Wednesday, February 14, 2018

Sinopsis Chandra Nandini Episode 26





Episode kali ini dimulai dengan Moora yang mengenakan pakaian seorang Ratu di istana. Dia memanggil Chandra dan memintanya untuk bertemu dengan Chayya, Chaya datang dengan senyum di wajahnya. Moora bilang "Chandra, dia adalah kakak perempuanmu". Chaya berlari memeluk Chandra Aaku sangat beruntung mempunyai saudara pemberani seperti dirimu". Chandra sangat bahagia "Aku sempat merasa tidak punya keluarga dan hari ini aku bertemu dengan salah satu orang yang kucintai, aku tidak bisa percaya ini." Dia terharu.

Moora berkata "Percayalah semua ini, ini adalah masa yang baik bagi permulaan kita". Pelayan memberitahu bahwa Chanakya mengundang semua orang untuk berkumpul di Sabha. Moora, Chaya dan Chandra berjalan masuk. Semua orang bersorak untuk Ratu Moora. Moora menatap Avantika. Avantika terlihat marah, dan semua keluarganya berpakaian layaknya seorang budak.

Chandra bilang  "Ibu, perkenalkan mereka adalah menantumu, Helena dan Dhurdara". Moora merasa bahagia dan tidak percaya. Dhuuur mendekati Moora, Helena merasa aneh namun ia mengikuti Dhuuur, mereka meminta berkat di kaki Moora.

Chanakya berteriak "Chandragupta Maurya adalah Raja baru Magadha." Semua bersorak menyebut nama Chandra. "Hidup Yang Mulia Raja Magadha Chandragupta Maurya……" Termasuk Johar, dia juga bersorak lugu untuk Chandra, "Raja Magaaadhhha" Dia mengucapkannya berkali kali sambil tepuk tangan. Chandra melihatnya, dia marah dan mengambil pedang. Nandini berdiri di depan Johar untuk melindungi kakaknya, namun Chandra mendorongnya. Chandra menyeret Johar ke tengah-tengah. Dia melayangkan pedang ke arahnya. Nandini menjerit "Tidaaakkkkkk……" Namun Johar justru tertawa layaknya anak kecil yang tidak tau apa apa. Dia kembali bersorak "Hidup Rajjaa Magaaadha".

Melihat tingkah seperti itu Chandra berhenti, dia merasa aneh "Acharya, apa yang akan aku lakukan sekarang, balas dendammu atau prinsip yang mana tidak membolehkan membunuh seorang  down syndrom?" Tanya Chandra. Acharya bilang "Kau adalah Raja Magadha, pengetahuan, dan budaya adalah sudut pandang yang sangat penting bagi martabat, dan ini kualitasmu yang benar-benar membuatmu menjadi seorang Raja". Semua bersorak untuk Chandra. Chanakya menyuruh prajurit membawa Johar ke tabib untuk mulai mengobati kekurangannya agar mendapat kemajuan/kesembuhan. Semua meninggalkan ruangan.

Helena mendekati Avantika dan Nandini "Bawa Nandini ke penjara, dan bawa yang lainnya ke Nazar Kaid " ucap Helena. Avantika menangis memanggil putrinya. Di penjara, Helena mendatangi Nandini, "Kau melakukan kesalahan dengan merebut cintaku Malyketu, jadi kau harus dipenjara di sini". Nandini berkata "Helena aku tidak masalah berada di sini dan aku tidak pernah mencintai Malyketu dan aku juga tidak pernah tahu akan cintamu terhadapnya, aku merasa aneh mengapa kau berpikir seperti itu, aku melakukan sesuatu yang buruk padamu??" Helena bilang "Aku ingin balas dendam, semua ini aku lakukan karena Malyketu mengkhianatiku dan kau adalah alasan untuk itu".

Nandini berkata "Aku merasa sangat buruk padamu, dan jika dengan kau menghukumku kau akan merasa lebih baik, aku tidak akan menyangkal hukuman ini tapi kita adalah teman dan kenapa kau tidak memberitahuku tentang Maly, aku bisa bicarakan itu dengan ayahku". Helena mencengkeram wajahnya dan berteriak "Tutup mulutmu.... kau, aku tidak mau memohon kepada siapa pun, kau akan menjadi budakku selama hidupmu". Helena mendorong Nandini hingga terjatuh dan meninggalkannya. Nandini menangis.

Chandra berjalan ke dalam ruangannya, pelayan menaburi bunga di atas kakinya. Dia menuju kamar mandi dan menyuruh para pelayan untuk pergi. Dia melihat wajahnya di bak pemandian. Dia merasa sangat aneh,
kemudian Chandra berjalan ke tempat tidurnya, "Yang Mulia, jika kau ingin sesuatu kami siap membantu......." tanya seorang pelayan namun Chandra menyuruhnya untuk pergi. Chandra mendekati ranjang tidurnya, "Ini adalah ruanganmu, Raja Magadha, seluruh istana ini adalah milikmu "Ucap Chanakya yang tiba tiba berada di ruangan itu.

Chandra berkata "Tapi semua ini......," Chanakya bilang "Kau telah memenangkannya". Chandra bilang “Semua ini,.... aku telah tumbuh di dalam hutan dan aku merasa semua ini sangat aneh untukku," jawab Chandra. Chanakya bilang "Sebab kau selalu di sini dengan sebuah tugas dan sekarang kau di sini sebagai seorang raja, jadi kau merasa seperti itu, tapi kebenarannya ini adalah hasil jika kau bekerja keras dan secepatnya kau akan menjadi Raja dan belajar untuk hidup seperti ini".

Chandra tidur dengan Dhurdara. Nandini menangis di penjara meraapi kematian ayahnya tercintanya, Chandra mendengar suara berisik dan berusaha untuk mencari dimana sumber suara itu. "Suara tangisan ini membuatku hatiku tidak nyaman," ucap Chandra. Nandini memanggil ayahnya "Yang Mulia ayah mengapa kau meninggalkan aku sendirian, mengapa... mengapa...?" Chandra menatap dan menghampirinya.

Nandini melihat Chandra. Dia mengingat kematian kakak-kakaknya dan ayahnya. Nandini berdiri ke arah Chandra "Aku mohon padamu, bunuhlah aku, kau membunuh kakak-kakakku, kau membunuh ayahku, tolong kabulkan keinginanku bunuh aku, hidupku sudah tidak berarti lagi, tolong bunuh aku aku mohon kepadamu."
Nandni memohon di kaki Chandra "Kirim aku kepada ayahku….." Chandra berjalan mundur. Dia mengambil air dari dalam kendi dan menawarkannya pada Nandini. Nandini marah "Aku ingin mati, tolong bunuh aku, aku ingin bertemu dengan ayahku". Dia terus menangis. Dia menyentuh kaki Chandra. Chandra mundur dan dia melempar gelas, dia merasa buruk sekali, dia pergi meninggalkan Nandini yang masih menangis.

Dhurdara gelisah di dalam kamar, dia menunggu Chandra. Chandra masuk ke dalam dan kelihatan cemas, "Apa yang terjadi padamu?" tanya Dhuuuur. Chandra bilang "Aku selalu melihat ayahku memukul ibuku dan itu membuatku sangat sakit ketika ibu menangis, dan hari ini ketika aku melihat Nandini menangis meratapi kematian kakak-kakaknya dan ayahnya, sekarang dia ingin membunuh dirinya". Chandra mengeluarkan air mata. Dhuuuur menyentuh air mata di pipi Chandra dan bilang, "Kau mengeluarkan air mata Chandra?" Chandra bilang "Air mata dari mataku???" Dhuuur berkata "Aku tidak pernah melihat air mata di matamu dan rasa sakit itu ada di matamu, terimalah dia Chandra, nikahilah dia." (Emang Si Dhuur ini orangnya kelewat baik & pengertian)

Chandra bilang "Tidak,dia harus menghadapi konsekuensi dari perbuatan kakak dan ayahnya." Dhuurr  bilang "Chandra terimalah keadaan ini, ini simbol dari peri kemausiaan dan Raja yang telah mati juga mempunyai hak untuk itu," bujuk Dhurdara. Chandra bilang "Tidak Dhurdara!" Dhurdara memikirkan keadaan Nandini .


No comments:

Post a Comment

Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian