Tuesday, May 10, 2016

Pribadi-pribadi Kreatif Penabur Harapan


 


Judul                : Penebar Harapan
Penulis             : Wisnu Prasetya Utomo dan Tim Kick Andy
Penerbit           : Bentang
Cetakan           : Pertama, Maret 2016                                        
Tebal               : x + 174 Halaman
ISBN               : 978-602-291-182-1 

     Di tengah marak korupsi, kasus kekerasan anak dan perempuan serta berbagai masalah bangsa, Indonesia masih memiliki sosok pahlawan yang peduli sesama. Di antaranya, Andri Rizki. Dia  kecewa melihat  pembocoran kunci jawaban Ujian Nasional (UN) yang dilakukan  para guru saat UN di SMP-nya. “Pendidikan adalah media membentuk karakter seseorang menjadi lebih baik. Apabila sejak bangku sekolah  sudah diajarkan demikian, bagaimana mereka nanti ketika memimpin negara. Itu yang saya pikirkan saat itu,” ungkap Rizki.
    Ia berinisiatif memprotes dan melaporkan kepada guru dan kepala sekolah. Namun, tidak ada respons. Guru malah memperingatkan  agar jangan mem-blow-up pembocoran kunci jawaban demi nama baik sekolah (halaman 4). Akibat krisis kepercayaannya pada institusi sekolah, setelah dua setengah bulan di SMA, Rizki memutuskan keluar. Hati nuraninya belum bisa menerima pengalaman di SMP. 
     Rizki mulai belajar mandiri. Bermodalkan penelusuran lewat Google, dia meriset sistem pendidikan ideal. Saking kerasnya memaksakan diri belajar mandiri, Rizki pernah depresi. Harapan tumbuh ketika dia melihat kesempatan melanjutkan kuliah dengan ijazah paket C. Rizki berhasil melalui ujian Kejar Paket C dengan nilai  9 di semua pelajaran.
      Rizki  melanjutkan ke  Fakultas Hukum UI. Ia merasa sistem pendidikan universitas lebih adil dari SMP dan SMA. Ia berhasil menjadi  juara di berbagai ajang kompetisi. Di antaranya, juara 2 mahasiswa berprestasi FHUI dan best speaker dalam kompetisi pemikiran ilmiah mahasiswa. 
   Pada tahun kedua kuliah, Rizki mendirikan program homeshooling Masjidschooling. Ia ingin berbagi dan melayani  pendidikan kepada anak-anak  putus sekolah. “Saya ingin jadi orang  bermanfaat di bidang pendidikan untuk mereka yang termarginalkan,” pungkas Rizki (halaman 20).
      Kemudian ada kisah Nani Zulminarni, seorang perempuan aktif di gerakan sosial perempuan.  Nani memiliki ide untuk mengganti istilah janda dengan sebutan “pekka” alias perempuan kepala keluarga. Istilah ini lebih positif dan menghargai kerja keras perempuan. Dia memperhatikan  janda-janda miskin yang tidak memiliki sumber daya dan keterampilan. “Kalau mau mengentaskan kemiskinan, perempuan-perempuan kepala rumah tangga ini juga mesti diurus,” tegas Nani (halaman 41). 
     Berikutnya  Poltak, sosok yang mampu menciptakan energi penerangan alternatif untuk menerangi daerah di tempat tinggalnya,  di Kabupaten Kayong Utara (pecahan Kab Ketapang),  Kalimantan Barat. Sebagai daerah yang relatif baru, krisis energi masih membelit wilayah ini. Akan tetapi, di tengah berbagai keterbatasan tersebut muncul inisiatif-inisiatif kecil untuk mampu menyediakan listrik seperti dikerjakan Poltak.
     Pria bernama asli Miswan Edi Susanto ini mampu menghasilkan listrik melalui microhydro dan picohydro  di Kayong Utara. “Cita-cita saya ingin membuatkan listrik untuk warga desa. Indonesia sudah merdeka, tapi ada sebagian warga belum merdeka dalam menikmati listrik” ujarnya (halaman 138). 
     Selain Rizki, Nani, dan Poltak masih ada lima peraih Kick Andy Heroes Award lain yang diulas dalam buku. Ulasan ini mau  menyadarkan pembaca bahwa masih ada pahlawan di sekeliling. Kedelapan sosok yang diulas dalam buku ini contohnya. Mereka adalah para penabur harapan di tengah karut-marut bangsa.
 

Diresensi Tanti Endarwati, lulusan Stikes Surya Global Yogyakarta


Dimuat di Koran Jakarta edisi 11 Mei 2016


h

No comments:

Post a Comment

Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian