Saturday, July 29, 2017

Sinopsis Nakusha (Laagi Tujhse Lagan) Episode 17



Episode dimulai dengan Naku yang mendatangi kamar di mana Dutta Bhau di rawat. Naku melihat Dutta berkeringat dan mencoba mengelapnya. Dutta menangkap tangan Naku dan mulai mengomel dalam keadaan mengigau. Kemudian Dutta terbangun sambil berteriak menyebut nama Baji. Naku mengatakan bahwa Baji baik-baik saja. Tapi Dutta terus menanyakan pada Naku di mana sahabatnya tersebut. Lalu Dutta pun kembali jatuh tertidur.

Naku kemudian berjalan keluar ruangan Dutta dan menemukan keluarganya tengah tertidur. Tiba-tiba dua pria mendatangi resepsionis dan menanyakan di mana Dutta Patil berada. Naku bertanya pada mereka apakah mereka orang-orang Tuan Dutta. Mereka menjawab iya. Naku melihat pistol yang coba kedua orang itu sembunyikan sehingga Naku memberitahu mereka arah berlawanan dari tempat Dutta dirawat.

Naku kembali ke kamar Dutta dan membangunkannya. Naku memberitahunya bahwa ada dua pria dengan pistol yang mencarinya. Dutta mencari pistol yang dibawanya. Dutta segera melepas selang infus di tangannya dan meninggalkan kamar sambil memegang tangan Naku. Mereka pergi ke kamar Baji dan membawa Baji ke tempat yang aman lalu dia kembali turun dengan Naku dan membawa Naku dan keluarganya ke ruang yang tertutup agar mereka aman.

Dutta memberi tahu semua orang di lobi rumah sakit untuk pergi. Lalu Dutta menunggu dua orang yang mencarinya tadi turun ke bawah. Naku dan keluarganya merasa ketakutan.Tiba-tiba terdengar suara tembakan di mana-mana. 

Pagi harinya, Baji membangunkan Naku yang tertidur dan membawanya ke tempat kerumunan banyak orang. Orang-orang tersebut meneriakkan nama Dutta Bhau. Dutta melambaikan tangannya pada mereka semua. Naku dan keluarganya tampak terkejut saat melihat itu.

Dutta mengatakan bahwa tidak ada satu musuh pun yang bisa mengalahkannya selama ibu memberi saya berkah. Semua orang mulai mendatangi Dutta dan mulai menyentuh tangannya. Pemandangan ini membuat Naku dan keluarganya tampak bingung. Mereka berpikir bahwa penolong mereka itu adalah orang penting.

Lalu sebuah kendaraan datang dan Baji menyebutkan bahwa polisi telah datang. Mendengar kata polisi, Naku dankeluarganya terlihat cemas mungkin karena mereka teringat pada More si inspektur polisi yang jahat.

Seorang perempuan tua turun dari mobil tersebut dan mendatangi Dutta. Dutta memeluk perempuan tua tersebut dan memanggilnya ibu. Baji mendatangi mereka dengan ragu. Melihat Baji perempuan itu segera menamparnya saat Baji mencoba menyentuh kakinya. Dutta membela kawannya tersebut dan mengatakan bahwa itu bukan salah Baji. Perempuan itu mengatakan bahwa ia bisa menampar Baji karena ia juga ibu dari Baji. Ibu Dutta melihat ke Baji dan melihat lengannya yang terluka. Ia tahu bahwa Baji terluka karena melindungi Dutta. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi dari tempat itu. Kemudian Dutta meminta
Baji untuk memanggil keluarga Naku. Baji mendatangi mereka dan menyuruh mereka untuk mendatangi Dutta. 

Baji mengenalkan mereka semua pada ibu Dutta. Ia mengatakan bahwa Nakulah yang telah menyelamatkan dirinya dan Dutta. Baji mengatakan bahwa Naku lebih berani daripada dirinya. Baji menceritakan bagaimana Naku memasukkan mereka ke dalam gerobak dan mendorongnya sampai ke rumah sakit. Ibu Dutta merasa terharu dan ia pun melepaskan kalung dari lehernya dan memberikan kalung tersebut kepada Naku. Naku melihatnya dengan ragu. Ibu Dutta mengatakan bahwa ibu mana pun tidak ingin kehilangan anaknya dan kau Naku telah menyelamatkan kedua putraku jadi terimalah. Naku melihat pada ibunya dan Dutta. Mereka memberi kode untuk menerima kalung emas tersebut. Ganpat kemudian memuji dirinya juga bahwa ia juga ikut menyelamatkan nyawa Dutta. Dutta menatap Ganpat dengan tajam, mungkin ia ingat bagaimana Ganpat berusaha kabur dengan membawa uangnya saat ia terluka. Melihat Dutta yang menatapnya tajam Ganpat pun diam.



n

No comments:

Post a Comment

Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian