Episode dimulai dengan adegan
di mana Dutta mengatakan pada Naku bahwa dia bertanggung jawab padanya sampai
dia berhasil membawa Naku kembali ke ibunya. Setelah itu baru mereka akan pergi
ke jalan masing-masing. Naku hanya berdiri sedih menyadari bahwa setelah mereka
keluar dari hutan mereka akan berpisah.
Mereka berdua terus melanjutkan
perjalanan sementara Baji dan para anak buahnya terus mencari mereka. Mereka
mengikuti jejak kaki Dutta dan Naku namun kemudian meeka tidak melihat jejak
kaki mereka.
Dutta dan Naku berjalan melalui
jalanan yang berlumpur dan licin. Naku akan terpeleset sehingga dia memegang
tangan dan bahu Dutta agar tidak jatuh. Dutta hanya diam saja. Naku kemudian
berjalan di depan. Kali ini giliran Dutta yang akan tergelincir dan dia
memegang bahu Naku agar tidak jatuh. Dutta merasa sedikit malu karena
berpegangan pada Naku. Dutta buru-buru menarik tangannya. Naku tersenyum karena
hal itu.
Mereka berdua akhirnya tiba di
sebuah sungai. Dutta meminta Naku untuk membersihkan darah dan lumpur di
tubuhnya karena mungkin mereka tidak akan menemukan sungai lagi nanti. Naku
merasa cemas kalau mencuci muka maka warna hitam di kulitnya akan lunur. Dutta
pergi membersihkan tangan dan wajahnya sementara Naku berpura-pura sibuk
mencari kayu bakar. Naku membuat api dengan dua batu dan membakar kayu yang
dikumpulkannya. Dutta selesai membersihkan wajahnya dan meminta Naku juga
melakukannya. Naku mengatakan bahwa ia kedinginan dan tidak mau menyentuh air.
Dutta mengatakan bahwa dia bisa meletakkan kedua tangannya di dekat perapian.
Naku sedikit lega. Tapi Dutta melanjutkan ucapannya. Kamu bisa meletakkan
tangan di depan perapian tapi setelah kamu membersihkan wajahmu. Naku diam-diam
mengambil arang dari kayu yang dibakarnya dan menyembunyikannya di dupattanya
lalu dia berjalan ke pinggir sungai.
Dia mulai membersihkan
tangannya dan kemudian wajahnya. Dia melihat bayangan wajahnya di air. Naku
mengambil arang yang disembunyikannya dan mulai mewarnai tangannya dengan arang
itu. Saat dia akan menerapkan pada wajahnya. Suara hatinya mengatakan untuk
tidak melakukan itu. Seharusnya dia menunjukkan wajah cantiknya itu pada Tuan
Dutta karena mungkin Tuan Dutta akan mencintainya. Tapi Naku berkata bahwa Tuan
Dutta hanya mengenal Naku yang gelap. Suara hatinya terus membujuknya untuk
menunjukakan kecantikannya. Setiap suami pasti menginginkan istri yang cantik. Ini
adalah kesempatan karena setelah ini mereka akan berpisah.
Dutta melihat di seberang
sungai tempat Naku berdiri daun-daun bergerak. Dutta mengambil pistol dan pergi
mendekati Naku sambil mengarahkan pistol pada Naku. Naku merasa khawatir
mendengar langkah Dutta yang mendekatinya sementara dia belum mewarnai
wajahnya. Dutta meminta Naku berdiri. Naku berdiri membelakangi Dutta. Dutta
memintanya untuk melihatnya. Naku mulai berbalik ke arah Dutta.
Selanjutnya: Sinopsis Nakusha (Laagi Tujhse Lagan) Episode 115
k
No comments:
Post a Comment
Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian