Episode dimulai dengan Naku
yang memegang tangan Dutta untuk menghentikannya pergi. Naku melanjutkan
ucapannya, “Tuan tidak perlu mencintaiku tapi percayalah padaku kalau aku tidak
pernah menghianatimu, bila kau tidak bisa menganggapku temanmu maka setidaknya jangan
anggap aku sebagai musuhmu, bila kau tidak ingin memelukku setidaknya jangan
memalingkan mukamu dariku. Dutta menatapnya serius.
Aku sadar aku tidak pantas
mendapatkanmu. Aku akan senang bila kau mendapatkan seorang gadis yang baik,
yang mencintaimu dan pantas mendapatkanmu. Aku tidak tahu apa yang Tuhan
inginkan tapi aku tahu bahwa Tuhan tidak pernah salah dengan keputusannya. Apa
salah aku mencintaimu, aku tidak melakukan kejahatan apapun, kalau aku bisa aku
memilih tidak mencintaimu tapi membencimu. Kapan kau akan percaya padaku?
Tiba-tiba Naku mendengar namanya dipanggil. Ya, ternyata semua adegan tadi
hanya ada dalam bayangan Naku saja. Naku membuka matanya dan melihat Tuan Dutta
yang nyata menghampirinya.
Dutta bertanya padanya apa yang
sedang dia lakukan dan bertanya mengapa dia tidak mencampur racun itu ke dalam
teh, kenapa dia tidak mendengarkan perintahnya. Tiba-tiba pria asing itu muncul
dan menodongkan pistolnya ke arah Dutta sambil berkata kau ingin membunuhku
bukan? Pria itu memberikan pistolnya pada Dutta dan meminta Dutta mengambil
pistol itu dan membunuhnya kalau dia memang ingin membunuhnya. Dutta mengambil
pistol itu dan menodongkannya pada pria itu. Dutta mengatakan bahwa dia tidak
ada urusan dengannya, yang dia inginkan hanya keluar dari hutan bersama Naku.
Pria itu lalu bertanya pada
Dutta, “Kalau kau berhasil keluar dari hutan ini apa yang akan kau lakukan?”.
Itu tidak ada urusannya denganmu. Ya, memang tidak ada urusannya denganku tapi
ada urusannya dengan gadis itu (Naku yang diam berdiri). Dutta bertanya lagi, “Apa
hubunganmu dengannya (Naku), kenapa kau peduli padanya? Silakan kau menjalin hubungan dengan siapa pun tapi jangan dengan istriku. Pria itu berkata pada
Dutta bahwa Dutta tidak mengerti cinta. Pria itu memberitahu Dutta bahwa
dirinya adalah Jagtap yang fotonya dia lihat di potongan berita koran yang dia
temukan di rumahnya. Dutta dan Naku kaget.
Jagtap melanjutkan
perkataannya, Siapakah Jagtap? Dia adalah seorang gangster dan dia bertemu
dengan Pakhinya sehingga setelah itu dia mengerti arti cinta, dia mulai bisa
mengagumi keindahan hidupnya. Itulah sebabnya aku menmbunuh gangster Jagtap di
dalam diriku karena tangannya bernoda darah dan Pakinya telah membersihkannya
dengan air matanya. Tuan Patil, di masa depan kau akan melihat Jagtap di dalam
dirimu sendiri. Dutta berusaha menyembunyikan emosinya. Dia benar-benar
tersentuh dengan ucapan Jagtap (Aku juga merasa tersentuh, penulis scenarionya
benar-benar layak diacungi jempol).
Dutta menurunkan pistolnya ke
bawah dan mengatakan padanya bahwa ia membenci cinta dan membenci kecantikan,
semakin cantik paras maka semakin besar penghianatannya. Naku terlihat terpukul
mendengar kata-kata Dutta. Pria itu melanjutkan ucapannya, "Jadi kau takut
penghianatan dan berusaha kabur darinya, seberapa jauh kau akan berlari dan ke
mana kau akan berlari? Dutta menjawab bahwa dia akan berlari sejauh yang dia
ingin karena dia telah melihat banyak penghianatan dalam hidupnya dan tidak
ingin melihat lebih banyak lagi penghianatan. Jagtap berkata pada Dutta, “Mereka
yang menghianatimu bukanlah cintamu, saat cintamu bersamamu kau tidak
menyadarinya, kau akan bisa melihat keindahan hidup bila kau mengerti arti
cinta dan menyadarinya”. Kemudian tamu-tamu Jagtap datang, para tamu itu
bernyanyi dan menari. Jagtap bilang bila mereka mau mereka bisa bergabung.
Selanjutnya: Sinopsis Nakusha (Laagi Tujhse Lagan) Episode 122
k
No comments:
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian