Dengan bantuan Kala, Supriya dan Ravi berhasil kabur. Kala
menyuruh orang memasang bom di mobil di mana ada Supriya palsu (jasad perempuan
berpakaian seperti Supriya). Saat bom itu diledakkan Naku merasa kaget dan juga
hancur hatinya. Ini adalah malam pernikahan tuannya dan calon pengantinnya
telah meninggal dalam mobil yang meledak. Naku mengira bahwa itu adalah jasad
Supriya.
Hati Dutta hancur melihat calon istrinya telah meninggal dan
meminta Baji untuk mencari siapa pun yang telah membunuh Supriya. Setelah
beberapa waktu Dutta menyadari bahwa jenazah itu bukanlah Supriya tapi orang
lain. Kemudian Dutta mengetahui bahwa Supriya telah kabur dengan Ravi dan
mereka berdua saling mencintai. Para pengawal Dutta berhasil menangkap
Supriya-Ravi namun sosok yang wajahnya tidak ditampilkan telah menyelamatkan
mereka berdua sebelum Dutta datang.
Dutta marah besar mengetahui semua itu, dia mengatakan bahwa yang
kabur adalah orang lain tapi yang membantunya kabur adalh orang dalam rumah ini
dan siapa pun yang sudah membantu mereka kabur adalah seorang penghianat dan ia
tidak akan memaafkan penghianat tersebut. Ia menyuruh Baji untuk menemukan
penghianat tersebut. Kala pun menyarankan agar mereka pergi ke kamar Supriya
karena mungkin mereka akan menemukan petunjuk siapa ynag sudah membantu Supriya
kabur.
Kala pun menjalankan rencana jahatnya untuk mengkambing hitamkan
Nakusha. Ia menaruh surat yang ditulis leh Supriya atas permintaan Kala sendiri
di laci lemari Supriya dan menunjukkan pada Dutta dan Baji seolah-olah ia baru
saja menemukan surat itu. Dutta meminta Kala membacakan surat dari Supriya
tersebut. Isi surat itu membuat hati Dutta marah besar karena dalam surat itu
Supriya mengatakan bahwa ia tidak pernah mencintai Dutta dan selama ini dia
hanya berpura-pura mencintainya. Bagaimana bisa ia mencintai seorang pembunuh
seperti Dutta. Setiap Dutta menyentuhnya ia merasa jijik, ia bisa mencium bau
jasad dari tubuhnya. Ia melihat jasad di setiap sudut rumah itu. Tidak akan ada
wanita mana pun yang bersedia menjadi istri seorang pembunuh.
Dalam surat tersebut Supriya juga mengatakan bahwa Dutta seperti
binatang dan ia akan mati dengan mengenaskan. Supriya tidak mau ikut menanggung
dosa Dutta dengan menikahinya. Ia lebih memilih menikah dengan Ravi, meski
tidak kaya tapi Ravi adalah orang yang baik. Yang lebih membuat Kala, Dutta,
dan Baji tercengang adalah bagian akhir dari surat tersebut di mana Supriya
menyampaikan terima kasihnya pada Nakusha yang telah membantunya kabur dari
rumah tersebut dan semoga kebaikan selalu diberikan kepada Nakusha yang baik.
Kemarahan Dutta semakin menjadi, ia meneriakkan nama Nakusha.
Dutta mendatangi Naku. Kala berkali-kali menampar Naku dan menanyakan bagaimana
bisa ia menghianati Dutta. Naku terlihat bingung lalu Kala menunjukkan surat
Supriya. Naku kaget karena Supriya menyebut namanya. Ia berusaha menjelaskan
pada Duta bahwa ia tidak membantu Supriya melarikan diri. Ia bersumpah atas
nama ibu dan adiknya Serjhi bahwa ia tidak mungkin menghianati Tuan Dutta. Ia
bahkan tidak tahu bagaimana caranya bersikap curang.
Lalu Baji datang dengan 2 orang pria yang terlibat dengan
peledakan mobil Supriya. Baji memukul mereka berdua dan menyuruhnya untuk
mengatakan siapa orang yang telah menyuruh mereka. Keduanya tampak ketakutan
sambil memandang Kala. Kala memberikan kode melalui matanya agar menyebut
Nakusha. Kedua orang tersebut pun menyebutkan nama Nakusha. Duta mendatangi
kedua orang tersebut dan menodongkan pistol. Dutta menanyakan pada mereka
apakah nakusha mampu membayar mereka. Perhatikan baik-baik wajah Nakusha dan
katakan yang sebenarnya siapa yang sudah menyuruh kalian.
Kedua orang tersebut tampak ketakutan. Melihat hal tersebut Kala
mencoba meyakinkan Dutta bahwa Naku memang yang menyuruhnya. Dutta pun
mempercayai kata-kata Kala. Dutta mendatangi Naku dan mengarahkan pistol ke
kepala Naku. Bagaimana kau bisa melakukan ini padaku Naku? Aku menganggapmu
sebagai temanku. Tuan sungguh aku tidak melakukannya, mana mungkin aku
menghianati tuan, tuan sudah menyelamatkan saya dan tuan telah mempercayaiku
dengan menceritakan masa lalu tuan kepadaku. Aku tidak bisa menghianati tuan.
Aku lebih suka mati daripada menipumu. Aku tidak bisa menipumu. Kala mengatakan tutup mulutmu, kamu
hanyalah seorang pelayan.
Dutta bersiap menarik pelatuknya dan ibu Naku pun berteriak bahwa Naku tidak mungkin melakukannya karena Naku sangat mencintaimu Tuan Dutta. Dutta dan semua orang terlihat kaget mendengar kata-kata ibu Naku. Dutta tidak mempercayai apa yang di dengarnya dan dengan menodongkan pistol ke Naku lagi ia meminta Naku untuk mengatakan dengan mulutnya bahwa apa yang dikatakan ibunya tidak benar.
Aku memang mencintaimu tuan, aku sangat mencintaimu. Kala
menyeringai dan kembali memainkan kata-katanya untuk menguasai Dutta. Oh, jadi
kamu membantu Supriya kabur karena kamu mencitai Dutta. Kamu berharap kamu bisa
menggantikan posisi Supriya dan menjadi istri Dutta. Leela dan Roop pun ikut
berbicara. Apa kau tidak pernah melihat wajahmu di cermin, bagaimana mungkin
Dutta mencintaimu dan bagaimana bisa kau bermimpi menjadi istrinya.
Dutta terus mengarahkan pistolnya pada Naku. Naku memegang ujung
pistol tersebut dan menaruh kepalanya mendekati ujung pistol tersebut dan mengatakan
pada Dutta: bila mencintai adalah suatu kesalahan maka saya siap untuk
menaggung hukumannya. Dutta tampak kaget lalu dia menembakkan pistolnya ke atas
berkali-kali dan membuat lampu gantung yang cantik jatuh, pecah
berkeping-keping.
Dutta berjalan masuk ke kamarnya dengan marah lalu dia minum
alkohol. Sementara Naku berteriak dari luar bahwa dia tidak berbohong, dia
tidak pernah menghianatinya. Kala mencengkeram tangan Naku dan memintanya
pergi. Ibu, ayah, dan
adik Naku mengemasi barang-barang mereka. Mereka akan meninggalkan rumah
tersebut. Sementara Naku masih berdiri sambil mengingat kembali bagaimana Tuan
Dutta membelikannya kerudung dan boneka Teddy yang besar.
Saat Naku dan keluarganya hendak pergi Dutta yang mabuk sambil
membawa sebotol miras menghentikannya. Ia berjalan mendekati Naku dan segera
menyeretnya ke altar pelaminan. Kamu mencintaiku bukan, kalau begitu akan ku
buat sejarah baru dalam hidup Dutta-Naku. Dutta meminta pendeta mambacakan doa
pernikahan. Dutta memegang tangan Naku dan mengelilingi api suci. Kishor yang
baik hati (istri Kala) berusaha menghentikannya, Ibu Dutta juga mencobanya dan
kemudian Baji juga mencoba menghentikannya. Namun Dutta tidak bisa
dihentikan. Akhirnya 7
putaran pun selesai. Dutta mengambil serbuk warna merah segenggam dan
menyapukannya di kening Nakusha.
Setelah itu ia
meminta mangal sutra namun tak seorang pun memberikannya. Lalu ia pun melepas
rantai kalung di lehernya dan menjadikannya sebagai mangal sutra. Ia
mengikatnya di leher Naku dan mengatakan selamat datang di neraka. Ini bukanlah
mangal sutra tapi ini adalah rantai yang akan membuatmu sulit bernafas. Naku
diam sambil menangis sedih.
Selanjutnya: Sinopsis Nakusha (Laagi Tujhse Lagan) Episode 83-86
m
No comments:
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian