Thursday, August 3, 2017

Sinopsis Nakusha (Laagi Tujhse Lagan) Episode 107



Episode dimulai dengan Naku yang sedih mendengar keputusan Dutta yang membebaskannya dari pernikahan mereka. Naku mulai mengemasi pakaiannya yang ada di kamar Dutta. Ibu Naku melihatnya dan bertanya apa yang sedang dia lakukan. Naku terlihat sedih. Badi berkata, “Memang Tuan Dutta itu siapa, apa dia Tuhan sehingga dia bisa bersikap seenaknya padamu. Aku tidak akan membiarkan ini terjadi padamu. Aku akan meminta keadilan pada ibu Tuan Dutta”. Badi menarik tangan Naku dari koper dan tidak sengaja Badi menjatuhkan kotak sindoor sehingga jatuh berantakan di lantai. Badi terkejut dengan apa yang sudah dilakukannya dan menganggap itu pertanda buruk dan mulai mengumpulkan sindoor itu. Naku mengatakan pada ibunya bahwa itu bukan sindoor (bubuk suci) itu hanya bubuk berwarna merah.

Apa yang terjadi denganmu anakku, apa kamu menyerah begitu mudah? Kau telah melakukan banyak untuk Tuan Dutta lalu apa yang kau dapatkan, dia malah mengusirmu keluar dari rumah ini. Ayo kita pergi ke Tuan Dutta dan meminta keadilan. Naku menghentikan ibunya dan tidak ingin berkata apa pun. Badi mengatakan bahwa jika dia tidak mau bertanya maka dia yang akan bertanya. Naku menjawab bahwa ia melakukan semuanya untuk cinta lalu bagaimana bisa dia memintanya untuk membayarnya. Badi terharu dengan ucapan Naku dan mengatakan bahwa Naku telah menjadi dewasa.

Naku melanjutkan kata-katanya. Naku mengatakan ia sedih karena Tuan Dutta tidak ingin dirinya menjadi bagian dari hidupnya. Badi terlihat sedih. Ibu, untuk apa ada pernikahan kalau tidak ada cinta. Ibu pernah berkata bahwa uang, kekayaan, dan kedudukan tidak ada artinya kalau tidak ada cinta. Naku mengatakan bahwa yang ia inginkan adalah cinta dan dia tidak ingin Tuan Dutta membiarkannya tinggal di rumah ini karena kasihan. Lalu mereka berdua pergi ke ibu Dutta karena ia memanggil mereka.

Sementara di tempat lain Baji mendatangi Ganpat ke kamarnya. Baji melihat Ganpat tengah berkemas-kemas. Baji memberitahu Ganpat bahwa Dutta akan memberi mereka rumah di kota dan memberikan sejumlah uang pada Ganpat. Ganpat menolaknya dengan mengatakan bagaimana bisa ia menerima uang dari menantunya. Baji memaksanya untuk menerima dan Ganpat pun akhirnya menerima uang itu. Ganpat mengatakan uang itu akan sangat berguna karena dia memiliki seorang putri yang harus diurus nantinya. Lalu Baji mengeluarkan uang dari sakunya lagi dan memberikannya pada Ganpat. Ganpat menolaknya tapi Baji mengatakan bahwa uang itu bukan untuk dirinya tapi untuk putrinya Naku. Baji pergi meninggalkan Ganpat. Ganpat merasa senang karena mendapatkan begitu banyak uang.

Badi dan Naku pergi menemui ibu Dutta. Ibu Dutta meminta Naku duduk di sampingnya dan mengatakan bahwa semua yang terjadi adalah takdir. Kita semua adalah boneka di tangan takdir. Dulu Dutta tidak seperti ini, takdirlah yang sudah membuatnya seperti ini. Semua yang terjadi telah tertulis. Naku mendengar ucapan ibu Dutta dengan sedih. Ibu Dutta memberikan Badi Saree baru dan sindoor karena dia telah menikah dan memberikan Naku Saree. Naku mencoba menyentuh kaki ibu Dutta untuk meminta berkah tapi ibu Dutta segera menyuruhnya berdiri dan dia memberkahinya.

Dutta masuk ke kamarnya. Melihat patung Ganesha yang dibawa Naku tidak ada di sana berarti Naku telah keluar dari kamarnya. Dutta melihat ke cermin dan dia mendengarkan hatinya berbicara, “Kau begitu sombong, kau tidak bisa melihat hati Naku”. Bila mereka berpisah maka ia tidak mampu menaggung rasa bersalahnya pada Naku, Dutta membuka tirai dan memegangnya erat-erat.

Tiba-tiba Naku memanggilnya tuan dan Dutta menjawab, “Hmmmmmmmm”. Dutta menatap Naku dengan sedih, dia merasa Naku telah siap untuk pergi. Naku memegang mangal sutra di tangannya dan mencoba menyerahkannya pada Dutta. Dutta melihatnya dengan terkejut.



l

No comments:

Post a Comment

Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian