Episode dimulai dengan pria
asing itu mendekati Dutta dan berkata bahwa kadang saat seseorang bersamanya ia
tidak menganggapnya tapi begitu dia pergi kau akan menyadari batapa dia berarti
bagimu dan kau merindukannya. Dutta mencoba memahami kata-kata pria itu. Naku
menatap Dutta. Pria itu tertawa dan mengatakan pada Dutta bahwa ia tidak akan
bisa memahami itu dan meminta Dutta meminum tehnya. Naku merasa tegang karena
Dutta akan meminum teh yang sudah dicampur daun oleh pria itu. Naku mengatakan
bahwa dia akan kembali ke dapur. Naku berjalan dan dengan sengaja dia
menyenggol tangan Dutta yang akan meminum tehnya. Gelas teh itu jatuh. Dutta
menatap Naku dengan serius. Naku terlihat lega sementara pria itu tersenyum
melihat yang dilakukan Naku sepertinya dia tahu kalau Naku sengaja menjatuhkan
gelas itu karena curiga daun yang ditambahkannya ke teh itu mungkin racun.
Naku meminta maaf pada Dutta karena
menjatuhkan gelas tehnya dan berniat mengambil gelas itu. Dutta mencegahnya dan
mengambil gelas itu. Dutta mengingat apa yang diperintahkannya pada Naku saat
membuat teh tadi. Dutta menatap Naku dengan marah. Dutta segera pergi ke dapur
mencari sesuatu dan menemukan botol yang diberikannya pada Naku disembunyikan Naku
di dalam panci. Dutta menyadari bahwa Naku tidak melakukan apa yang disuruhnya.
Dutta berkata, “Karena kepolosan Naku, aku bisa mendapat masalah”. Dutta pergi
mencari Naku tapi dia tidak menemukannya. Pria asing itu juga tidak ada di
sana. Dutta merasa khawatir dengan Naku.
Naku pergi bersama pria itu ke
tempat pria itu memelihara kambing. Pria itu bertanya pada Naku, “Kau sengaja
menjatuhkan gelas itu bukan?” Pria itu mengambil daun yang sama yang
dicampurkan pada teh Dutta dan memakannya untuk membuktikan kalau itu bukan
racun. Dia berkata bahwa itu adalah obat
untuk menghilangkan lelah. Naku, Suamimu tidak mempercayaimu dan kau tidak
mempercayaiku. Bagaimana bila suamimu berhenti mempercayai dunia, apa kau juga
akan berhenti mempercayainya? Naku merasa malu karena menyadari pria itu tidak berniat
jahat. Apa yang diajarkan oleh hidupmu? Kepercayaan atau ketidakpercayaan? Aku
berani bertaruh bahwa suamimu tidak bisa membedakan mana yang teman dan mana
yang musuhnya. Naku kembali teringat Dutta yang menuduhnya membantu
kaburnya Supriya. Aku melihat di matamu bahwa kau mencintainya tapi cintamu itu
tidak berguna karena dia tidak bisa melihat cintamu. Apa yang kau dapatkan dari
pria seperti itu? Naku menjawab, “Ibuku mengajariku cara mencintai dan untuk
percaya pada Tuhan. Aku hanya tahu bagaimana mencintai seseorang, aku tidak
pernah mengharapkan apapun sebagai imbalan atas cintaku, aku tidak pernah
berharap dia mencintaiku kembali, aku bahkan bersumpah demi Tuhan bila saat ini
dia meninggalkanku sendiri di hutan, aku tidak akan marah padanya”. Pria itu
mulai emosional mendengar kata-kata polos Naku dan melihat gelang di tangannya
(sepertinya dari istrinya Pakhi) dan berkata, “Pakhi, jika kau hari ini di
sini, kau pasti akan senang, kau pasti akan menyukainya?”
Pria itu melanjutkan ucapannya,
“Demi cintaku aku tetap tinggal di hutan ini, tapi apa yang akan dilakukan Tuan
Patil itu, dia bahkan tidak mengerti dirimu”. Naku menjawab bahwa itu bukan
masalah karena setelah mereka berhasil keluar dari hutan ini maka mereka berdua
akan pergi ke jalan masing-masing. Pria itu marah dan bertanya pada Naku itu
keputusan siapa, keputusanmu atau keputusan Dutta?
Pria itu meminta Naku untuk
mengatakan seluruh isi hatinya pada Dutta bahwa dia mencintainya. Naku menutup
matanya. Dutta muncul di hadapannya dan Naku memintanya untuk menatap matanya
dan meminta Dutta melihat apa dia bisa menghianatinya. Dutta terus melihat
Naku. Naku melanjutkan, “Aku sangat mencintaimu, aku tidak pernah menginginkan
apapun sebagai balasan atas cintaku ini. Aku benar-benar ingin kau menikah tapi
apa salahku bila wanita itu (Supriya) ternyata menghianatimu. Dutta tidak
tertarik dengan pembicaraan itu dan berjalan pergi. Naku memegang tangannya
untuk menghentikannya pergi.
Selanjutnya: Sinopsis Nakusha (Laagi Tujhse Lagan) Episode 121
k
No comments:
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian