Wednesday, August 16, 2017

Selamatkan Pelajar dari Jerat Narkoba

Dimuat di Koran Jakarta Edisi 4 Agustus 2017




Judul           : Pelajar Indonesia Anti Narkoba
Penulis        : Abdul Wahib
Penerbit      : Emir, Imprint dari Penerbit Erlangga
Cetakan      : Pertama, 2016                                   
Tebal          : 200 Halaman
ISBN          : 9786020935416

      Peredaran narkoba di Indonesia semakin marak saja. Penemuan dan penangkapan 1 ton sabu di Anyer oleh pihak kepolisian menjadi hal yang cukup mengejutkan masyarakat Indonesia belakangan ini. 1 ton bukanlah jumlah yang sedikit. Sabu sebanyak itu tentu akan mampu menghancurkan jutaan generasi penerus bangsa. Lolosnya sabu sebanyak itu hingga bisa masuk ke wilayah Indonesia menunjukkan bahwa peredaran narkoba telah menghasilkan jaringan yang terorganisir.
    Sasaran konsumen pemakai narkoba pun bisa dari berbagai kalangan, mulai dari gelandangan, kalangan artis sampai pelajar di sekolah. Memang sungguh ironis karena narkoba telah masuk ke dalam lingkungan sekolah di mana institusi ini yang diharapkan menjadi penerus tingkat estafet pemimpin bangsa di masa mendatang. Untuk itulah Polri terus mengampanyekan bahaya narkoba kepada seluruh lapisan masyarakat terutama mereka para pelajar. Tingginya angka prevalensi pemakai narkoba menjadikan barang haram yang satu ini menjadi salah satu permasalahan terbesar yang harus segera diatasi.
     Persoalan yang ditimbulkan oleh narkoba memang sangat kompleks, mulai dari memperburuk permasalahan sosial sampai meningkatkan angka kriminalitas. Buku karya Abdul Wahib yang merupakan hasil studinya sejak tahun 1986 ini hadir sebagai sebuah oase di tengah persoalah penyalahgunaan narkoba yang semakin mengkhawatirkan. Penulis mengulas berbagai hal seputar narkoba, penyalahgunaan sampai penaggulangan yang harus dilakukan oleh pihak-pihak yang seharusnya ikut andil dalam penanggulangan tersebut.
     Bab pertama buku membahas tentang faktor penyebab penyalahgunaan narkoba, tindakan penanggulangannya, dan pendidikan agama sebagai upaya preventif. Bab kedua menguraikan tentang narkoba dari sisi sejarah, jenis-jenisnya, dan akibat yang ditimbulkan dari penyalahgunaannya tersebut. Bab selanjutnya mulai membahas mengenai narkoba yang telah memasuki sekolah. Pada bagian ini dijelaskan tentang cara pemasaran narkoba di sekolah yang cukup unik, yaitu dengan memberi sampel secara cuma-cuma untuk satu sampai tiga kali pemakaian. Pemakaian berikutnya baru dikenakan biaya sesuai jenis yang disukai.
       Pengguna yang sudah sering mengkonsumsi diberikan barang lebih dulu atau bisa ditukar dengan barang-barang pribadi yang harganya ditentukan oleh pengedar atau bandar. Apabila tidak ada uang atau barang, si pelajar akan dirayu untuk mengambil uang milik teman atau orang tuanya (hal. 38). Dorongan ingin tahu yang besar membuat mereka ingin mencoba atau ingin merasakan barang yang ditawarkan tersebut sehingga mereka menjadi sasaran empuk para pengedar narkoba. Rasa ketagihan membuat mereka rela untuk mendapatkan barang haram tersebut dengan cara apa pun meskipun harus dengan mencuri.
      Sasaran yang dipilih dalam peredaran narkoba di sekolah adalah anak-anak yang kurang berminat bersekolah, anak yang sering mengeluh, anak yang bermasalah dengan sekolah dan keluarga, anak yang kurang percaya diri, anak yang terlalu percaya diri, anak yang mudah bosan, anak yang nekat, dan anak yang mudah mendapatkan uang (hal. 39). Mengetahui siapa saja anak yang menjadi sasaran peredaran narkoba tentu pihak sekolah harus bisa memberikan perhatian lebih pada mereka.
      Buku ini juga menjelaskan tentang tahap-tahap penyalahgunaan narkoba mulai dari kompromi, coba-coba, toleransi, eskalasi, habituasi, adiksi/dependensi, intoksikasi, hingga akhirnya mati. Penyalahgunaan narkoba memang bukan sebuah pola yang sederhana. Untuk itu diperlukan peran guru, keluarga, dan lingkungan untuk penanggulangannya. Banyak pihak yang harus ikut bertanggung jawab untuk menanggulangi atau setidaknya mencegah seperti pemerintah, lembaga pendidikan, pemuka masyarakat, dan terutama keluarga.
     Seperti yang diungkapkan Kombes Pol. Slamet selaku Kabag Humas BNN pada bagian pengantar buku bahwa banyak pihak yang harus dilibatkan untuk menekan angka penyalahgunaan narkoba. Alasannya, narkoba merupakan persoalan yang sangat kompleks. Tidak hanya butuh campur tangan pemerintah, masyarakat pun mesti turut mengambil peran. Mengingat manfaatnya, buku ini penting untuk dibaca oleh para pendidik maupun masyarakat umum.

b

No comments:

Post a Comment

Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian