Judul :
Naming Jack The Ripper
Penulis :
Russell
Edwards
Penerbit :
Matahari
Cetakan : Pertama, 2016
Tebal :
401 Halaman
ISBN : 978-602-372-089-7
Jack
The Ripper merupakan sebutan bagi seorang pembunuh berantai di London pada masa
Victoria dan menjadi tokoh sentral dalam buku ini. Aksi Ripper adalah kejahatan
terbesar dan paling menyedot perhatian dunia. Kasus ini belum terpecahkan
hingga lebih dari seabad dari kejadian berlangsung. Jack The Ripper berhasil
mengukir namanya dalam sukma warga Inggris dengan meneror jalan-jalan
London. Selama lebih dari 125 tahun dari
kejadian pembunuhan tersebut, banyak teori dan spekulasi bermunculan tentang
identitas Jack The Ripper.
Sepanjang
tahun 1888, terdapat tujuh kasus pembunuhan sadis yang terjadi di East End,
London. Dari tujuh kasus tersebut hanya lima kasus yang secara resmi diakui
sebagai korban Ripper. Dua pembunuhan pertama berdasarkan kronologi yang
dikenal sebagai Pembunuhan Whitechapel umumnya dianggap bukan sebagai aksi Jack
The Ripper. Nama Mary Ann tercatat dalam sejarah kasus ini karena diakui
sebagai korban pertama Ripper. Pada tanggal 31 Agustus 1888, mayat Mary
ditemukan di Buck’s Row dengan kondisi yang sangat mengenaskan karena penuh
dengan tikaman dan sayatan.
Ketakutan
telanjur melanda seluruh daerah East End apalagi sembilan hari kemudian mayat
lain ditemukan. Mayat ini diketahui bernama Annie Chapman. Lagi-lagi jasad
korban disiksa secara brutal. Hal ini mendorong masyarakat, pers, dan polisi
mulai berspekulasi tentang seorang pembunuh gila yang bebas berkeliaran. Gaya
pembunuhan Annie mirip dengan Mary Ann yang terjadi 8 hari sebelumnya. Dokter
Philips, dokter yang memeriksa kondisi mayat menyatakan bahwa pembunuh memiliki
sedikit pengetahuan medis dan anatomi karena orang tersebut mampu mengeluarkan
organ panggul dengan satu ayunan pisau. Pembunuh Mary Ann dan Annie tidak
tertangkap. Pembunuhan sadis yang disertai mutilasi brutal itu menimbulkan
luapan kemarahan, frustasi, dan kepanikan di kalangan masyarakat East End.
Pembunuhan
berikutnya terjadi kurang dari tiga minggu setelah pembunuhan brutal Annie
Chapman. Dua pekerja seks komersial dibunuh dalam selang waktu satu jam dan di
dua lokasi berbeda. Kejadian ini dijuluki dalam hikayat Ripper sebagai
“Pembunuhan Ganda” (halaman 95). Korban pertama yang ditemukan adalah Elizabeth
Stride. Karena ada lebih banyak saksi atas kasus pembunuhan ini dibandingkan
dengan pembunuhan Ripper lainnya, Elizabeth Stride menjadi bagian penting yang
paling diperdebatkan selama bertahun-tahun.
Pada
malam pembunuhan Elizabeth, diduga pelaku tidak puas melancarkan aksinya karena
tidak memiliki kesempatan melakukan ritual mutilasi. Akibatnya korban
berikutnya yang bernama Catherine Eddowes menjadi sasaran luapan keganasan
pelaku. Pembunuhan Catherine menjadi kejahatan paling bengis dalam rangkaian
ini, menjadi kunci untuk mengungkap identitas Jack The Ripper. Namun Catherine
bukanlah korban terakhir karena korban Ripper yang kelima dan terakhir adalah
Mary Jane Kelly. Lewat pembunuhan terakhir inilah pelaku benar-benar memuaskan
dorongan sadisnya yang sinting, puncak dari semua fantasi yang dia kembangkan
dari kompleksitas meningkat dari mutilasi-mutilasi sebelumnya.
Selama
lebih dari seabad, identitas Jack The Ripper menjadi teka-teki. Russell Edwards,
seorang pengusaha yang berasal dari Birkenhead melakukan penelitian selama
bertahun-tahun untuk mengungkap identitas pembunuh yang paling terkenal di
dunia ini. Berbekal noda darah yang terdapat pada selendang berumur lebih dari
seabad yang ditemukan di lokasi terbunuhnya Catherine Eddowes, Russell berusaha
keras mengungkap identitas Jack The Ripper. Hal ini tidaklah mudah meskipun
Russell sudah berkolaborasi dengan ilmuwan hebat dengan didukung taknik
forensik modern. Russell berkali-kali menemukan jalan buntu. Namun kerja
kerasnya pada akhirnya membuahkan hasil.
Ulasan
mendetail mengenai kondisi korban-korban Ripper divisualisasikan dengan sangat
baik oleh penulis dengan pelukisan yang jelas pada setiap korbannya diikuti
dengan teori yang dipakai untuk membahasnya. Penjelasan yang cukup detail
tentang kondisi korban pembunuhan Ripper mungkin akan membuat sebagian pembaca merasa
mual saat membayangkannya.
Membaca
buku ini pembaca akan diajak menyusuri jalanan East End, London pada masa
Victoria. Masa sebelum galeri, restoran dan bangunan-bangunan kantor serta
apartemen berdiri dengan megahnya di sana. Sketsa area pemukiman di East End juga
digambarkan dengan jelas dalam buku ini, baik pada era tahun 1880-an, zaman yang
mengangkat kasus pembunuhan Ripper maupun era di mana wilayah ini menikmati
kebangkitan sebagai tempat hang out
yang trendi.
Buku
ini sangat menarik untuk dibaca karena banyak hal baru terkait kasus pembunuhan
Ripper yang diungkap dalam buku ini termasuk surat-surat yang bertuliskan atas
nama Jack The Ripper. Buku ini menjadi bacaan yang menarik bagi peminat misteri
kejahatan nyata dan orang yang penasaran dengan identitas sesungguhnya Jack The
Ripper.
n