Episode dimulai dengan Naku
yang sedih mendengar keputusan Dutta yang membebaskannya dari pernikahan
mereka. Naku mulai mengemasi pakaiannya yang ada di kamar Dutta. Ibu Naku
melihatnya dan bertanya apa yang sedang dia lakukan. Naku terlihat sedih. Badi
berkata, “Memang Tuan Dutta itu siapa, apa dia Tuhan sehingga dia bisa bersikap
seenaknya padamu. Aku tidak akan membiarkan ini terjadi padamu. Aku akan
meminta keadilan pada ibu Tuan Dutta”. Badi menarik tangan Naku dari koper dan tidak
sengaja Badi menjatuhkan kotak sindoor sehingga jatuh berantakan di lantai.
Badi terkejut dengan apa yang sudah dilakukannya dan menganggap itu pertanda
buruk dan mulai mengumpulkan sindoor itu. Naku mengatakan pada ibunya bahwa itu
bukan sindoor (bubuk suci) itu hanya bubuk berwarna merah.
Apa yang terjadi denganmu
anakku, apa kamu menyerah begitu mudah? Kau telah melakukan banyak untuk Tuan
Dutta lalu apa yang kau dapatkan, dia malah mengusirmu keluar dari rumah ini. Ayo
kita pergi ke Tuan Dutta dan meminta keadilan. Naku menghentikan ibunya dan
tidak ingin berkata apa pun. Badi mengatakan bahwa jika dia tidak mau bertanya
maka dia yang akan bertanya. Naku menjawab bahwa ia melakukan semuanya untuk
cinta lalu bagaimana bisa dia memintanya untuk membayarnya. Badi terharu
dengan ucapan Naku dan mengatakan bahwa Naku telah menjadi dewasa.
Naku melanjutkan kata-katanya. Naku mengatakan ia sedih karena Tuan Dutta tidak ingin dirinya menjadi bagian dari hidupnya.
Badi terlihat sedih. Ibu, untuk apa ada pernikahan kalau tidak ada cinta. Ibu
pernah berkata bahwa uang, kekayaan, dan kedudukan tidak ada artinya kalau
tidak ada cinta. Naku mengatakan bahwa yang ia inginkan adalah cinta dan dia
tidak ingin Tuan Dutta membiarkannya tinggal di rumah ini karena kasihan. Lalu
mereka berdua pergi ke ibu Dutta karena ia memanggil mereka.
Sementara di tempat lain Baji
mendatangi Ganpat ke kamarnya. Baji melihat Ganpat tengah berkemas-kemas. Baji
memberitahu Ganpat bahwa Dutta akan memberi mereka rumah di kota dan memberikan
sejumlah uang pada Ganpat. Ganpat menolaknya dengan mengatakan bagaimana bisa
ia menerima uang dari menantunya. Baji memaksanya untuk menerima dan Ganpat pun
akhirnya menerima uang itu. Ganpat mengatakan uang itu akan sangat berguna
karena dia memiliki seorang putri yang harus diurus nantinya. Lalu Baji
mengeluarkan uang dari sakunya lagi dan memberikannya pada Ganpat. Ganpat
menolaknya tapi Baji mengatakan bahwa uang itu bukan untuk dirinya tapi untuk
putrinya Naku. Baji pergi meninggalkan Ganpat. Ganpat merasa senang karena mendapatkan
begitu banyak uang.
Badi dan Naku pergi menemui ibu
Dutta. Ibu Dutta meminta Naku duduk di sampingnya dan mengatakan bahwa semua
yang terjadi adalah takdir. Kita semua adalah boneka di tangan takdir. Dulu
Dutta tidak seperti ini, takdirlah yang sudah membuatnya seperti ini. Semua
yang terjadi telah tertulis. Naku mendengar ucapan ibu Dutta dengan sedih. Ibu
Dutta memberikan Badi Saree baru dan sindoor karena dia telah menikah dan
memberikan Naku Saree. Naku mencoba menyentuh kaki ibu Dutta untuk meminta
berkah tapi ibu Dutta segera menyuruhnya berdiri dan dia memberkahinya.
Dutta masuk ke kamarnya.
Melihat patung Ganesha yang dibawa Naku tidak ada di sana berarti Naku telah
keluar dari kamarnya. Dutta melihat ke cermin dan dia mendengarkan hatinya berbicara,
“Kau begitu sombong, kau tidak bisa melihat hati Naku”. Bila mereka berpisah
maka ia tidak mampu menaggung rasa bersalahnya pada Naku, Dutta membuka tirai
dan memegangnya erat-erat.
Tiba-tiba Naku memanggilnya
tuan dan Dutta menjawab, “Hmmmmmmmm”. Dutta menatap Naku dengan
sedih, dia merasa Naku telah siap untuk pergi. Naku memegang mangal sutra di
tangannya dan mencoba menyerahkannya pada Dutta. Dutta melihatnya dengan
terkejut.
Selanjutnya: Sinopsis Nakusha (Laagi Tujhse Lagan) Episode 108
l
No comments:
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian