Saturday, July 29, 2017

Menyelami Kisah Pemberi Makna




Judul : 99 Wisdom: Kumpulan Kisah Pemberi Makna
Penulis : Gobind Vashdev
Penerbit : Noura
Cetakan : Pertama, Januari 2017
Tebal : 240 Halaman
ISBN : 978-602-0989-71-7


       Seperti judulnya buku ini berisi 99 kisah pemberi makna yang bisa mencerahkan bagi pembaca. Kisah yang ditulis Gobind dalam buku ini sesungguhnya adalah kisah yang diambil dari berbagai pengalamannya maupun dari pengamatannya terhadap orang lain atau sesuatu hal yang ada di sekelilingnya. Sebuah rangkaian kisah yang telah dialami oleh seorang yang selalu memandang segala sesuatu dari sisi netralnya, tidak ada yang negatif dan tidak ada yang positif. Positif dan negatif muncul karena anggapan manusia. Sesuatu yang tidak menguntungkan disebut negatif dan sebaliknya yang menguntuntungkan diri dibilang positif.
     Gobind selalu bisa mengambil hikmah dari setiap pengalamannya sekalipun pengalaman itu dianggap oleh orang lain sebagai sesuatu yang kurang menyenangkan atau biasa saja. Bahkan dari pohon pun Gobin bisa belajar ilmu dan kebijaksanaan. Gobind menghormati pohon seperti seorang guru kehidupan. Seperti yang dikatakan oleh seorang yang dikenalnya bahwa pohon itu seperti pertapa Agung yang bertumbuh ke arah cahaya dengan keikhlasan sempurna (halaman 27). Tidaklah berlebihan ungkapan tersebut, mengingat begitu penting perannya dalam kehidupan ini. Seluruh hidupnya seolah didedikasikan untuk kebaikan semua makhluk. Ketika buahnya mulai masak, ia membiarkan tangkainya menjadi lunak, agar mudah dipetik. Tatkala musim kering datang, ia menggugurkan daunnya agar tidak terlalu banyak mengambil air.
      Pohon adalah makhluk yang mungkin paling mengerti hukum konsekuensi, hukum tabur tuai, atau hukum keseimbangan. Mereka langsung mempraktikkannya tanpa bicara apalagi pamer. Pohon memerlukan nutrisi dari tanah dan ia membalasnya dengan daun yang jatuh. Lebih dari itu, pohon memberikan rumah dan kehidupan bagi satwa besar dan kecil yang tak terhitung jumlahnya.
      Gobind juga belajar kesabaran dari seorang porter di stasiun kereta yang ditemuinya. Angkat-mengangkat memang spesialisasi seorang porter. Otot seorang porter berkembang dan terlatih dengan baik karena ia melatihnya setiap hari, walaupun latihan itu bukan untuk pekerjaan, melainkan sebaliknya pekerjaanlah yang melatih ototnya berkembang. Kekuatan, kemampuan, dan keahlian semuanya terbentuk dengan baik berkat suatu proses yang bernama latihan. Bila seseorang yakin akan pernyataan tersebut maka ia pasti tidak akan ragu juga bahwa kesabaran, welas asih, sukacita, bahkan cinta sekalipun juga merupakan buah yang tumbuh dari siraman latihan yang berulang-ulang.
       Sabar bukanlah bawaan lahir. Orang yang sabar adalah orang yang melatih dirinya sendiri seperti porter tersebut, pekerjaannyalah yang memberi kesempatan untuk memperkuat otot sabarnya. Menghadapi pelanggan yang komplain, bos yang galak, pasangan yang tidak mendukung. Awalnya ini bagai “beban” yang kerap menyakitkan, namun bila dihadapi dengan kesadaran, “beban” itu akan menghadiahkan otot mental yang kuat dan lentur.
     Cara berpikir Gobind memang unik. Contohnya pada saat anaknya sedang kesakitan karena seorang perawat sedang menyudet abses di kelingking kakinya dengan jarum steril. Ia justru mengatakan pada anaknya yang masih kecil itu untuk menerima sakitnya dibanding mengalihkan perhatian anaknya dari rasa sakit tersebut. Gobind memandang sakit adalah fisik, sementara menderita adalah mental. Apa pun termasuk rasa sakit, bila diterima akan menjadi berkah dan jika ditolak berubah menjadi penderitaan. Hukumnya sudah jelas, semakin ditolak, semakin ia mendesak untuk kembali. Rasa sakit yang dibungkam keluar akan berteriak nyaring ke dalam dan inilah yang disebut penderitaan (halaman 71).
        Dalam kacamata dunia, kesakitan, kemalangan, juga kesedihan adalah gambar yang buruk, tidak perlu sayang untuk dibuang, tetapi sebaliknya pada lensa yang menghadap ke dalam, tidak salah bahwa kesedihan dan kesakitan bagaikan kompas dan pelita yang menuntun diri pada kesadaran yang lebih tinggi.
       Membaca 99 kisah dalam buku ini membuat pembaca mendapat nasihat tanpa merasa sedang dinasihati karena semua kisah disampaikan dalam bentuk cerita. Penulis memahami betul bahwa mengubah diri seseorang akan lebih mudah bila memasukkannya ke alam bawah sadarnya dalam bentuk cerita. Hal menarik lain yaitu 99 kisah dalam buku ini bisa dibaca secara berurutan atau secara acak. Melalui buku ini penulis mengajak pembaca untuk merenung hingga ke relung.

Dimuat di Samarinda Pos Edisi Sabtu 29 Juli 2017
Halaman 15


n

No comments:

Post a Comment

Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian