Episode kali ini dimulai dengan sepasang suami istri yang datang ke rumah Dashrath Tripathi. Mereka mengeluhkan masalah mereka. Sang Suami bilang “Guru tolong bantulah kami memecahkan masalah kami.” Dashrath
bilang “Itu mudah
kalian hanya perlu beramal dan aku akan melakukan puja untuk kalian.” Suami itu setuju. Dia membuka koper yang dibawanya dan
mengambil uang yang cukup banyak. Dia akan memberikannya pada Dashrath tapi
Dashrath memintanya untuk memasukkannya ke dalam kotak amal yang sudah
disediakan. Suami itu setuju. Kanak mengantar suami itu ke kotak amal. Suami
itu memasukkan uangnya dan Kanak melihatnya sambil tersenyum. Suami istri itu
berterima kasih pada Dashrath. Dashrath bilang “Sekarang masalah kalian adalah
masalahku juga, besok aku akan melakukan puja untuk kalian dan semuanya akan
beres.”
Istri pria itu duduk di hadapan Dashrath dan menyentuh kakinya untuk
minta berkah. Dashrath menyentuh kepala wanita itu dengan sentuhan yang tidak
baik. Kanak melihat itu dan dia mencoba menghentikan. Kanak membawa pasangan suami istri itu pergi bersamanya. Nenek sedih melihat itu.
Dhani sedang berjalan pulang ke Ashrama. Orang-orang di jalan yang dia lewati mengejeknya dengan sangat buruk. Dhani menangis. Dulaari/ibu Dhani terkejut melihat dia menangis dengan sari penuh warna merah. Dulaari menutup pintu Ashram dan menampar Dhani dengan keras.
Dulaari menyeret Dhani dan mendorongnya ke lantai. Dulaari mengutuknya dan bertanya pada Dhani “Seharusnya kau tiada
saja saat kau masih di rahimku dulu?” Raj Lakshmi dan Suvarna bilang “Dhani tidak melakukan kesalahan apapun.” Bibi Dhani/Indrani mencoba menghentikan Dulaari yang kasar pada Dhani. Dhani bilang pada
Dulaari “Ibu, aku tidak bersalah, aku tidak mendapatkan warna pada
sariku dengan sengaja, aku tidak bersalah ibu.” Dulaari mengambil
seember air dan menuangkannya pada Dhani. Dulaari mencoba menghilangkan warnanya. Dhani terus menangis. Dulaari bilang “Aku telah mengajarkan padamu selama 1 tahun tentang
kehidupan para wanita yang ditinggal
suaminya tapi kau masih tidak mengerti juga.”
Bibi Dhani bilang pada Dulaari “Dhani sudah bilang dia tidak bersalah mengapa kau terus mengutuknya?” Dulaari bilang “Kakak, hari ini kau jangan ikut campur, ini urusan di antara ibu dan anak, dalam kitab suci disebutkan bahwa warna adalah dosa bagi seorang wanita yang ditinggalkan suaminya.” Dulaari bilang pada Dhani “Apalagi yang kau tunggu, mengapa kau masih di sini, cepat ganti pakaianmu!” Dhani masuk ke dalam untuk mengganti sarinya, Dulaari menangis. Indrani bilang “Seorang wanita yang ditinggal suaminya tidak boleh marah, itu seperti yang tertulis dalam kitab suci.” Dulaari masuk ke dalam.
Adegan bergeser ke rumah Viplav. Shambu bilang “Ada banyak hidangan, akan sangat menyenangkan untuk makan.” Kanak menghentikannya dan bilang “Putramu Viplav masih belum datang.” Viplav akhirnya datang tapi dia menolak untuk makan.
Nenek bilang pada Viplav “Aku membuat laddo ini dengan cinta, bukalah mulutmu!” Viplav berteriak dan bilang “Aku akan mandi.” Shambu hendak makan. Istrinya bilang “Apa kau tidak malu, kau makan saat
putranmu sendiri sedang lapar?” Shambu bilang “Aku hanya mencicipi rasa makanannya.”
Dhani bilang “Aku sudah mencoba dan berusaha keras untuk menghilangkan warnanya tapi warnanya tidak hilang dari sariku.” Bibinya bilang “Itu warna asli, itu tidak akan hilang.” Dulaari khawatir karena itu bisa menjadi pertanda buruk. Dhani bilang “Aku tidak memberikan persembahan pada seorang pria pemabuk itu dan kemudian aku menolak untuk mengambil persembahan yang dia bagikan lalu dia membalsku seperti ini. Aku mohon mengertilah ini!” Indrani bilang pada Dulaari “ Makanlah!” Dulaari berkata “Aku tidak ingin makan apapun.” Dhani berkata “Aku juga tidak lapar.” Indrani berkata “Tidak ada yang akan makan jika Dhani dan Dulaari tidak makan!”
Dhani bilang “Aku sudah mencoba dan berusaha keras untuk menghilangkan warnanya tapi warnanya tidak hilang dari sariku.” Bibinya bilang “Itu warna asli, itu tidak akan hilang.” Dulaari khawatir karena itu bisa menjadi pertanda buruk. Dhani bilang “Aku tidak memberikan persembahan pada seorang pria pemabuk itu dan kemudian aku menolak untuk mengambil persembahan yang dia bagikan lalu dia membalsku seperti ini. Aku mohon mengertilah ini!” Indrani bilang pada Dulaari “ Makanlah!” Dulaari berkata “Aku tidak ingin makan apapun.” Dhani berkata “Aku juga tidak lapar.” Indrani berkata “Tidak ada yang akan makan jika Dhani dan Dulaari tidak makan!”
Viplav kesal memikirkan penolakan Dhani
untuk mengambil persembahan yang ia bagikan. Kedua temannya datang ke sana. Salah satu teman bilang “Kau
tahu boss, Deepika Padukone/Deepu (artis terkenal) datang ke Banaras. Viplav menjadi begitu bersemangat. Temannya berkata “Dia akan tampil dalam perayaan kerajaan.” Viplav bersiap-siap. Ibu Viplav
memberi uang pada kedua temannya itu dan bilang “Kalaina jagalah Viplav!”
Dhani bilang pada Dulaari “Ibu, jangan membuat diri ibu lapar, ibu bisa menghukumku sebagai gantinya.” Dhani bilang pada Indrani “Bibi makanlah!” Dhani bilang “Kalian semua lapar karena aku.” Dulaari mendorong Dhani. Dhani terjatuh ke lantai dan terluka. Dulaari terkejut melihat putrinya itu terluka. Dulaari meminta maaf pada Dhani. Bibi Indrani bilang “Kalian berdua harus saling menyuapi.”
Lakshmi dan Rachna bilang “Pria itu tampan juga.” Laksmi
bertanya pada
Dhani “Apa kau senang saat pria itu melemparkan warna
padamu? Mungkin kau juga ingin memiliki
seseorang lagi dalam hidupmu, pria yang mencintaimu.” Dhani berkata “Dia itu monster, aku tidak akan pernah jatuh cinta
pada monster itu bahkan jika aku bukan seorang wanita yang ditinggal suami.”
Viplav dan kedua temannya tengah duduk santai di tempat terbuka. Mereka mengobrol di dekat api unggun. Viplav bilang “Kita akan bersenang-senang sepanjang malam ini, sebelum aku kembali ke Amerika.”
Pagi harinya, Dhani datang ke kuil. Dhani berdoa di dekat sungai Gangga. Viplav menatapnya dari kejauhan dan mengaguminya. Viplav tersenyum. Lagu Jeevan Ka Rang Hain Safed diputar.
Viplav membangunkan kedua temannya dan bilang “Hei bangun, lihat apa yang aku lihat!” Raj melihat Dhani dan membangunkan Pankaj.
Mereka bertiga melihat Dhani yang sedang berdoa di dekat sungan Gangga. Viplav bilang “Aku akan melakukan sesuatu sebelum aku pergi ke Amerika.” Viplav tersenyum. Kedua temannya mencoba
menghentikan Viplav.
Temannya bertanya “Apa yang akan kau lakukah?” Viplav bilang “Tidak akan seru
kalau kuberitahu.” Viplav pergi dengan sembunyi-sembunyi ke Dhani yang
sedang melakukan ritual puja. Diam-diam Viplav membuang air suci dalam pot Dhani yang akan dibawanya ke kuil dan menggantinya dengan alcohol yang dibawanya. Viplav berpikir “Ini akan
menjadi sangat menyenangkan sekarang.”
m
No comments:
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian