Friday, August 4, 2017

Sinopsis Nakusha (Laagi Tujhse Lagan) Episode 114



Episode dimulai dengan adegan di mana Dutta mengatakan pada Naku bahwa dia bertanggung jawab padanya sampai dia berhasil membawa Naku kembali ke ibunya. Setelah itu baru mereka akan pergi ke jalan masing-masing. Naku hanya berdiri sedih menyadari bahwa setelah mereka keluar dari hutan mereka akan berpisah.

Mereka berdua terus melanjutkan perjalanan sementara Baji dan para anak buahnya terus mencari mereka. Mereka mengikuti jejak kaki Dutta dan Naku namun kemudian meeka tidak melihat jejak kaki mereka.

Dutta dan Naku berjalan melalui jalanan yang berlumpur dan licin. Naku akan terpeleset sehingga dia memegang tangan dan bahu Dutta agar tidak jatuh. Dutta hanya diam saja. Naku kemudian berjalan di depan. Kali ini giliran Dutta yang akan tergelincir dan dia memegang bahu Naku agar tidak jatuh. Dutta merasa sedikit malu karena berpegangan pada Naku. Dutta buru-buru menarik tangannya. Naku tersenyum karena hal itu.

Mereka berdua akhirnya tiba di sebuah sungai. Dutta meminta Naku untuk membersihkan darah dan lumpur di tubuhnya karena mungkin mereka tidak akan menemukan sungai lagi nanti. Naku merasa cemas kalau mencuci muka maka warna hitam di kulitnya akan lunur. Dutta pergi membersihkan tangan dan wajahnya sementara Naku berpura-pura sibuk mencari kayu bakar. Naku membuat api dengan dua batu dan membakar kayu yang dikumpulkannya. Dutta selesai membersihkan wajahnya dan meminta Naku juga melakukannya. Naku mengatakan bahwa ia kedinginan dan tidak mau menyentuh air. Dutta mengatakan bahwa dia bisa meletakkan kedua tangannya di dekat perapian. Naku sedikit lega. Tapi Dutta melanjutkan ucapannya. Kamu bisa meletakkan tangan di depan perapian tapi setelah kamu membersihkan wajahmu. Naku diam-diam mengambil arang dari kayu yang dibakarnya dan menyembunyikannya di dupattanya lalu dia berjalan ke pinggir sungai.

Dia mulai membersihkan tangannya dan kemudian wajahnya. Dia melihat bayangan wajahnya di air. Naku mengambil arang yang disembunyikannya dan mulai mewarnai tangannya dengan arang itu. Saat dia akan menerapkan pada wajahnya. Suara hatinya mengatakan untuk tidak melakukan itu. Seharusnya dia menunjukkan wajah cantiknya itu pada Tuan Dutta karena mungkin Tuan Dutta akan mencintainya. Tapi Naku berkata bahwa Tuan Dutta hanya mengenal Naku yang gelap. Suara hatinya terus membujuknya untuk menunjukakan kecantikannya. Setiap suami pasti menginginkan istri yang cantik. Ini adalah kesempatan karena setelah ini mereka akan berpisah.


Dutta melihat di seberang sungai tempat Naku berdiri daun-daun bergerak. Dutta mengambil pistol dan pergi mendekati Naku sambil mengarahkan pistol pada Naku. Naku merasa khawatir mendengar langkah Dutta yang mendekatinya sementara dia belum mewarnai wajahnya. Dutta meminta Naku berdiri. Naku berdiri membelakangi Dutta. Dutta memintanya untuk melihatnya. Naku mulai berbalik ke arah Dutta.



k

No comments:

Post a Comment

Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian