Episode dimulai dengan para
tamu Jagtap yang sampai di rumah Jagtap. Lagu dan tarian mulai dimainkan. Dutta
sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia tenggelam ke masa lalunya, dari waktunya
bersama Seema, Supriya sampai saat-saat yang dilaluinya bersama Nakusha. Naku
duduk jauh dari Dutta menikmati lagu dan tarian sambil sesekali menatap ke arah
Dutta. Jagtap melihat Naku yang menatap Dutta dan mendatanginya. Jagtap
mengelus kepala Naku. Dutta terus mengingat saat-saat terakhirnya bersama Naku.
Dutta kembali mengingat kata-kata Jagtap bahwa bila dia menemukan cinta dalam
hidupnya, dia juga akan mencintai hidupnya juga. Jagtap dan para tamunya terus
menari.
Tiba-tiba anak buah Ana datang
dan memanggil Dutta untuk menyerahkan dirinya atau pertumpahan darah akan
terjadi. Menyadari anak buah Ana telah menemukannya Dutta segera mendekati Naku
dan memegang tangannya. Jagtap meminta para tamu wanita dan Dutta-Naku untuk
pergi lewat pintu belakang. Dutta menolaknya dan mengatakan bahwa dirinya
bukanlah seorang pengecut yang akan melarikan diri. Jagtap memaksa Dutta untuk
segera pergi, kalau bukan untuk dirinya sendiri setidaknya lakukan itu untuknya
(Naku) karena dia sekarang dalam bahaya. Dutta malah maju untuk melepaskan
tembakan ke anak buah Ana tapi kemudian pelurunya habis. Jagtap meminta Dutta
pergi, dia memberikan pisau pada Dutta karena mungkin itu akan berguna nanti.
Jagtap memegang tangan Naku dan meletakkannya pada tangan Dutta seraya berkata
pada Dutta untuk menjaga harta karunnya ini (Naku) dan tidak perlu
mencemaskannya. Jagtap juga memberitahu Dutta jalan keluar dari hutan.
Setelah itu Jagtap kembali
melepaskan tembakan pada anak buah Ana dan dia mengatakan pada teman-temannya
untuk tidak melepaskan satu pun dari mereka, bila sampai terjadi sesuatu pada
anak-anaknya (Dutta-Naku) maka ia bersumpah akan membakar seluruh hutan itu.
Dutta-Naku yang masih belum pergi mendengar kata-kata Jagtap tersebut dan
merasa tersentuh. Kemudian Dutta segera membawa Naku pergi dari pintu belakang.
Mereka berlari dan saling berpegangan tangan.
Anak buah Ana mengejar
Dutta-Naku dan mengarahkan tembakan pada Dutta-Naku. Jagtap berlari dan berada
diantara Dutta-Naku dengan anak buah Ana. Jagtap menembak anak buah Ana tapi Jagtap
juga mendapatkan beberapa tembakan. Jagtap menghadap ke arah Dutta-Naku dan
Dutta-Naku pun berhenti berlari dan melihat ke arah Jagtap. Jagtap memberi
isyarat dengan tangannya bahwa mereka harus berpeganagan tangan dan segera
pergi jauh. Dutta memegang tangan Naku dan memperlihatkannya pada Jagtap.
Jagtap terjatuh dan mati. Dutta merasa terluka sementara Naku berteriak
memanggilnya paman dan ingin berlari kepadanya tapi Dutta menahannya dan
membawa Naku kembali berlari menjauh dari tempat itu.
Dutta-Naku terus berlari, Naku
terlihat tidak sehat dan kelelahan sehingga hampir jatuh. Dutta memegangnya. Suara
tawa dan kata-kata terakhir Jagtap yang bersumpah akan membakar seluruh hutan
bila terjadi sesuatu pada mereka terus terngiang di pikiran mereka berdua.
Dutta-Naku kembali berlari sambil terus berpegangan tangan. Mereka kemudian berjalan
sepanjang malam. Pagi harinya mereka menyadari telah keluar dari hutan karena
mereka melihat jalan raya di hadapan mereka. Dutta merasa senang sementara Naku
terlihat sedih. Mereka berdua saling menatap. Naku berkata pada Dutta bahwa dia
telah sampai pada tujuannya. Dutta mengatakan pada Naku bahwa setelah ini dia
akan bebas dan Naku mengatakan pada Dutta bahwa setelah ini Dutta juga akan
bebas karena dia tidak akan menyusahkannya lagi. Dutta menatap Naku dan
menyadari bahwa mereka akan berpisah dan matanya menunjukkan kesedihan. Dutta
mengingat ucapan Jagtap bahwa dia tidak bisa keluar dari hutan itu karena hutan
itu telah membuatnya jatuh cinta.
Selanjutnya: Sinopsis Nakusha (Laagi Tujhse Lagan) Episode 123
m
No comments:
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian