Episode dimulai dengan Naku
yang mengembalikan mangal sutranya kepada Tuan Dutta dan berkata, “Saya tidak
akan pernah bisa membalas semua kebaikan tuan”. Dutta terlihat tidak mengerti
dengan kata-kata Naku tapi dia segera mengulurkan tangannya dan Naku meletakkan
mangal sutra ke tangan Tuan Dutta sambil terus menatapnya. Dutta juga menatap
wajah polos Naku. Naku kemudian berbalik dan mulai berjalan pergi. Dutta
melihat Naku yang berjalan pergi dengan sedih.
Di tempat lain terlihat Kishore
sedang berdoa di depan patung Ganesha. Badi dan Naku pergi ke sana dan bertemu
Kishore. Naku mengatakan pada Kishore dengan sedih, “Tuan, mungkin cintaku
tidak cukup kuat sehingga tidak mampu menahan rintangan”. “Naku, kalau begitu
aku akan bertanya pada Tuhan bila cintamu saja tidak kuat lalu cinta seperti
apa yang kuat”, kata Kishore. Naku mencoba menyentuh kaki Kishore untuk meminta
berkah tapi Kishore mencegahnya dan mengatakan bahwa saudari perempuan tidak
boleh menyentuh kaki saudara laki-lakinya. “Naku, aku tidak pernah ingin kamu
pergi dari rumah ini, Aku melihat ada harapan untuk Dutta hanya padamu. Aku
hanya bisa mengucapkan selamat tinggal padamu dan berkahku selalu bersamamu
Naku”, kata Kishore kembali sambil mengelus kepala Naku layaknya kakak mengelus
kepala adik perempuannya.
Ketiga saudari merayakan
kepergian Naku dengan minum alkohol dan tiba-tiba Naku menemui mereka. Mereka
kaget melihat Naku sudah berdiri di pintu namun mereka sepertinya tidak peduli
kalau Naku tahu sifat asli mereka. Mereka mengejek Naku. Kala mengatakan pada
Naku bahwa Tuhan telah mengabulkan doamu Naku, kau bilang kau akan pergi dari
rumah ini bila Dutta sendiri yang memintanya bukan? Naku mengatakan bahwa
kedatangannya ke rumah itu mungkin telah memberikan kesulitan pada orang lain,
bila dia melakukan kesalahan dia minta maaf dan dia tidak akan melupakan waktu
yang pernah dihabiskannya di rumah itu. Naku juga berterima kasih karena mereka
telah membantunya selama ini dan dia akan berdoa kepada Tuhan untuk kebahagiaan
mereka semua. Selesai mengatakan semua itu, Naku berjalan pergi. Leela
mengatakan Naku baru saja minta maaf atau menyindir mereka. “Apapun itu tidak
penting karena Naku akan segera keluar dari rumah ini”, ujar Kala. Roop
kemudian berkata bahwa tidak hanya wajah Naku yang hitam tapi nasibnya juga
hitam.
Baji di pintu masuk menyuruh
dua pengawal untuk memeriksa mobil yang akan digunakan untuk mengantar Naku dan keluarganya. Baji
melihat Badi yang berjalan sedih dan mendekatinya. Baji mengatakan pada Badi
bahwa sangat sulit untuk meninggalkan rumah ini karena kau pasti merasa punya
hubungan emosional dengan rumah ini. Baji sambil berkaca-kaca berkata pada Baji
bahwa Tuan Dutta tidak memberikan Naku keadilan.
Waktu itu dia memakaikan mangal
sutra pada putriku dan aku diam saja dan sekarang dia memutuskan hubungan
begitu saja. Apa salah putriku, dia tidak melakukan kesalahan apa pun. Baji
lalu berkata pada Badi “Ya, kakak memang telah membuat kesalahan dan saat ini
dia sedang berusaha memperbaikinya”. Badi melanjutkan ucapannya, “Apa ada suami
yang mengambil mangal sutra istrinya sendiri? Tuan Dutta memberikan banyak
keadilan pada orang-orang di luar sana tapi di sini tidak ada keadilan untuk
putriku. Dia tidak akan pernah hidup bahagia, ini adalah doa dari seorang ibu
yang putrinya telah dilukainya. Baji tidak bisa menjawab lagi ucapan Badi
karena yang diucapkannya memang benar. Badi pun pergi meninggalkan Baji.
Di luar rumah, Badi, Serdji, dan
Naku bersiap-siap untuk pergi. Baji datang dan membantu untuk mengangkatkan
barang-barang mereka ke mobil. Baji tidak melihat Ganpat jadi dia
menanyakannya. Badi mengatakan bahwa Ganpat sudah pergi ke kota duluan karena
banyak hal yang harus disiapkan di sana (Aku pikir dia kabur dengan membawa
uang yang diberikan Dutta). Naku terus menoleh ke rumah tersebut mungkin dia
berharap Tuan Dutta akan datang. Sudarsan meminta mereka semua segera masuk ke
mobil agar tidak terlambat sampai kota. Naku berdiri sedih dan terus melihat ke
arah rumah. Leela berkata, “Mungkin dia berharap bahwa Dutta akan datang tapi
itu tidak akan terjadi”. Naku terus melihat ke rumah tersebut.
Baji meminta mereka segera
masuk ke mobil. Naku, Serdji, dan ibunya mulai masuk mobil. Naku duduk di depan
sementara Serdji dan ibunya duduk di belakang. Baji yang akan menyetir. Baji
mulai menyalakan mesin mobil tapi tiba-tiba Dutta mengatakan tunggu. Ketiga
saudari terutama Leela merasa kaget melihat Dutta keluar.
Selanjutnya: Sinopsis Nakusha (Laagi Tujhse Lagan) Episode 109
l
No comments:
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian