Dimuat di Joglosemar Edisi Sabtu, 23 Juli 2016
Setelah menganggur selama 2 bulan, akhirnya Dul Kenthut mendapatkan panggilan kerja sebagai sopir taksi. Namun kejadian tak menyenangkan dialami Dul pada hari pertama bekerja. Hari itu meski sudah lewat tengah hari namun Dul belum mendapatkan penumpang satupun. Meskipun demikian ia yakin akan segera mendapatkan penumpang pertamanya.
Tak
berapa lama ada seorang ibu hamil besar yang melambaikan tangan mencoba
menghentikan taksi yang dikemudikan Dul. “Benarkan kalau rejeki tidak kemana,
akhirnya aku mendapat penumpang pertamaku,” kata Dul.
“Iya
bu, mau diantar kemana?” tanya Dul. Ibu
hamil itu tidak menjawab, ia langsung masuk taksi dan menyuruh Dul untuk segera
jalan. Dul pun kembali bertanya pada penumpangnya mau diantar kemana. Namun ibu
hamil itu hanya menunjuk ke depan. Setelah hampir satu jam berkeliling
mengikuti arah yang ditunjuk oleh ibu hamil itu, Dul menghentikan taksinya. “Maaf,
sebenarnya ibu mau kemana? Kita sudah berkeliling selama satu jam tapi belum sampai
tujuan ibu,” tanya Dul sedikit kesal.
Tiba-tiba
ibu itu mengeluh kesakitan pada perutnya. Dul pun cemas. “Jangan-jangan ibu ini
akan melahirkan,” pikir Dul. Dul pun segera melaju menuju ke rumah sakit
terdekat. Setelah sampai di rumah sakit, Dul memapah ibu hamil ke UGD. Perawat
UGD langsung memanggil bidan yang sedang jaga begitu melihat pasien yang datang
adalah ibu hamil.
Bidan
segera memeriksa ibu hamil itu. Namun betapa terkejutnya bidan saat tahu isi
perut ibu hamil itu adalah sebuah bantal kecil kusam. Bidan keluar dari ruang
pemeriksaan dan memceritakan hal tersebut pada Dul yang mengantarnya. Belum
hilang rasa terkejut Dul, tiba-tiba penumpangnya itu keluar dari ruang
pemeriksaan sambil tertawa sendiri dan menggendong bantal seperti menggendong
bayi.
“Cup..cup..cup...jangan nangis ya nak,
ibu akan bernyanyi untukmu” kata ibu itu sambil menatap bantal yang
digendongnya. Dul
pun baru sadar kalau ternyata penumpang pertamanya ini adalah orang gila. “Lha dalah ternyata penumpangku iki mau wong ora waras to, tekor aku nek
ngene,” kata Dul sambil menepuk jidat.
m
No comments:
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian