Episode kali ini
dimulai dengan adegan dalam kamar, seorang tabib sedang mengobati luka-luka
Chandra karena serangan licik dari Malayketu, Chanakya, Helena dan Dhurdara
juga berada disana. Chandra tak sadarkan diri. Tabib berkata "Jika dia
tidak sadar sampai malam nanti ini akan sangat buruk." Helena dan Dhurdara
merasa sangat cemas.
Tiba tiba Chandra
membuka matanya. Dia melihat Helena dan Dhurdara kemudian dia pingsan lagi. Helena
dan Dhuur tambah khawatir dengan keadaan Chandra. Helena bertanya pada tabib
"Apa yang terjadi dengannya?" Tabib menggelengkan kepala "Dia
benar-benar sedang lemah, berdo'alah saja untuknya, dan semoga dia cepat keluar
dari keadaannya saat ini". Chanakya mengusap kepala Chandra. Chanakya,
Helena dan Dhurdara terus menemani Chandra. Helena mengusap telapak tangan
Chandra diikuti oleh Dhurdara.
Di penjara, Moora
mendengar Chandra memanggil namanya. Nama Chandragupta yang dia ukir di atas batu
tertutup oleh debu, Moora berusaha membersihkannya dan menutup nama itu dengan
badannya. Dia merasakan rasa sakit yang dirasakan oleh Chandra. Moora berkata
"Tidaaak, Tuhan jaga anakku dan lindungi dia dari semua
musuh-musuhnya". Moora menangis .
Keesokan hari, Helena
dan Dhurdara nampak terlelap di samping Chandra, Chandra membuka matanya dia
merintih meminta minum. Dhurdara dan Helena terbangun dan segera membantu
Chandra untuk duduk dan memberinya minum. Chanakya datang dan dia bertanya
"Chandra bagaimana keadaanmu, apa yang kau rasakan, aku harap kau baik
baik saja karena hari ini adalah hari kemenangan kita". Chandra bilang
"Ya Acharya dan hari ini adalah pembebasan ibuku juga". Dhuuur dan
Helena tersenyum meyakinkan.
Perang dimulai
kembali. Padmananda dan Malyketu melihat Chandra kembali berperang, dan
menyerang prajurit-prajuritnya. Padmanand berkata "Amarthya, pasukanku
sudah melemah sekarang begitu juga dengan pasukan Malyketu". Padmananda
menyuruh ke 9 putranya untuk menyerang Chandra. Putra putra Nanda merasa takut
untuk maju.
Chandra menyerang
mereka semua, mereka kalah. Nanda bilang "Jangan menyerah, serang dia,
bunuh dia".
Semua putra Nanda melarikan diri. Chandra berkata "Kau sebagai penyerang majulah lawan aku Prajurit jangan lepaskan mereka, serang mereka semua.".
Semua putra Nanda melarikan diri. Chandra berkata "Kau sebagai penyerang majulah lawan aku Prajurit jangan lepaskan mereka, serang mereka semua.".
Amarthya berkata pada
pasukannya "Jangan mundur, maju dan serang mereka". Dua orang
panglima perang merasa ketakutan, dengan ragu mereka melarikan diri dari
Chandra. Nanda berkata " Malyketu, serang dia, bunuh dia ". Maly berkata
"Kita harus lari dari sini, kita tidak punya pasukan lagi." Amarthya
berkata "Dia benar Yang Mulia". Padmananda bilang "Baik, aku
akan pergi ketempat rahasia kita. Bawa Nandini ke sana".
Mereka bertiga melarikan diri. Chandra mengejar mereka, dia melempar belati ke arah Maly. Belati mengenai punggung Maly, Maly terjatuh dari kudanya. Helena melihat semua itu.
Mereka bertiga melarikan diri. Chandra mengejar mereka, dia melempar belati ke arah Maly. Belati mengenai punggung Maly, Maly terjatuh dari kudanya. Helena melihat semua itu.
Malyketu bertarung
dengan Chandra, Chandra memukul dadanya dan berkata "Kau, kau menyerangku
dengan cara seperti ini juga." Chandra memukulnya lagi "Kau, yang
telah menistakan sekolah kita dan Guruku Acharya." Chandra menghajarnya, "Dan
kau juga yang telah menghina Helena". Chandra menghajarnya hingga terjatuh
ketanah. Helena merasa sangat puas.
Chandra memanggil
Helena, "Helena...... di sini Malyketu akan berada di kakimu, dan lakukan
apapun yang ingin kau lakukan." Dia mendorong Malyketu ke kaki Helena. Helena
mengarahkan pedang ke lehernya, dia mengingat ucapan Maly ketika Chandra
diserang olehnya. Helena marah. Helena berkata "Apa yang kau rasakan Mala,
ketika kau berada di kakiku sekarang?" Maly bilang "Aku masih
mencintaimu, aku hanya merasa takut dengan Padmananda, maafkan aku, aku akan menikahimu,
kau akan menjadi satu-satunya ratuku."
Helena berkata "Chandra,
wakili aku untuk melenyapkan lelaki pengecut ini". Chandra mengarahkan
pedangnya. Maly bilang "Jika kau melenyapkan akum aka kau tidak akan
menemukan Padmananda, aku akan membantumu, dia berada di belakang gunung dekat
sungai, sekarang biarkan aku pergi Helena." Helena berkata "Chandra
aku berubah pikiran, kau pergilah bunuh Padmananda, aku akan membunuh Maly
dengan tangannku sendiri".
Dari jauh Nandini
memperhatikan mereka bertiga, dia terkejut karena Malyketu menghkianati
ayahnya. Chandra melempar pedang ke tangan Helena kemudian dia pergi. Helena
melayangkan pedanag ke arah Maly, namun Maly menaburkan debu ke wajah Helena.
Dia melarikan diri. Padmananda mondar-mandir di tempat persembunyiannya, dia
marah menendang kendi-kendi yang ada disana. "Dimana Amarthya, seharusnya
dia sudah membawa Nandni sekarang". Nanda mendengar suara orang datang,
dia mengira itu adalah Nandini, dia membuka pintu, dia terkejut karena Chandra
sudah berdiri di depannya. Chandra berkata "Lihatlah Nand, kematianmu
sudah berdiri di depanmu ". Dia menarik Nand keluar, dia menyerang Nand
dari mulai tangan dan kakinya, Nanda terjatuh.
Chandra berkata
"Siapa yang akan datang untuk menyelamatkanmu, putra putramu dan pasukanmu
sudah melarikan diri, Malyketu juga yang memberitahuku tentang tempat ini,
tidak ada satu orangpun yang akan datang, aku akan membunuhmu Nand". Chandra
hendak menyerang dengan pedang, tiba-tiba ada seseorang menghalau pedangnya.
Chandra marah dan menoleh ternyata dia Nandini.
Nandini berkata "Kekuatannya adalah kekuatan putrinya, dia masih hidup untuk berperang demi kemuliaannya". Chandra berkata "Aku sudah memperingatkanmu untuk menjauh dariku, aku tidak bisa menyerang wanita." Nandini berkata "Aku tidak akan mundur setelah semua yang terjadi. Nandini menyerang Candra, mereka terlibat pertarungan pedang. Nand berteriak "Pergi Nandniiiiiiiiiii."
Nandini berkata "Kekuatannya adalah kekuatan putrinya, dia masih hidup untuk berperang demi kemuliaannya". Chandra berkata "Aku sudah memperingatkanmu untuk menjauh dariku, aku tidak bisa menyerang wanita." Nandini berkata "Aku tidak akan mundur setelah semua yang terjadi. Nandini menyerang Candra, mereka terlibat pertarungan pedang. Nand berteriak "Pergi Nandniiiiiiiiiii."
Nandini berkata
"Tidak ayah, aku tidak akan menyerah setelah semua yang terjadi".
Chandra melempar dupatta Nandini dengan pedang, dia juga menjatuhkan pedang di tangan
Nandini, Chandra mendorongnya hingga terjatuh. Nand berteriak
"Nandniiiiiiiiiiiiiiii....." Chandra berkata "Padmananda,
kematianmu di sini".
Chandra melayangkan pedangnya. Nandini menjerit "Tidaaakkkkkkkkk...."
Chandra melayangkan pedangnya. Nandini menjerit "Tidaaakkkkkkkkk...."
Chanakya datang
"Hentikan Chandra." Chandra, Padmanand, dan Nandini menoleh ke arahnya.
Chanakya dan Padmananda mengingat kejadian di antara mereka pada waktu silam. Chanakya
berkata "Rambut ini mengingatkan aku tentang penghinaanku dan dengan
kematianmu dendamku akan terbalaskan, ini semua untuk ibu pertiwi siapapun yang
mempunyai anak yang masih kau nistakan hingga sekarang tapi aku tidak mau ini
selesai begitu cepat, sangat mudah untuk mendapatkan putra-putranya."
Nanda berkata "Lepaskan
mereka, masalahmu denganku". Chandra tersenyum. Chanakya berkata
"Lenyapkan putra-putranya Chandra!" Chandra bilang "Seperti yang
kau katakan Acharya, lihatlah Nand, aku pernah mengingatkanmu kau akan membayar
setiap rasa sakit yang ibuku rasakan dan juga untuk kematian ayahku".
Nandini berteriak "Tidaaaakkkkkkkk, jangan!!!"
Nandini berteriak "Tidaaaakkkkkkkk, jangan!!!"
Chandra berkata
"Lihatlah Nand, lihat dengan matamu sendiri". Chandra mendekati
mereka, mereka nampak mundur ketakutan. Chandra menebas leher mereka secara
serentak. (Aih sadis banget, tapi adegannya tidak diperlihatkan jelas). Padmananda
dan Nandini menjerit "Tidaaaaaaaak……." Nandini menangis dan berlari
ke arah mereka, "Kakakkkkkkkk…."
Chandra
berjalan kembali ke arah Padmananda, "Sekarang kau yang terakhir". Nanda
bilang "Kumohon jangan bunuh aku di depan putriku". Chandra
melayangkan pedangnya.