Thursday, August 3, 2017

Sinopsis Nakusha (Laagi Tujhse Lagan) Episode 102



Episode dimulai dengan pandit palsu yang meminta Dutta masuk ke dalam kuil tanpa membawa senjatanya. Dutta kemudian memberikan pistolnya pada Baji. Baji pun pergi membawa pistol Dutta bersama beberapa pengawal lain. Dutta dan keluarganya masuk ke kuil dan Purohit mulai melakukan pemujaan. Tangan Purohit terlihat gemetar saat melakukan pemujaan. Salah satu pandit palsu mengatakan bahwa sebenarnya Purohit sedang tidak enak badan tapi karena Ibu Tuan Dutta yang memintanya melakukan pemujaan maka ia datang. Untuk itu dia membawaku bersamanya agar aku bisa membantunya. Saat pemujaan Purohit berusaha memberitahu Dutta untuk selalu berhati-hati melalui ceramahnya tapi Dutta tidak mengerti maksudnya.

Di rumah, Naku dan Badi sibuk dengan pikiran masing-masing. Serdji sedang bermain dan tiba-tiba ia berkata pada ibunya bahwa kakaknya Naku telah berubah, dia tidak mau bermain denganku lagi, kenapa dia terlihat tidak bahagia setelah menikah, setelah menikah biasanya orang akan senang tapi kak Naku tidak seperti itu. Apa Tuhan tidak pernah mendengar orang miskin. Naku mendengar apa yang dikatakan Serdji, menyeka air matanya dan berjalan mendekati serdji. Naku mencoba menghibur adaiknya dengan mengatakan bahwa Tuhan telah datang dalam mimpinya, Tuhan mengatakan bahwa Naku kamu tidak boleh menangis, kalau kamu menangis maka Aku juga menangis. Serdji bertanya apa Tuhan membicarakan tentang dirinya.

Naku mengatakan bahwa Tuhan meminta Serdji untuk mengurus ayah dan ibunya. Serdji merasa senang mendengar itu. Serdji melanjutkan bertanya apa Tuan Dutta akan kembali berbicara padanya seperti sebelumnya, dulu Tuan Dutta selalu bertanya padaku apa akau sudah mengerjakan pekerjaan rumahku, apa aku sudah belajar. Apa dia akan kembali berbicara padaku lagi? Naku meyakinkan Serdji bahwa semua akan kembali baik-baik saja setelah Tuan Dutta selesai melakukan pooja di kuil. Mendengar percakapan Naku dan Serdji, Badi merasa terharu.

Lalu tiba-tiba para pandit yang asli datang ke rumah Dutta dan memberitahu Naku dan ibunya kalau Dutta dalam bahaya karena pandit yang bersama Purohit yang ada di kuil itu palsu. Naku merasa cemas sekali sehingga dia langsung berlari menuju kuil. Di depan rumah Dutta ia menabrak ayahnya dan Naku mengatakan pada ayahnya bahwa Tuan Dutta dalam bahaya.





n 

No comments:

Post a Comment

Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian