Wednesday, February 14, 2018

Sinopsis Chandra Nandini Episode 25 (Kematian Padmananda di Depan Nandini)





Episode kali ini dimulai dengan adegan Chandra yang berkata pada Padmananda "Sekarang giliranmu telah tiba". Padmananda berkata "Kumohon jangan bunuh aku di depan putriku". Nandini masih meratapi kematian kakak-kakaknya. Chandra melayangkan pedang ke arah Nand, Chanakya menyentuh bahunya. Chanakya berkata "Baik Nand, pergilah jika kau bisa". Chandra merasa aneh. Padmanand berjalan mendekati Nandini, dia melihat semua putranya mati mengenaskan, Nand menutupi tubuh Nandini dengan dupatta, mereka berjalan bersama meninggalkan tempat itu.

Chandra marah dan bertanya pada gurunya "Kenapa kau lakukan ini Acharya ini adalah waktu yang sangat tepat untuk membunuhnya". Chanakya berkata "Aku melakukan ini karena sebuah alasan besar, ikuti mereka tapi ingat ini dalam pikiran kalian dia tidak boleh tahu tentang itu".

Padmananda terus lari bersama Nandini, Nandini terjatuh, Nand menggendongnya dengan kaki agak pincang,
Nandni bertanya "Kemana kita akan pergi ayah?" Nanda berkata "Kita akan pergi ke tempat rahasiaku, di sana tempat semua kekayaan kita di sembunyikan dan dengan itu kita bisa menyerang Chandra lagi nanti."

Padmananda dan Nandini sampai di sebuah gua, Nanda berusaha mengangkat batu besar yang menutup pintu gua kemudian membuka pintu gua itu dengan pisau kecil di tangannya. Mereka masuk ke dalam gua rahasia, Nandini melihat sekelilingnya ada banyak barang-barang kuno dan semua terbuat dari emas. Nanda menyalakan obor dan mengambil beberapa emas batangan serta koin emas kemudian dia bungkus dengan kain, "Ini cukup untuk saat ini, ayo pergi". Mereka membalikkan badan, dan nampak terkejut melihat Chandra dan Chanakya sudah ada di depan mereka.

Nandni bertanya "Bagaimana bisa tiba-tiba kau berada di depanku?" Dia melindungi ayahnya, Nand menariknya ke belakang. Chanakya berkata "Kau harusnya berpikir kenapa aku membiarkanmu pergi, ini adalah kekayaan Magadha dan bukan milikmu". Nandini berusaha untuk maju ke depan namun Nand menghalangi dengan tangannya.

Chandra perlahan maju mendekati mereka. Nand berkata "Nandini pergilah dari sini!" Nandini bilang "Tidak ayah aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian". Nanda mendorong Nandini agar menjauh darinya tapi Nandini tidak mau pergi dan terus berada di dekatnya. Nandini memeluk ayahnya dengan erat, begitu juga dengan Nanda.

Chandra berjalan sambil mengingat ketika Nanda mencambuknya di istana. Chandra bilang "Nand, ingatlah setiap luka yang kau berikan padaku itu akan kembali padamu sekarang." Chandra mendorong Nandini hingga terjatuh. Dia mencabik-cabik tubuh Nanda di depan Nandini dengan pedang. Nanda merintih kesakitan. Nandini menjerit "Tidakkkkkkkk….." Chanakya mengingat penghinaan Nanda terhadapnya. Nandni menjerit "Kumohon berhenti, jangan lakukan itu padanya". Dia menangis.

Padmananda terluka parah dan kemudian dia terjatuh ke tanah. Dia berkata pelan "Nandini maafkan aku, aku tidak bisa melindungimu lagi." Nanda menghembuskan nafas terakhirnya. Nandini melihat ayahnya mati di depan matanya. Chandra berusaha menyerangnya lagi namun Chanakya menghentikannya, "Berhenti Chandra, dia sudah mati." Nandini berteriak "Ayahhhhhhhh."

Nandini mendekati ayahnya, dia menangis dan berteriak dalam kesakitan "Aku tidak bisa hidup tanpamu ayah". Nandini berlari keluar, Chandra menyuruh prajurit menangkapnya namun Nandini berhasil menyerang para prajurit itu, dia melarikan diri dengan kuda. Setiap orang di istana menanti berita tentang perang. Pelayan memberitahu bahwa Nandini sudah datang. Sunanda berkata "Dia sudah pasti datang dengan membawa kabar baik".

Nandini masuk dengan tubuh lemas dan wajah kusut. Avantika bertanya "Apa yang salah denganmu, kenapa kau datang dengan keadaan seperti ini, mana yang lainnya?" Nandini berkata lemah "Tidak ada yang masih hidup". Avantika bertanya "Apa maksudmu, dimana ayah dan kakak-kakakmu Nandini, apa maksud perkataanmu. Apaaaaa?" Nandini berteriak "Mereka tidak akan pernah kembali, Chandragupta membunuh mereka semua , dia menghancurkan keluarga kita!" Avantika terkejut dengan jawaban putrinya, dia terjatuh di lantai. Nandini berkata "Ibu…..” Dia memeluk ibunya. Mereka menangis, begitu juga dengan Sunanda. Gautami bertanya "Apakah kita juga akan dibunuh?" Sunanda bilang "Kita harus sembunyi dari mereka". Avantika bilang "Itu tidak mungkin."

Nandini bilang "Kak Johar satu-satunya incaran dia yang tersisa". Chandragupta sangat kejam, dia akan menghabisi kita semua. Tiba-tiba beberapa prajurit menggedor pintu dengan keras. Avantika berkata "Kita harus menghadapi mereka". Dia membuka pintu. Beberapa prajurit Yunani berada di depannya, "Apa mau kalian?" tanya Avantika. Mereka menjawabb "Nandini". Helena masuk ke dalam.

Avantika menghentikannya, Helena mendorongnya. Dia masuk mendekati Nandini, ingatan tentang ucapan Maly yang dulu menghinanya muncul kembali di kepalanya, dan dia berpikir Nandini adalah penyebab semua itu terjadi. Helena menatap Nandini "Seorang putri dalam keadaan seperti ini, Putri Magadha? Ini tidak adil apa yang terjadi sungguh berubah begitu cepat untukmu".

Nandni  bertanya "Helena, kau adalah temanku, kenapa kau seperti ini, kenapa?" Helena bilang "Oh, teman??" Helena berkata "Dandani dia seperti seorang pelayan, bawa dia dan bawa semua wanita yang ada di sini, bawa mereka semua dari sini, beri mereka pakaian layaknya seorang pelayan!"

Nandini memeluk ibunya. Helena pergi dengan wajah marah. Chandra berjalan di istana Magadha, semua prajurit menyambutnya. Moora merasakan kehadirannya. Kanika berkata "Minumlah sedikit air, kau belum makan atau minum apapun sejak awal peperangan". Moora bilang "Tidak, aku tidak mau minum sampai Chandra datang dengan berita kemenangan".

Moora mendengar suara chandra ketika dia baru lahir. Moora berdiri, dia berkata "Anakku ada disini". Chandra berjalan ke penjara, Moora melihat dia berjalan ke arahnya, Kanika dan juga Baba melihatnya. Mereka merasa senang. Moora mengingat hari di mana dia meninggalkan Chandra untuk menyelamatkannya dari Nanda. Chandra terus berjalan mendekati ibunya dengan penuh kerinduan. Dia membelai wajah kusut ibunya dn memanggilnya ibu untuk pertama kalinya. Moora sangat terharu sambil menangis. Chandra mengusap airmata dipipi ibunya. Dia berkata "Lihat ibu aku sudah menuntaskan apa yang kau katakan, aku sudah membalaskan dendam ayah". Moora pingsan, Chandra memeluknya.

Kanika memberi Chandra segelas air. Kanika berkata "Moora, lihat lah anakmu sudah datang, dia ada di sini, minumlah sedikit air, Nanda sudah tidak ada". Chandra membantu ibunya untuk minum. Chandra bilang "Laki-laki musuh kita itu sudah menyiksamu terlalu lama". Dia memeluk ibunya dengan tangisan. (Aku ikut nangis lagi….) 

Moora bilang "Anakku ada di sini, aku tahu kau akan datang." Chandra bilang "Aku di sini, dan Nanda sudah tidak ada." Kanika bertanya "Chandra apa kau melupakan aku?" Chandra bilang "Kau adalah ibuku juga." Semua ini terjadi karrna doamu juga aku bisa menang dari Padmananda. Baba bilang "Maharaaaja Chandragupta kumohon maafkan aku." Chandra berkata "Ayah aku di sini hanya karena kau mengizinkan aku pergi bersama Acharya." Chandra memanggil pelayan "Bawalah ibu dan ayahku ke dalam istana dan berikan mereka pelayanan yang khusus."



m

No comments:

Post a Comment

Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian