Episode dimulai dengan suara tembakan dan Naku terjatuh. Dutta memanggil Naku yang jatuh. Baji juga mendekati Naku. Ana terjatuh dan Suba di belakang Ana sambil memegang pistol. Dutta memegang Naku dan terus memanggil namanya. Naku membuka mata dan memanggil tuan. Dutta dan Baji melihat Naku baik-baik saja dan merasa lega. Dutta melihat Ana yang jatuh di lantai dengan luka tembak di tubuhnya.
Ana kesakitan dan mencoba menoleh ke arah belakangnya dan melihat istrinya Suba mengangkat pistolnya. Naku melihat ke Suba tidak percaya dengan yang dilakukannya. Suba mendekati Ana dan menangis. “Suba, kau menghianatiku? Istriku telah menghianatiku, apa yang akan aku katakan? Suami yang begitu beruntung? Ini karena Naku” kata Ana. Ana melihat ke arah Dutta dan berkata, “Kau pasti senang melihat kondisiku yang seperti ini, ini nasib buruk, tapi kau belum menang dan Males (nama lain Ana) belum kalah. Aku beritahu kau satu hal, untuk istrimu kau datang ke sini dengan begitu banyak tantangan dan suatu hari kau akan menyadari betapa bodohnya dirimu Dutta. Hidup adalah permainan, yang sangat berbahaya untukmu. Saat kau mengetahui permaianan apa itu, kau akan menjadi tidak waras. Kau tidak akan pernah tahu yang sebenarnya dari istrimu itu Dutta, Hei Dutta, anak ini sedang membawa ketegangan, ketegangan istrimu, bersama istrimu ke surga, kau tidak akan pernah mengetahui hal itu. Ana akan pergi dengan membawa kebahagiaan istrimu, tolong kau jaga dia dan temui aku di sana” kata Ana yang kemudian mati. Naku khawatir dengan kata-kata terakhir Ana, Dutta dan Baji tidak mengerti dengan perkataan Ana. Sementara Suba merasa sangat sedih dengan kematian suaminya dan terus menangisinya.
Dutta seakan sedang memikirkan maksud kata-kata terakhir Ana. Suba melihat kebingungan pada wajah Dutta. Naku khawatir. Suba bertanya pada Dutta, “Apa kau percaya kata-katanya? Tolong jangan lakukan itu! Sebenarnya Naku sangat mencintaimu. Dia hidup hanya untukmu. Jangan biarkan dia melalui banyak penderitaan! Jangan pernah!” Suba memegang kepala Ana dan menaruhnya di pangkuannya dan sambil terus menangis berkata “Ana, aku sudah berusaha untuk menghentikan semua ini, tapi kau tetap tidak setuju, kau tidak setuju, bahkan kau juga sudah menghianatiku Ana, kau menghianatiku, padahal aku mencintaimu, aku mencintaimu tapi kau menghianati aku”.
Pagi hari ibu Dutta berdoa pada Tuhan agar Dutta kembali pada istrinya karena dia selalu menjaganya. Saat sedang berdoa tiba-tiba telepon berdering. Ibu Dutta mengira itu Dutta tapi ternyata bukan. Ibu Dutta terlihat marah saat berbicara dengan orang di telepon dan meminta orang itu untuk tidak menelepon lagi atau mencoba datang ke rumah.
Selanjutnya: Sinopsis Nakusha (Laagi Tujhse Lagan) Episode 139
m
No comments:
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian