Episode kali ini
dimulai dengan adegan Chandra yang berkata pada Padmananda "Sekarang
giliranmu telah tiba". Padmananda berkata "Kumohon jangan bunuh aku
di depan putriku". Nandini masih meratapi kematian kakak-kakaknya. Chandra
melayangkan pedang ke arah Nand, Chanakya menyentuh bahunya. Chanakya berkata
"Baik Nand, pergilah jika kau bisa". Chandra merasa aneh. Padmanand
berjalan mendekati Nandini, dia melihat semua putranya mati mengenaskan, Nand
menutupi tubuh Nandini dengan dupatta, mereka berjalan bersama meninggalkan
tempat itu.
Chandra marah dan bertanya pada gurunya "Kenapa kau lakukan ini Acharya ini adalah waktu yang sangat tepat untuk membunuhnya". Chanakya berkata "Aku melakukan ini karena sebuah alasan besar, ikuti mereka tapi ingat ini dalam pikiran kalian dia tidak boleh tahu tentang itu".
Padmananda terus lari
bersama Nandini, Nandini terjatuh, Nand menggendongnya dengan kaki agak
pincang,
Nandni bertanya "Kemana kita akan pergi ayah?" Nanda berkata "Kita akan pergi ke tempat rahasiaku, di sana tempat semua kekayaan kita di sembunyikan dan dengan itu kita bisa menyerang Chandra lagi nanti."
Nandni bertanya "Kemana kita akan pergi ayah?" Nanda berkata "Kita akan pergi ke tempat rahasiaku, di sana tempat semua kekayaan kita di sembunyikan dan dengan itu kita bisa menyerang Chandra lagi nanti."
Padmananda dan Nandini
sampai di sebuah gua, Nanda berusaha mengangkat batu besar yang menutup pintu gua
kemudian membuka pintu gua itu dengan pisau kecil di tangannya. Mereka masuk ke
dalam gua rahasia, Nandini melihat sekelilingnya ada banyak barang-barang kuno
dan semua terbuat dari emas. Nanda menyalakan obor dan mengambil beberapa emas
batangan serta koin emas kemudian dia bungkus dengan kain, "Ini cukup
untuk saat ini, ayo pergi". Mereka membalikkan badan, dan nampak terkejut
melihat Chandra dan Chanakya sudah ada di depan mereka.
Nandni bertanya
"Bagaimana bisa tiba-tiba kau berada di depanku?" Dia melindungi
ayahnya, Nand menariknya ke belakang. Chanakya berkata "Kau harusnya berpikir
kenapa aku membiarkanmu pergi, ini adalah kekayaan Magadha dan bukan
milikmu". Nandini berusaha untuk maju ke depan namun Nand menghalangi
dengan tangannya.
Chandra perlahan maju
mendekati mereka. Nand berkata "Nandini pergilah dari sini!" Nandini
bilang "Tidak ayah aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian". Nanda
mendorong Nandini agar menjauh darinya tapi Nandini tidak mau pergi dan terus
berada di dekatnya. Nandini memeluk ayahnya dengan erat, begitu juga dengan
Nanda.
Chandra berjalan
sambil mengingat ketika Nanda mencambuknya di istana. Chandra bilang "Nand,
ingatlah setiap luka yang kau berikan padaku itu akan kembali padamu sekarang."
Chandra mendorong Nandini hingga terjatuh. Dia mencabik-cabik tubuh Nanda di depan
Nandini dengan pedang. Nanda merintih kesakitan. Nandini menjerit
"Tidakkkkkkkk….." Chanakya mengingat penghinaan Nanda terhadapnya.
Nandni menjerit "Kumohon berhenti, jangan lakukan itu padanya". Dia
menangis.
Padmananda terluka parah dan kemudian dia terjatuh ke tanah. Dia berkata pelan "Nandini maafkan aku, aku tidak bisa melindungimu lagi." Nanda menghembuskan nafas terakhirnya. Nandini melihat ayahnya mati di depan matanya. Chandra berusaha menyerangnya lagi namun Chanakya menghentikannya, "Berhenti Chandra, dia sudah mati." Nandini berteriak "Ayahhhhhhhh."
Nandini mendekati
ayahnya, dia menangis dan berteriak dalam kesakitan "Aku tidak bisa hidup
tanpamu ayah". Nandini berlari keluar, Chandra menyuruh prajurit
menangkapnya namun Nandini berhasil menyerang para prajurit itu, dia melarikan
diri dengan kuda. Setiap orang di istana menanti berita tentang perang. Pelayan
memberitahu bahwa Nandini sudah datang. Sunanda berkata "Dia sudah pasti
datang dengan membawa kabar baik".
Nandini masuk dengan
tubuh lemas dan wajah kusut. Avantika bertanya "Apa yang salah denganmu,
kenapa kau datang dengan keadaan seperti ini, mana yang lainnya?" Nandini
berkata lemah "Tidak ada yang masih hidup". Avantika bertanya "Apa
maksudmu, dimana ayah dan kakak-kakakmu Nandini, apa maksud perkataanmu.
Apaaaaa?" Nandini berteriak "Mereka tidak akan pernah kembali,
Chandragupta membunuh mereka semua , dia menghancurkan keluarga kita!"
Avantika terkejut dengan jawaban putrinya, dia terjatuh di lantai. Nandini
berkata "Ibu…..” Dia memeluk ibunya. Mereka menangis, begitu juga dengan
Sunanda. Gautami bertanya "Apakah kita juga akan dibunuh?" Sunanda
bilang "Kita harus sembunyi dari mereka". Avantika bilang "Itu
tidak mungkin."
Nandini bilang
"Kak Johar satu-satunya incaran dia yang tersisa". Chandragupta
sangat kejam, dia akan menghabisi kita semua. Tiba-tiba beberapa prajurit
menggedor pintu dengan keras. Avantika berkata "Kita harus menghadapi
mereka". Dia membuka pintu. Beberapa prajurit Yunani berada di depannya,
"Apa mau kalian?" tanya Avantika. Mereka menjawabb "Nandini".
Helena masuk ke dalam.
Avantika menghentikannya,
Helena mendorongnya. Dia masuk mendekati Nandini, ingatan tentang ucapan Maly
yang dulu menghinanya muncul kembali di kepalanya, dan dia berpikir Nandini
adalah penyebab semua itu terjadi. Helena menatap Nandini "Seorang putri
dalam keadaan seperti ini, Putri Magadha? Ini tidak adil apa yang terjadi
sungguh berubah begitu cepat untukmu".
Nandni bertanya "Helena, kau adalah temanku, kenapa
kau seperti ini, kenapa?" Helena bilang "Oh, teman??" Helena
berkata "Dandani dia seperti seorang pelayan, bawa dia dan bawa semua
wanita yang ada di sini, bawa mereka semua dari sini, beri mereka pakaian
layaknya seorang pelayan!"
Nandini memeluk
ibunya. Helena pergi dengan wajah marah. Chandra berjalan di istana Magadha,
semua prajurit menyambutnya. Moora merasakan kehadirannya. Kanika berkata
"Minumlah sedikit air, kau belum makan atau minum apapun sejak awal
peperangan". Moora bilang "Tidak, aku tidak mau minum sampai Chandra
datang dengan berita kemenangan".
Moora mendengar suara chandra
ketika dia baru lahir. Moora berdiri, dia berkata "Anakku ada
disini". Chandra berjalan ke penjara, Moora melihat dia berjalan ke arahnya, Kanika dan
juga Baba melihatnya. Mereka merasa senang. Moora mengingat hari di mana dia
meninggalkan Chandra untuk menyelamatkannya dari Nanda. Chandra terus berjalan
mendekati ibunya dengan penuh kerinduan. Dia membelai wajah kusut ibunya dn
memanggilnya ibu untuk pertama kalinya. Moora sangat terharu sambil menangis. Chandra
mengusap airmata dipipi ibunya. Dia berkata "Lihat ibu aku sudah
menuntaskan apa yang kau katakan, aku sudah membalaskan dendam ayah". Moora
pingsan, Chandra memeluknya.
Kanika memberi Chandra
segelas air. Kanika berkata "Moora, lihat lah anakmu sudah datang, dia ada
di sini, minumlah sedikit air, Nanda sudah tidak ada". Chandra membantu
ibunya untuk minum. Chandra bilang "Laki-laki musuh kita itu sudah
menyiksamu terlalu lama". Dia memeluk ibunya dengan tangisan. (Aku ikut
nangis lagi….)
Moora bilang "Anakku ada di sini, aku tahu kau akan datang." Chandra
bilang "Aku di sini, dan Nanda sudah tidak ada." Kanika bertanya
"Chandra apa kau melupakan aku?" Chandra bilang "Kau adalah
ibuku juga." Semua ini terjadi karrna doamu juga aku bisa menang dari Padmananda. Baba bilang
"Maharaaaja Chandragupta kumohon maafkan aku." Chandra berkata
"Ayah aku di sini hanya karena kau mengizinkan aku pergi bersama
Acharya." Chandra memanggil pelayan "Bawalah ibu dan ayahku ke dalam
istana dan berikan mereka pelayanan yang khusus."
m
No comments:
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian