Episode dimulai dengan adegan di sebuah ruangan
di mana pernikahan Chandra dan Dhurdara tengah berlangsung, Chanakya mencurigai
penyamaran Nandini, ia mendekatinya namun Nandini sudah kabur duluan. Dhurdara
dan Chandra akhirnya resmi menjadi suami istri.
Di istana Magadh, Nand berkata pada Nandini
"Kau tidak seharusnya melakukan itu, aku sangat khawatir denganmu." Nandini,
"Aku baik baik saja, tapi aku mendapatkan berita kalau Chandra menikah
lagi untuk mendapat bantuan politik." Amarthya bertanya "Siapa
dia?" Nandini bilang “Aku tidak
tahu". Nand bilang "Ngomong ngomong dia sudah kalah dua kali dan
untuk kali ini dia juga akan kalah lagi". Amarthya berkata "Tapi kali
ini kupikir kita harus ganti rencana kita, karena aku bisa melihat perang kali
ini akan lebih besar dari sebelumnya".
Dhurdara masuk kedalam kamar pengantin dengan
bahagia, tiba-tiba dia terkejut melihat Helena duduk di sana,
"Kau sudah membantu Chandra dan pasukan
kami tapi dia hanya milikku." Dhuur berkata "Chandra adalah milikmu,
kami hanya berteman, percayalah padaku". Dia ketakutan. Helena bilang
"Itu akan menjadi sangat bagusssss". Helena kemudian pergi dari
ruangan itu.
Pelayan masuk ke kamar Dhurdara, mereka tertawa
melihat Dhuur tersenyum-senyum sendiri di atas tempat tidur. Mereka merapihkan
pakaian Dhuur, dan mnyuruhnya untuk duduk di atas tempat tidur layaknya seorang
pengantin. Chandra masuk ke dalam, dan dia shock melihat Dhuuur berada di kamarnya,
dia menjadi salah tingkah, dan berkata dalam hati "Apa yang akan aku
lakukan sekarang?"
Chandra berjalan ke arah Dhurdara dan duduk di
sampingnya. Chandra "kenapa kau duduk seperti itu?" Dhuur menjawab
"Pelayan menyuruhku untuk duduk seperti ini". Chandra bilang "Bukalah
dupattamu aku tidak bisa melihatmu dan bicara padamu seperti ini." Dhuuur
membuka dupattanya. Dia berdiri dan mengambil gelas berisi susu untuk Chandra.
Chandra bertanya "Kenapa kau bersikap
seperti ini?" Dhuuur bilang "Kau adalah suamiku sekarang dan aku harus
bersikap seperti ini padamu". Chandra bingung, begitupun dengan Dhurdara.
Mereka merasa canggung satu sama lain. Chandra bilang "Baik, dan lakukan
perintahku kau pergilah tidur aku akan datang nanti". Dhuuur bilang
"Baik, seperti yang kau katakan". Chandra berkata "Cukup,
berhenti bertingkah seperti ini, kau adalah temanku." Dhuur bilang "Semua
orang memintaku untuk bersikap seperti ini, aku tidak tahu apa yang harus aku
lakukan".
Chandra bertanya pada Dhuur "Kenapa kau
mau menikah denganku?" Dhurdara panic. Chandra bilang "Santai saja,
duduklah, kau adalah temanku dan akan selalu seperti itu tolong jangn bersikap
seperti ini, kita tidak perlu merubah hubungan kita". Dhuuur bilang
"Itu sperti sebuah keringanan untukku".
Chandra berkata "Kemari, ayo bermain
denganku". Chandra mengeluarkan lima buah kerang dari tangannya, mereka
bermain bola bekel dan lompat lompatan dengan gembira. (Aduh, Bang Chandra
pikir mereka itu masih anak kecil apa???)
Dhuur bilang "Jangan katakan pada Helena
tentang ini, aku sangat takut padanya". Chandra bilang "Jangan takut,
dia wanita yang baik". Dhuuur bilang "Aku tidak tahu aku takut
sekali, kau pergilah padanya aku tidak menginginkanmu". Chandra bilang
"Baiklah, tapi ingat jangan bersikap seperti seorang istri lagi, sekarang
tidurlah." Chandra mengelus kepalanya dan pergi sambil tersenyum.
Chanakya berkata "Chandra, Bhanugupta
sudah mengirim semua uang yang kita butuhkan." Chandra berkata "Bagus,
sekarang Padmanand harus khawatir dengan semua ini". Chandra dan Nand
sudah siap untuk berperang,
Adegan bergeser ke istana Magadh. Nand berkata
"Chandra sudah mengancam putriku dengan berkata dia akan membunuhku tapi
dia tidak punya kesempatan karena kematian sudah menunggunya".
Chandra berkata "Ini akan sangat sulit
untuk mendapatkan Padmanand, pasukannya akan sangat ketat dan dia akan tertutupi
oleh banyak sekali prajurit". Nandini melakukan aarti pada Padmanand dan
kakak-kakaknya, kemudian Malyketu datang namun Nandini menyuruh ibunya untuk
melakukan aarti pda Malyketu dan bilang "Aku akan cepat kembali". Malyketu
marah.
Chanakya mendiskusikan rencana perang mereka, Bhanugupta
datang untuk melihat mereka. Dia membawa Kepala Panditji masuk keruangan itu. Bhanugupta
berkata "Setelah tahu tentang Chandra, dia di sini untuk membantu
kita". Kepala Panditji berkata "Ayahmu adalah orang yang snagat baik,
dia sudah seperti ayah bagi tanah air, kau adalah raja kami dan seluruh
Piplivan bersamamu ". Helena tersenyum.
Nandini menyamar sebagai pelayan, dia menyelinap
masuk kedalam gerobak. Nand berkata "Hari ini kita akan mengakhiri Chandra
dan melanjutkan peperangan". Dhurdara melakukan Aarti pada Helena dan Chandra.
Dhuur bilang "Aku selalu khawatir padamu tapi aku tahu kau sangat jenius
dan aku akan berdo'a untuk kemenanganmu". Helena bersemangat dan berkata
"Kemenangan adalah milik kita semua". Chandra menatap Dhurdara yang
sedang mengkhawatirkan dirinya, dia membelai kepala Dhuuur sambil berkata
"Aku akan kembali sebagai Raja Chandragupta Maurya". (Aduh so sweet
abang ini….)
Pelayan melihat Nandini tertidur di sebuah
kereta, prajurit memberitahu tentang itu pada Nand. Nand pergi menemui Nandini
"Apa yang kau lakukan di sini, kau tidak seharusnya berada di sini, aku
akan menyuruh prajurit mengantarmu ke istana". Nandini bilang "Aku
tidak mau pergi kemana-mana, aku hanya ingin di sini bersamamu, ini untuk
kedamaian hatiku, aku menerima pernikahan ini hanya untuk kebahagiaanmu, tolong
ijinkan aku disini bersamamu". Nand bilang "Baik tapi kau tidak boleh
ikut ke medan perang".
Nandini dikamarnya, dia merasa ada seseorang
mendekatinya, dia mengambil belati dan hendak menyerangnya. Ternyata dia adalah
Malyketu. Nandini berkata "Maaf aku tidak tahu itu kau". Maly bilang
"Aku suka ini, kau seperti kucing liar tapi kucing terlihat begitu baik
karena dia dipelihara". Maly duduk di samping Nandini dan itu membuat Nandini
merasa sangat tidak nyaman. Maly berkata lagi "Kau tahu hasil dari
peperangan ini bergantung padaku, jadi aku ingin sesuatu ketika aku
kembali". Nanndi bertanya "Apa yang kau mau?" Maly bilang
"Kau! maksudku kau mau menikah denganku tapi tidak sepenuh hatimu, dan aku
ingin kita menikah dengan sepenuh jiwa dan ragamu".
Nandini mengontrol emosinya. Dia berkata
"Ayahku membutuhkan dukunganmu, dan apapun demi ayahku aku akan
menerimanya". Malay berkata "Baguuuss, kemenangan akan menjadi milik
kita". Dia pergi.
Helena dan Chandra sudah siap untuk berperang,
Chandra menatap dengan mata penuh kemarahan dan api balas dendam, pasukan
Magadh telah tiba di medan perang.
No comments:
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian