Tuesday, December 20, 2016

Tujuh Perusahaan Minyak Penguasa Dunia




Judul               : The Seven Sisters
Penulis             : Anthony Sampson
Penerbit           : Change
Cetakan           : Pertama, Januari 2016                                      
Tebal               : 642 Halaman
ISBN               : 978-602-372-050-7

      BUKU berjudul The Seven Sisters ini mengupas tentang tujuh perusahaan minyak raksasa yang merajai dunia. Seven Sisters sebenarnya merupakan julukan yang disematkan untuk kartel minyak yang terdiri dari tujuh perusahaan, yakni Gulf, Texaco, Mobil, dan Socal (Chevron) dari Amerika, serta Shell dan BP dari Eropa.
      Industri minyak tumbuh satu abad yang lalu di Pennsylvania, Amerika Serikat dimulai dari tangan seorang pemuda bernama Rockefeller. Pada usia 26 tahun ia sudah membeli kendali atas sebuah bisnis kilang di Cleveland. Dia sudah memahami fakta-fakta penting industri baru ini, dan dia memiliki kemampuan melakukan analisis yang dingin yang kelak menjadi ciri semua taipan minyak besar.
     Rockefeller sadar bahwa satu-satunya cara untuk merajai industri ini bukanlah dengan memproduksi minyak melainkan dengan memurnikan dan mendistribusikannya, dan menjegal saingansaingannya dengan transportasi yang lebih murah (hal 44). Melalui Standard Oil Company yang didirikannya, Rockefeller berhasil menguasai sepersepuluh industri minyak di Amerika dengan modal satu juta dolar pada tahun 1870.
      Pada 1883, Rockefeller membentuk Standar Oil Trust yang berskala benua. Melalui siasat berupa sebuah trust yang memegang saham dalam setiap perusahaan komponen, ia mampu menghindari hukum yang pada masa itu melarang satu perusahaan di satu negara bagian memiliki saham di negara bagian lain. Selain itu, Rockefeller juga mengendalikan sebuah korporasi unik dalam sejarah dunia. Korporasi ini nyaris tak tersentuh oleh Pemerintah Federal di Washington yang kekuasaan regulatorisnya masih minimal. Dengan suap dan tawar-menawar, korporasi ini mendapat ‘’teman’’di setiap badan legislatif dan setiap pengacara siap membela posisinya.
      Seiring berjalannya waktu, Standar Oil berkembang menjadi lima perusahaan. Kelimanya adalah Exxon, Gulf, Texaco, Mobil, dan Socal. Exxon merupakan yang terbesar dari semuanya dan telah berhasil mempertahankan posisinya sebagai perusahaan minyak terbesar di dunia selama 60 tahun. Sementara Mobil menjadi yang terkecil dan juga selalu haus akan minyak mentah, suatu kombinasi yang kelak memberi perusahaan ini keberingasan khusus.
    Pada 1914, kelima perusahaan Amerika ini (dengan pengecualian Mobil) masing-masing sudah memiliki identitas dan karakter yang akan bertahan selama enam dasawarsa berikutnya. Mereka tumbuh dengan kecepatan yang mencengangkan, mula-mula di Pennsylvania, lalu di Texas, untuk menetapkan kekuasaan dan birokrasi masingmasing seperti menandingi kekuasaan pemerintah.
      Saat kelima perusahaan Amerika ini sedang tumbuh dengan kecepatan yang mencengangkan, di Eropa tumbuh dua perusahaan minyak yang telah menguasai pasokan dari sisi lain dunia, yang mulai terlibat konflik dengan orang-orang Amerika.
    Persaingan sengit antarperusahaan Amerika dengan kedua saudari dari Eropa ini pun terjadi. Standar Oil berusaha menegaskan kembali monopolinya di arena global. Berbagai cara dilakukan mulai dengan menurunkan harga minyak dunia sehingga terjadilah perang harga. Saat terjadi perang harga ini, satu perusahaan minyak kecil lain mampu bertahan. Perusahaan yang mampu bertahan dalam perang harga ini adalah badan usaha Belanda yang beroperasi di Hindia Timur yang menyebut dirinya Royal Dutch.

Garis Merah
       Pada akhirnya terjadi kesepakatan garis merah yang mengatur pembagian minyak antara perusahaan Amerika, Inggris, dan Belanda. Kelima saudari dari Amerika yang dipimpin Exxon mendapat bagian 23,7 persen minyak di Timur Tengah sementara sisanya adalah milik Inggris dan Belanda (halaman 133).
     Buku ini memberikan kisah yang otentik tentang berbagai negosiasi rahasia antara perusahaan minyak raksasa dunia dengan pemerintah, menggambarkan persaingan, penghianatan, dan persekongkolan dalam menguasai minyak dunia diantara negara-negara yang terlibat. Anthony Sampson telah menggali informasi menyangkut kiprah ketujuh perusahaan ini melalui berbagai dokumen, memo-memo panggilan pengadilan, dan kesaksian terperinci dari beberapa tokoh yang terkait sehingga membuat kisah The Seven Sisters tergambarkan dengan akurat dan adil. (Tanti Endarwati)


 Dimuat di Suara Merdeka Edisi 20 Desember 2016



n