakhir karena korban Ripper yang kelima dan terakhir adalah Mary Jane Kelly. Lewat pembunuhan terakhir inilah pelaku benar-benar memuaskan dorongan sadisnya yang sinting, puncak dari semua fantasi yang dia kembangkan dari kompleksitas meningkat dari mutilasi-mutilasi sebelumnya.
       Selama lebih dari seabad, identitas Jack The Ripper menjadi teka-teki. Russell Edwards, seorang pengusaha yang berasal dari Birkenhead melakukan penelitian selama bertahun-tahun untuk mengungkap identitas pembunuh yang paling terkenal di dunia ini. Berbekal noda darah yang terdapat pada selendang berumur lebih dari seabad yang ditemukan di lokasi terbunuhnya Catherine Eddowes, Russell berusaha keras mengungkap identitas Jack The Ripper. Hal ini tidaklah mudah meskipun Russell sudah berkolaborasi dengan ilmuwan hebat dengan didukung taknik forensik modern. Russell berkali-kali menemukan jalan buntu. Namun kerja kerasnya pada akhirnya membuahkan hasil. 
       Ulasan mendetail mengenai kondisi korban-korban Ripper divisualisasikan dengan sangat baik oleh penulis dengan pelukisan yang jelas pada setiap korbannya diikuti dengan teori yang dipakai untuk membahasnya. Penjelasan yang cukup detail tentang kondisi korban pembunuhan Ripper mungkin akan membuat sebagian pembaca merasa mual saat membayangkannya.
      Membaca buku ini pembaca akan diajak menyusuri jalanan East End, London pada masa Victoria. Masa sebelum galeri, restoran dan bangunan-bangunan kantor serta apartemen berdiri dengan megahnya di sana. Sketsa area pemukiman di East End juga digambarkan dengan jelas dalam buku ini, baik pada era tahun 1880-an, zaman yang mengangkat kasus pembunuhan Ripper maupun era di mana wilayah ini menikmati kebangkitan sebagai tempat hang out yang trendi. 
         Buku ini sangat menarik untuk dibaca karena banyak hal baru terkait kasus pembunuhan Ripper yang diungkap dalam buku ini termasuk surat-surat yang bertuliskan atas nama Jack The Ripper. Buku ini menjadi bacaan yang menarik bagi peminat misteri kejahatan nyata dan orang yang penasaran dengan identitas sesungguhnya Jack The Ripper.


n 

Cinta dari Sudut Pandang Islam




Judul               : Doakan, Jangan Duakan
Penulis             : Rofiq Hudawiy
Penerbit           : Quanta
Cetakan           : Pertama, 2016                                                  
Tebal               : 107 Halaman
ISBN               : 978-602-02-9553-4

    “Cinta ibarat seekor burung yang cantik, meminta untuk ditangkap tapi menolak untuk disakiti,” begitu kata Khalil Gibran. Cinta tidak pernah tahu kepada siapa berlabuh, kapan dia akan tiba, cinta terjadi begitu saja bahkan hanya dengan sekejap memandang saja. Semua orang pernah merasakan cinta. Adakalanya mencintai dan dicintai. Bahkan Syekh Jalaludin Rumi mengatakan bahwa cinta adalah inti dari segala bentuk kehidupan di dunia. Cinta adalah salah satu sifat Allah SWT. Maka pada dasarnya cinta adalah suci, sakral, dan mulia. Sehingga harus dengan cara yang mulia pula seseorang dalam mencintai dan dicintai.
      Berbicara masalah cinta tidak akan pernah habisnya. Setiap orang punya cara dan sudut pandang tersendiri dalam melihat cinta. Cinta itu Allah yang punya. Itu yang harus dipahami untuk pertama kalinya ketika tiba-tiba cinta menyapa. Ini sepele memang, tapi pemahaman awal bahwa cinta itu Allah yang punya harus betul-betul ditanamkan dalam otak dan hati sebagai fondasi awal dalam membangun rumah cinta. Kalau fondasi tidak kuat tentu bangunannya akan mudah sekali hancur.
     Kebanyakan orang telah salah memulai dari awal ketika akan membangun fondasi bangunan bernama cinta. Mereka beranggapan bahwa orang yang dicintai adalah miliknya dan segalanya baginya. Ketika seseorang menganggap bahwa orang yang dicintai adalah segalanya maka saat yang dicintai hilang maka akan hilang semuanya tak tersisa. Saat semuanya hancur tak tersisa, perasaan pertama yang muncul adalah putus asa dan merasa tak ada artinya hidup di dunia. 
     Hal yang paling menarik dalam buku ini penulis menganalisis jatuh cinta dari sudut pandang kapita selekta hukum Islam yang di dalamnya terdapat pembahasan fikih cinta. Kenapa menarik? Karena jatuh cinta dianalisis dengan sudut pandang fikih cinta menggunakan Al-Quran sebagai solusi terlengkap dan utama setiap permasalahan yang ada dan pasti kita akan menemukan jawaban di dalamnya.
     Semua manusia di bumi dibekali rasa cinta oleh sang Pencipta, dengan rasa cinta itu dia menemukan seorang bernama kekasih untuk berbagi rasa, menyalurkan rasa, dan merawat rasa. Seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, cinta dan sakit hati selalu menjadi pasangan yang serasi. Berani jatuh cinta harus berani sakit hati. Begitu kata orang. Setiap hari berjuta orang jatuh cinta dan seketika itu juga berjuta lainnya sakit hati. Dari orang-orang yang sakit hati itulah kata mantan kekasih muncul dan terkenal, menjadikan kata mantan identik dengan makna yang menakutkan. 
     Islam adalah agama yang tidak mengenal konsep pacaran sebelum nikah. Tapi, tidak bisa buru-buru kita menafikan kata mantan dari remaja muslim sekarang di mana hampir semua aspek disyar’ikan hanya sebagai kedoknya saja. Pacaran syar’i? Balap liar syar’i? Kepopuleran islam mulai disalahgunakan. Dalam Islam sendiri dikenal proses taaruf untuk saling mengenal dan memahami satu sama lain, bukan pacaran seperti yang digunakan banyak remaja zaman sekarang.
      Jodoh itu memang kita yang mencari tapi Allah yang menyetujui. Allah adalah produser sekaligus sutradara yang mengatur skenario hidup manusia. Tetapi, sebagus apapun ceritanya kalau kita sebagai pemain utamanya tidak bermain dengan baik maka bagaimana jadinya? Allah masih memberikan kita peluang untuk berusaha untuk memainkan peran kita dengan baik dan sepenuh hati. Memang benar Allah telah menyiapkan jodoh yang terbaik untuk kita, tapi kita tetap harus berikhtiar menjemput jodoh kita dengan cara-cara yang dibolehkan dalam Islam. Jodoh dan cinta adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena Allah telah menciptakan laki-laki dan perempuan yang kelak akan dipersatukan oleh sebuah tali bernama pernikahan, dan simpul yang mengikat pernikahan adalah cinta. 
      Buku ke-5 karya Rofiq Hudawiy ini merupakan sebuah dakwah yang tidak menggurui dan mampu mengena di hati kalangan anak muda yang tengah dimabuk cinta. Seperti yang dikemukakan penulis bahwa cinta itu tidak boleh lebih dari tiga, tidak akan bisa lebih dari tiga, dan  tidak akan pernah lebih dari tiga. Cukup sepasang sejoli dan Allah serta doa dari keduanya. Doa adalah bahasa terindah dari rasa, dengan doa setiap orang bisa berbicara, bercerita, dan mengumbar rasa pada Yang Maha Kuasa.
       Melalui buku ini penulis mencoba menjawab permasalahan cinta melalui sudut pandang Islam dengan menggunakan beberapa kisah nyata. Sangat menarik karena buku ini ditulis dengan gaya anak muda sehingga tidak membosankan dan tidak terkesan mendakwahi.


n