Episode kali ini
dimulai dengan Moora yang mengenakan pakaian seorang Ratu di istana. Dia
memanggil Chandra dan memintanya untuk bertemu dengan Chayya, Chaya datang
dengan senyum di wajahnya. Moora bilang "Chandra, dia adalah kakak
perempuanmu". Chaya berlari memeluk Chandra Aaku sangat beruntung
mempunyai saudara pemberani seperti dirimu". Chandra sangat bahagia
"Aku sempat merasa tidak punya keluarga dan hari ini aku bertemu dengan
salah satu orang yang kucintai, aku tidak bisa percaya ini." Dia terharu.
Moora berkata "Percayalah
semua ini, ini adalah masa yang baik bagi permulaan kita". Pelayan
memberitahu bahwa Chanakya mengundang semua orang untuk berkumpul di Sabha. Moora,
Chaya dan Chandra berjalan masuk. Semua orang bersorak untuk Ratu Moora. Moora
menatap Avantika. Avantika terlihat marah, dan semua keluarganya berpakaian
layaknya seorang budak.
Chandra bilang "Ibu, perkenalkan mereka adalah
menantumu, Helena dan Dhurdara". Moora merasa bahagia dan tidak percaya.
Dhuuur mendekati Moora, Helena merasa aneh namun ia mengikuti Dhuuur, mereka
meminta berkat di kaki Moora.
Chanakya berteriak
"Chandragupta Maurya adalah Raja baru Magadha." Semua bersorak
menyebut nama Chandra. "Hidup Yang Mulia Raja Magadha Chandragupta
Maurya……" Termasuk Johar, dia juga bersorak lugu untuk Chandra, "Raja
Magaaadhhha" Dia mengucapkannya berkali kali sambil tepuk tangan. Chandra
melihatnya, dia marah dan mengambil pedang. Nandini berdiri di depan Johar
untuk melindungi kakaknya, namun Chandra mendorongnya. Chandra menyeret Johar ke tengah-tengah. Dia
melayangkan pedang ke arahnya. Nandini menjerit "Tidaaakkkkkk……" Namun
Johar justru tertawa layaknya anak kecil yang tidak tau apa apa. Dia kembali
bersorak "Hidup Rajjaa Magaaadha".
Melihat tingkah
seperti itu Chandra berhenti, dia merasa aneh "Acharya, apa yang akan aku
lakukan sekarang, balas dendammu atau prinsip yang mana tidak membolehkan
membunuh seorang down syndrom?"
Tanya Chandra. Acharya bilang "Kau adalah Raja Magadha, pengetahuan, dan
budaya adalah sudut pandang yang sangat penting bagi martabat, dan ini
kualitasmu yang benar-benar membuatmu menjadi seorang Raja". Semua
bersorak untuk Chandra. Chanakya menyuruh prajurit membawa Johar ke tabib untuk
mulai mengobati kekurangannya agar mendapat kemajuan/kesembuhan. Semua
meninggalkan ruangan.
Helena mendekati
Avantika dan Nandini "Bawa Nandini ke penjara, dan bawa yang lainnya ke
Nazar Kaid " ucap Helena. Avantika menangis memanggil putrinya. Di
penjara, Helena mendatangi Nandini, "Kau melakukan kesalahan dengan
merebut cintaku Malyketu, jadi kau harus dipenjara di sini". Nandini
berkata "Helena aku tidak masalah berada di sini dan aku tidak pernah
mencintai Malyketu dan aku juga tidak pernah tahu akan cintamu terhadapnya, aku
merasa aneh mengapa kau berpikir seperti itu, aku melakukan sesuatu yang buruk
padamu??" Helena bilang "Aku ingin balas dendam, semua ini aku
lakukan karena Malyketu mengkhianatiku dan kau adalah alasan untuk itu".
Nandini berkata
"Aku merasa sangat buruk padamu, dan jika dengan kau menghukumku kau akan
merasa lebih baik, aku tidak akan menyangkal hukuman ini tapi kita adalah teman
dan kenapa kau tidak memberitahuku tentang Maly, aku bisa bicarakan itu dengan ayahku".
Helena mencengkeram wajahnya dan berteriak "Tutup mulutmu.... kau, aku
tidak mau memohon kepada siapa pun, kau akan menjadi budakku selama
hidupmu". Helena mendorong Nandini hingga terjatuh dan meninggalkannya. Nandini
menangis.
Chandra berjalan ke dalam ruangannya, pelayan menaburi bunga di atas kakinya. Dia menuju kamar mandi dan menyuruh para pelayan untuk pergi. Dia melihat wajahnya di bak pemandian. Dia merasa sangat aneh,
kemudian Chandra berjalan ke tempat tidurnya, "Yang Mulia, jika kau ingin sesuatu kami siap membantu......." tanya seorang pelayan namun Chandra menyuruhnya untuk pergi. Chandra mendekati ranjang tidurnya, "Ini adalah ruanganmu, Raja Magadha, seluruh istana ini adalah milikmu "Ucap Chanakya yang tiba tiba berada di ruangan itu.
Chandra berkata
"Tapi semua ini......," Chanakya bilang "Kau telah
memenangkannya". Chandra bilang “Semua ini,.... aku telah tumbuh di dalam
hutan dan aku merasa semua ini sangat aneh untukku," jawab Chandra. Chanakya
bilang "Sebab kau selalu di sini dengan sebuah tugas dan sekarang kau di sini
sebagai seorang raja, jadi kau merasa seperti itu, tapi kebenarannya ini adalah
hasil jika kau bekerja keras dan secepatnya kau akan menjadi Raja dan belajar
untuk hidup seperti ini".
Chandra tidur dengan
Dhurdara. Nandini menangis di penjara meraapi kematian ayahnya tercintanya, Chandra
mendengar suara berisik dan berusaha untuk mencari dimana sumber suara itu.
"Suara tangisan ini membuatku hatiku tidak nyaman," ucap Chandra. Nandini
memanggil ayahnya "Yang Mulia ayah mengapa kau meninggalkan aku sendirian,
mengapa... mengapa...?" Chandra menatap dan menghampirinya.
Nandini melihat
Chandra. Dia mengingat kematian kakak-kakaknya dan ayahnya. Nandini berdiri ke
arah Chandra "Aku mohon padamu, bunuhlah aku, kau membunuh kakak-kakakku,
kau membunuh ayahku, tolong kabulkan keinginanku bunuh aku, hidupku sudah tidak
berarti lagi, tolong bunuh aku aku mohon kepadamu."
Nandni memohon di kaki Chandra "Kirim aku kepada ayahku….." Chandra berjalan mundur. Dia mengambil air dari dalam kendi dan menawarkannya pada Nandini. Nandini marah "Aku ingin mati, tolong bunuh aku, aku ingin bertemu dengan ayahku". Dia terus menangis. Dia menyentuh kaki Chandra. Chandra mundur dan dia melempar gelas, dia merasa buruk sekali, dia pergi meninggalkan Nandini yang masih menangis.
Nandni memohon di kaki Chandra "Kirim aku kepada ayahku….." Chandra berjalan mundur. Dia mengambil air dari dalam kendi dan menawarkannya pada Nandini. Nandini marah "Aku ingin mati, tolong bunuh aku, aku ingin bertemu dengan ayahku". Dia terus menangis. Dia menyentuh kaki Chandra. Chandra mundur dan dia melempar gelas, dia merasa buruk sekali, dia pergi meninggalkan Nandini yang masih menangis.
Dhurdara gelisah di dalam
kamar, dia menunggu Chandra. Chandra masuk ke dalam dan kelihatan cemas,
"Apa yang terjadi padamu?" tanya Dhuuuur. Chandra bilang "Aku
selalu melihat ayahku memukul ibuku dan itu membuatku sangat sakit ketika ibu
menangis, dan hari ini ketika aku melihat Nandini menangis meratapi kematian
kakak-kakaknya dan ayahnya, sekarang dia ingin membunuh dirinya". Chandra
mengeluarkan air mata. Dhuuuur menyentuh air mata di pipi Chandra dan bilang,
"Kau mengeluarkan air mata Chandra?" Chandra bilang "Air mata dari mataku???" Dhuuur berkata "Aku
tidak pernah melihat air mata di matamu dan rasa sakit itu ada di matamu,
terimalah dia Chandra, nikahilah dia." (Emang Si Dhuur ini orangnya
kelewat baik & pengertian)
Chandra bilang "Tidak,dia
harus menghadapi konsekuensi dari perbuatan kakak dan ayahnya."
Dhuurr bilang "Chandra terimalah
keadaan ini, ini simbol dari peri kemausiaan dan Raja yang telah mati juga
mempunyai hak untuk itu," bujuk Dhurdara. Chandra bilang "Tidak
Dhurdara!" Dhurdara memikirkan keadaan Nandini .
No comments:
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian