Saturday, August 5, 2017

Sinopsis Nakusha (Laagi Tujhse Lagan) Episode 120



Episode dimulai dengan pria asing itu mendekati Dutta dan berkata bahwa kadang saat seseorang bersamanya ia tidak menganggapnya tapi begitu dia pergi kau akan menyadari batapa dia berarti bagimu dan kau merindukannya. Dutta mencoba memahami kata-kata pria itu. Naku menatap Dutta. Pria itu tertawa dan mengatakan pada Dutta bahwa ia tidak akan bisa memahami itu dan meminta Dutta meminum tehnya. Naku merasa tegang karena Dutta akan meminum teh yang sudah dicampur daun oleh pria itu. Naku mengatakan bahwa dia akan kembali ke dapur. Naku berjalan dan dengan sengaja dia menyenggol tangan Dutta yang akan meminum tehnya. Gelas teh itu jatuh. Dutta menatap Naku dengan serius. Naku terlihat lega sementara pria itu tersenyum melihat yang dilakukan Naku sepertinya dia tahu kalau Naku sengaja menjatuhkan gelas itu karena curiga daun yang ditambahkannya ke teh itu mungkin racun.

Naku meminta maaf pada Dutta karena menjatuhkan gelas tehnya dan berniat mengambil gelas itu. Dutta mencegahnya dan mengambil gelas itu. Dutta mengingat apa yang diperintahkannya pada Naku saat membuat teh tadi. Dutta menatap Naku dengan marah. Dutta segera pergi ke dapur mencari sesuatu dan menemukan botol yang diberikannya pada Naku disembunyikan Naku di dalam panci. Dutta menyadari bahwa Naku tidak melakukan apa yang disuruhnya. Dutta berkata, “Karena kepolosan Naku, aku bisa mendapat masalah”. Dutta pergi mencari Naku tapi dia tidak menemukannya. Pria asing itu juga tidak ada di sana. Dutta merasa khawatir dengan Naku.

Naku pergi bersama pria itu ke tempat pria itu memelihara kambing. Pria itu bertanya pada Naku, “Kau sengaja menjatuhkan gelas itu bukan?” Pria itu mengambil daun yang sama yang dicampurkan pada teh Dutta dan memakannya untuk membuktikan kalau itu bukan racun.  Dia berkata bahwa itu adalah obat untuk menghilangkan lelah. Naku, Suamimu tidak mempercayaimu dan kau tidak mempercayaiku. Bagaimana bila suamimu berhenti mempercayai dunia, apa kau juga akan berhenti mempercayainya? Naku merasa malu karena menyadari pria itu tidak berniat jahat. Apa yang diajarkan oleh hidupmu? Kepercayaan atau ketidakpercayaan? Aku berani bertaruh bahwa suamimu tidak bisa membedakan mana yang teman dan mana yang musuhnya. Naku kembali teringat Dutta yang menuduhnya membantu kaburnya Supriya. Aku melihat di matamu bahwa kau mencintainya tapi cintamu itu tidak berguna karena dia tidak bisa melihat cintamu. Apa yang kau dapatkan dari pria seperti itu? Naku menjawab, “Ibuku mengajariku cara mencintai dan untuk percaya pada Tuhan. Aku hanya tahu bagaimana mencintai seseorang, aku tidak pernah mengharapkan apapun sebagai imbalan atas cintaku, aku tidak pernah berharap dia mencintaiku kembali, aku bahkan bersumpah demi Tuhan bila saat ini dia meninggalkanku sendiri di hutan, aku tidak akan marah padanya”. Pria itu mulai emosional mendengar kata-kata polos Naku dan melihat gelang di tangannya (sepertinya dari istrinya Pakhi) dan berkata, “Pakhi, jika kau hari ini di sini, kau pasti akan senang, kau pasti akan menyukainya?”

Pria itu melanjutkan ucapannya, “Demi cintaku aku tetap tinggal di hutan ini, tapi apa yang akan dilakukan Tuan Patil itu, dia bahkan tidak mengerti dirimu”. Naku menjawab bahwa itu bukan masalah karena setelah mereka berhasil keluar dari hutan ini maka mereka berdua akan pergi ke jalan masing-masing. Pria itu marah dan bertanya pada Naku itu keputusan siapa, keputusanmu atau keputusan Dutta?

Pria itu meminta Naku untuk mengatakan seluruh isi hatinya pada Dutta bahwa dia mencintainya. Naku menutup matanya. Dutta muncul di hadapannya dan Naku memintanya untuk menatap matanya dan meminta Dutta melihat apa dia bisa menghianatinya. Dutta terus melihat Naku. Naku melanjutkan, “Aku sangat mencintaimu, aku tidak pernah menginginkan apapun sebagai balasan atas cintaku ini. Aku benar-benar ingin kau menikah tapi apa salahku bila wanita itu (Supriya) ternyata menghianatimu. Dutta tidak tertarik dengan pembicaraan itu dan berjalan pergi. Naku memegang tangannya untuk menghentikannya pergi.



k


No comments:

Post a Comment

Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian