Judul :
Ninevelove
Penulis :
J. S. Khairen
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Pertama, 2016
Tebal :
326 Halaman
ISBN : 978-602-03-3418-9
Ninevelove dipilih sebagai judul novel J. S. Khairen
yang mengusung tema percintaan dan
persahabatan ini. Judulnya memang terdengar sangat unik sehingga membuat
pembaca penasaran dengan isinya. Namun buku ini tidak hendak menceritakan
tentang surat cinta seperti yang terpikirkan begitu melihat judulnya. Penulis yang sebelumnya telah menulis buku berjudul Karnoe
(2013), Bunda Lisa (2014), dan 30 Paspor di Kelas Sang Profesor (2014) ini
mencoba menuangkan cerita percintaan remaja masa kini. Lebih tepatnya tentang
kebencian seorang remaja bernama Dewi Cantika Mayasari yang merupakan seorang
mahasiswi yang aktif dalam organisasi di bidang pers dan jurnalistik di
kampusnya dengan seorang mahasiswa bernama Joven Sayoeti Chaniago.
Novel ini memaparkan tentang kebencian yang berujung
menjadi cinta. Dewi memang tanpa alasan membenci Joven sehingga bisa dipastikan
setiap mereka bertemu selalu timbul adu mulut hingga membuat Dewi tidak ingin
berlama-lama berada di tempat yang sama dengan Joven. Bagi Dewi setiap
perkataan yang diucapkan Joven terdengar sebagai ejekan. Di sisi lain mahasiswa
bernama Guruh mendapatkan tempat khusus di hati Dewi meskipun ia bersikap cuek
terhadap dirinya.
Dewi sendiri digambarkan sebagai tokoh yang sederhana
berasal dari Jawa Tengah sehingga aksen bicaranya kental dengan logat jawa yang
khas. Sementara Joven yang berdarah Minang digambarkan sebagai sosok anak band
dengan kepribadian yang santai. Mereka berdua sama-sama tergabung dalam organisasi
Tinta Kampus di kampus mereka. Hal inilah yang membuat mereka berdua terpaksa
sering bertemu. Joven ingin bergabung dengan organisasi ini karena ingin
mndekati mahasiswi baru bernama Dinda. Joven sendiri tidak tahu pasti apa
alasan Dewi begitu membenci dirinya. Namun ia tidak terlalu memikirkan hal itu
karena misinya bergabung di Tinta Kampus hanya satu yaitu untuk mendapatkan
cinta Dinda.
Joven begitu menginginkan Dinda sementara Dewi begitu
menginginkan Guruh dan sangat membenci Joven. Namun pada akhirnya semua justru
berubah sebaliknya. Hati Dewi mulai luruh dan terbuka untuk Joven saat Joven
membantunya ketika ia dihipnotis dan uang yang akan digunakan untuk membeli
jilbab dicuri. Dewi mulai berteman dengan Joven dan kebenciannya perlahan-lahan
pudar. Ia menyadari bahwa semua keburukan Joven yang ia lihat selama ini
hanyalah pandangan orang lain saja. “Hati wanita adalah palung laut yang
terdalam dan memiliki banyak misteri. Satu kastil yang telah ia bangun sekuat
tenaga untuk menyelamatkan hatinya sendiri, hancur hanya dengan satu pendapat
orang tak bertuan.” (halaman 300).
Romansa cinta dalam novel ini bukan lagi kisah cinta
segi tiga atau segi empat namun segi banyak. Meski demikian kisah cinta rumit
ini mampu disajikan penulis dengan sederhana. Dari novel ini kita bisa belajar
bahwa apa yang kita benci belum tentu buruk bagi kita dan sebaliknya apa yang
kita inginkan belum tentu baik untuk kita. Permainan kata yang indah dalam buku
ini pun mampu membuat pembaca merasa baper.
Pernyataan bahwa benci dan cinta itu hanya berbeda
tipis menjadi kesimpulan dalam cerita ini. Siapa sangka seorang remaja yang
terkungkung dalam kebenciannya pada seseorang justru kemudian membuahkan bara
cinta dihatinya. Seperti yang tertulis pada sinopsis buku “Saat pohon kebencian
itu tumbuh dan berbuah, aku benar-benar tercengang. Tak kudapati bara di
dalamnya. Hanya candu yang membuat aku terikat, hingga aku tak bisa melepaskan
diri darinya.”
Novel ini juga banyak menyuguhkan kehidupan para
aktivis kampus yang bergelut di dunia jurnalistik. Selain itu penyampaian
cerita yang renyah membuat novel ini asyik untuk dinikmati. Meskipun beberapa
kali menggunakan alur mundur namun alur maju tetap mendominasi jalannya cerita. Banyak kejutan
yang tidak terduga dan mengesankan yang dimunculkan penulis. Kelebihan lainnya
adalah kemampuan penulis dalam menghidupkan setiap karakter tokoh dan pemaparan
setting yang kuat. Ninevelove berhasil membuat pembaca bernostalgia dengan
kehidupan kampus.
Dimuat di Satelitpost Edisi 20 Agustus 2017
m
No comments:
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian