Wednesday, January 17, 2018

Sinopsis Serial India Chandra Nandini Episode 24




Episode kali ini dimulai dengan adegan dalam kamar, seorang tabib sedang mengobati luka-luka Chandra karena serangan licik dari Malayketu, Chanakya, Helena dan Dhurdara juga berada disana. Chandra tak sadarkan diri. Tabib berkata "Jika dia tidak sadar sampai malam nanti ini akan sangat buruk." Helena dan Dhurdara merasa sangat cemas.

Tiba tiba Chandra membuka matanya. Dia melihat Helena dan Dhurdara kemudian dia pingsan lagi. Helena dan Dhuur tambah khawatir dengan keadaan Chandra. Helena bertanya pada tabib "Apa yang terjadi dengannya?" Tabib menggelengkan kepala "Dia benar-benar sedang lemah, berdo'alah saja untuknya, dan semoga dia cepat keluar dari keadaannya saat ini". Chanakya mengusap kepala Chandra. Chanakya, Helena dan Dhurdara terus menemani Chandra. Helena mengusap telapak tangan Chandra diikuti oleh Dhurdara.

Di penjara, Moora mendengar Chandra memanggil namanya. Nama Chandragupta yang dia ukir di atas batu tertutup oleh debu, Moora berusaha membersihkannya dan menutup nama itu dengan badannya. Dia merasakan rasa sakit yang dirasakan oleh Chandra. Moora berkata "Tidaaak, Tuhan jaga anakku dan lindungi dia dari semua musuh-musuhnya". Moora menangis .

Keesokan hari, Helena dan Dhurdara nampak terlelap di samping Chandra, Chandra membuka matanya dia merintih meminta minum. Dhurdara dan Helena terbangun dan segera membantu Chandra untuk duduk dan memberinya minum. Chanakya datang dan dia bertanya "Chandra bagaimana keadaanmu, apa yang kau rasakan, aku harap kau baik baik saja karena hari ini adalah hari kemenangan kita". Chandra bilang "Ya Acharya dan hari ini adalah pembebasan ibuku juga". Dhuuur dan Helena tersenyum meyakinkan.

Perang dimulai kembali. Padmananda dan Malyketu melihat Chandra kembali berperang, dan menyerang prajurit-prajuritnya. Padmanand berkata "Amarthya, pasukanku sudah melemah sekarang begitu juga dengan pasukan Malyketu". Padmananda menyuruh ke 9 putranya untuk menyerang Chandra. Putra putra Nanda merasa takut untuk maju.

Chandra menyerang mereka semua, mereka kalah. Nanda bilang "Jangan menyerah, serang dia, bunuh dia".
Semua putra Nanda melarikan diri. Chandra berkata "Kau sebagai penyerang majulah lawan aku Prajurit jangan lepaskan mereka, serang mereka semua.".

Amarthya berkata pada pasukannya "Jangan mundur, maju dan serang mereka". Dua orang panglima perang merasa ketakutan, dengan ragu mereka melarikan diri dari Chandra. Nanda berkata " Malyketu, serang dia, bunuh dia ". Maly berkata "Kita harus lari dari sini, kita tidak punya pasukan lagi." Amarthya berkata "Dia benar Yang Mulia". Padmananda bilang "Baik, aku akan pergi ketempat rahasia kita. Bawa Nandini ke sana".
Mereka bertiga melarikan diri. Chandra mengejar mereka, dia melempar belati ke arah Maly. Belati mengenai punggung Maly, Maly terjatuh dari kudanya. Helena melihat semua itu.

Malyketu bertarung dengan Chandra, Chandra memukul dadanya dan berkata "Kau, kau menyerangku dengan cara seperti ini juga." Chandra memukulnya lagi "Kau, yang telah menistakan sekolah kita dan Guruku Acharya." Chandra menghajarnya, "Dan kau juga yang telah menghina Helena". Chandra menghajarnya hingga terjatuh ketanah. Helena merasa sangat puas.

Chandra memanggil Helena, "Helena...... di sini Malyketu akan berada di kakimu, dan lakukan apapun yang ingin kau lakukan." Dia mendorong Malyketu ke kaki Helena. Helena mengarahkan pedang ke lehernya, dia mengingat ucapan Maly ketika Chandra diserang olehnya. Helena marah. Helena berkata "Apa yang kau rasakan Mala, ketika kau berada di kakiku sekarang?" Maly bilang "Aku masih mencintaimu, aku hanya merasa takut dengan Padmananda, maafkan aku, aku akan menikahimu, kau akan menjadi satu-satunya ratuku."

Helena berkata "Chandra, wakili aku untuk melenyapkan lelaki pengecut ini". Chandra mengarahkan pedangnya. Maly bilang "Jika kau melenyapkan akum aka kau tidak akan menemukan Padmananda, aku akan membantumu, dia berada di belakang gunung dekat sungai, sekarang biarkan aku pergi Helena." Helena berkata "Chandra aku berubah pikiran, kau pergilah bunuh Padmananda, aku akan membunuh Maly dengan tangannku sendiri".

Dari jauh Nandini memperhatikan mereka bertiga, dia terkejut karena Malyketu menghkianati ayahnya. Chandra melempar pedang ke tangan Helena kemudian dia pergi. Helena melayangkan pedanag ke arah Maly, namun Maly menaburkan debu ke wajah Helena. Dia melarikan diri. Padmananda mondar-mandir di tempat persembunyiannya, dia marah menendang kendi-kendi yang ada disana. "Dimana Amarthya, seharusnya dia sudah membawa Nandni sekarang". Nanda mendengar suara orang datang, dia mengira itu adalah Nandini, dia membuka pintu, dia terkejut karena Chandra sudah berdiri di depannya. Chandra berkata "Lihatlah Nand, kematianmu sudah berdiri di depanmu ". Dia menarik Nand keluar, dia menyerang Nand dari mulai tangan dan kakinya, Nanda terjatuh.

Chandra berkata "Siapa yang akan datang untuk menyelamatkanmu, putra putramu dan pasukanmu sudah melarikan diri, Malyketu juga yang memberitahuku tentang tempat ini, tidak ada satu orangpun yang akan datang, aku akan membunuhmu Nand". Chandra hendak menyerang dengan pedang, tiba-tiba ada seseorang menghalau pedangnya. Chandra marah dan menoleh ternyata dia Nandini.
Nandini berkata "Kekuatannya adalah kekuatan putrinya, dia masih hidup untuk berperang demi kemuliaannya". Chandra berkata "Aku sudah memperingatkanmu untuk menjauh dariku, aku tidak bisa menyerang wanita." Nandini berkata "Aku tidak akan mundur setelah semua yang terjadi. Nandini menyerang Candra, mereka terlibat pertarungan pedang. Nand berteriak "Pergi Nandniiiiiiiiiii."

Nandini berkata "Tidak ayah, aku tidak akan menyerah setelah semua yang terjadi". Chandra melempar dupatta Nandini dengan pedang, dia juga menjatuhkan pedang di tangan Nandini, Chandra mendorongnya hingga terjatuh. Nand berteriak "Nandniiiiiiiiiiiiiiii....." Chandra berkata "Padmananda, kematianmu di sini".
Chandra melayangkan pedangnya. Nandini menjerit "Tidaaakkkkkkkkk...."

Chanakya datang "Hentikan Chandra." Chandra, Padmanand, dan Nandini menoleh ke arahnya. Chanakya dan Padmananda mengingat kejadian di antara mereka pada waktu silam. Chanakya berkata "Rambut ini mengingatkan aku tentang penghinaanku dan dengan kematianmu dendamku akan terbalaskan, ini semua untuk ibu pertiwi siapapun yang mempunyai anak yang masih kau nistakan hingga sekarang tapi aku tidak mau ini selesai begitu cepat, sangat mudah untuk mendapatkan putra-putranya."

Nanda berkata "Lepaskan mereka, masalahmu denganku". Chandra tersenyum. Chanakya berkata "Lenyapkan putra-putranya Chandra!" Chandra bilang "Seperti yang kau katakan Acharya, lihatlah Nand, aku pernah mengingatkanmu kau akan membayar setiap rasa sakit yang ibuku rasakan dan juga untuk kematian ayahku".
Nandini berteriak "Tidaaaakkkkkkkk, jangan!!!"

Chandra berkata "Lihatlah Nand, lihat dengan matamu sendiri". Chandra mendekati mereka, mereka nampak mundur ketakutan. Chandra menebas leher mereka secara serentak. (Aih sadis banget, tapi adegannya tidak diperlihatkan jelas). Padmananda dan Nandini menjerit "Tidaaaaaaaak……." Nandini menangis dan berlari ke arah mereka, "Kakakkkkkkkk…."

Chandra berjalan kembali ke arah Padmananda, "Sekarang kau yang terakhir". Nanda bilang "Kumohon jangan bunuh aku di depan putriku". Chandra melayangkan pedangnya.

No comments:

Post a Comment

Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian