Judul :
Unstoppable: Kuasa Menakjubkan Tindakan Iman
Penulis :
Nick
Vujicic
Penerbit :
Gramedia
Cetakan : Maret, 2016
Tebal :
277 Halaman
ISBN : 978-602-03-0095-5
Buku ini mengisahkan Nick Vujicic, pria asal Australia yang
terlahir tanpa tangan dan kaki, namun akhirnya mampu menginspirasi jutaan
orang, terutama yang mengalami senasib. Sejak lahir, Nick hanya memiliki sebuah
telapak kaki kecil dekat pinggul kiri. Kondisi fisik ini sempat membuatnya
ingin bunuh diri. Namun, karena cinta pada orang tua, dia mulai bangkit dari
keterpurukan dan mampu menjadi motivator kelas dunia. Hingga kini, Nick telah
berbicara di hadapan lebih dari tiga juta orang dari 24 negara di lima benua.
Ini merupakan buku keduanya menyusul yang
pertama berjudul Life Without Limits.
Buku kedua mengisahkan Nick mengatasi berbagai rintangan dengan berfokus pada
janji untuk mencapai tujuan spesifik menjadi berkat bagi orang lain. Ia percaya
terlepas dari segala keputusasaan dan kesulitan, Tuhan selalu hadir.
Nick menganggap kesuksesannya dari kekuatan
yang tidak memiliki batas ketika iman mengambil tindakan. Tindakan iman bukan
sekadar mengatakan “saya percaya”, tetapi harus meletakkannya dalam tindakan.
Tindakan iman berasal dari kasih. Seperti kata Rasul Paulus, “Sekalipun aku
dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika
aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang. Sekalipun
aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak
mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.”
Nick menerapkan tindakan iman tatkala
menghadapi krisis, tantangan, dan rasa sakit ekstrem. Ada tiga cara. Pertama,
menyesuaikan diri secara internal untuk menata emosi. Ini akan membuat manusia
bisa mengendalikan hidup sendiri dan dengan penuh pertimbangan menanggapinya
selangkah demi selangkah.
Langkah
kedua, mengingatkan diri cara berjuang melewati kesulitan masa lalu hanya untuk
bangkit lebih kuat dan lebih bijaksana. Ketiga melibatkan tindakan iman yang
telah dimiliki secara eksternal dengan menjangkau ke luar. Ini bukan hanya
untuk memperoleh bantuan dan dorongan semangat dari orang lain, tapi juga
memberikannya. Ada kuasa penyembuhan dalam keduanya ini. Namun, salah satu cara
terbaik mengenyahkan rasa sakit dari pengalaman masa lampau atau
ketidaksempurnaan, menggantinya dengan ungkapan syukur (hal 41).
Para
peneliti menemukan orang-orang yang berhasil mengatasi kemalangan fisik, bahkan
bertumbuh dengan cara-cara yang positif, di antaranya menerima rasa sakit dan
kekurangan serta menggantinya dengan rasa syukur. Ini akan berdampak positif.
Mereka akan menjadi lebih kuat secara rohani.
Tokoh
Alkitab yang dapat diteladani dalam pertumbuhan iman adalah Ayub yang penuh
penderitaan. Allah mengambil seluruh miliknya, bukan hanya tanah dan harta,
tetapi juga anak-anak serta kesehatannya. Meski demikian, Ayub tidak mengeluh.
Dia bahkan tetap setia kepada Allah. Sebagai balasan, Allah akhirnya mengganti
dua kali lipat seluruh milik yang telah hilang (hal 124).
Buku ini
mengajak pembaca melihat ketidaksempurnaan fisik, Nick tetap mampu berfokus
pada tujuan. Dia mampu memastikan diri sendiri untuk mewujudkan imannya.
Berjalan melalui berbagai pintu kesempatan untuk membagikan kasih dan
pengharapan yang telah ia temukan. Hidupnya kian diperkaya, dipenuhi sukacita,
dan sempurna. Hidupnya dibangun di atas iman dan Alkitab yang merupakan sumber
kekuatannya. Dengan iman yang membimbing, dia bisa menemukan keseimbangan
pikiran, tubuh, hati, dan roh. Melalui
buku ini, Nick ingin menginspirasi banyak orang dengan memberitahu tentang
kasih dan pengharapan yang ia temukan dalam iman. Hasil tindakan iman tersebut
sungguh luar biasa.
Dimuat di Koran Jakarta Edisi 16 Mei 2017
N
No comments:
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian