Thursday, August 3, 2017

Sinopsis Nakusha (Laagi Tujhse Lagan) Episode 108



Episode dimulai dengan Naku yang mengembalikan mangal sutranya kepada Tuan Dutta dan berkata, “Saya tidak akan pernah bisa membalas semua kebaikan tuan”. Dutta terlihat tidak mengerti dengan kata-kata Naku tapi dia segera mengulurkan tangannya dan Naku meletakkan mangal sutra ke tangan Tuan Dutta sambil terus menatapnya. Dutta juga menatap wajah polos Naku. Naku kemudian berbalik dan mulai berjalan pergi. Dutta melihat Naku yang berjalan pergi dengan sedih.

Di tempat lain terlihat Kishore sedang berdoa di depan patung Ganesha. Badi dan Naku pergi ke sana dan bertemu Kishore. Naku mengatakan pada Kishore dengan sedih, “Tuan, mungkin cintaku tidak cukup kuat sehingga tidak mampu menahan rintangan”. “Naku, kalau begitu aku akan bertanya pada Tuhan bila cintamu saja tidak kuat lalu cinta seperti apa yang kuat”, kata Kishore. Naku mencoba menyentuh kaki Kishore untuk meminta berkah tapi Kishore mencegahnya dan mengatakan bahwa saudari perempuan tidak boleh menyentuh kaki saudara laki-lakinya. “Naku, aku tidak pernah ingin kamu pergi dari rumah ini, Aku melihat ada harapan untuk Dutta hanya padamu. Aku hanya bisa mengucapkan selamat tinggal padamu dan berkahku selalu bersamamu Naku”, kata Kishore kembali sambil mengelus kepala Naku layaknya kakak mengelus kepala adik perempuannya.

Ketiga saudari merayakan kepergian Naku dengan minum alkohol dan tiba-tiba Naku menemui mereka. Mereka kaget melihat Naku sudah berdiri di pintu namun mereka sepertinya tidak peduli kalau Naku tahu sifat asli mereka. Mereka mengejek Naku. Kala mengatakan pada Naku bahwa Tuhan telah mengabulkan doamu Naku, kau bilang kau akan pergi dari rumah ini bila Dutta sendiri yang memintanya bukan? Naku mengatakan bahwa kedatangannya ke rumah itu mungkin telah memberikan kesulitan pada orang lain, bila dia melakukan kesalahan dia minta maaf dan dia tidak akan melupakan waktu yang pernah dihabiskannya di rumah itu. Naku juga berterima kasih karena mereka telah membantunya selama ini dan dia akan berdoa kepada Tuhan untuk kebahagiaan mereka semua. Selesai mengatakan semua itu, Naku berjalan pergi. Leela mengatakan Naku baru saja minta maaf atau menyindir mereka. “Apapun itu tidak penting karena Naku akan segera keluar dari rumah ini”, ujar Kala. Roop kemudian berkata bahwa tidak hanya wajah Naku yang hitam tapi nasibnya juga hitam.


Baji di pintu masuk menyuruh dua pengawal untuk memeriksa mobil yang akan digunakan untuk mengantar Naku dan keluarganya. Baji melihat Badi yang berjalan sedih dan mendekatinya. Baji mengatakan pada Badi bahwa sangat sulit untuk meninggalkan rumah ini karena kau pasti merasa punya hubungan emosional dengan rumah ini. Baji sambil berkaca-kaca berkata pada Baji bahwa Tuan Dutta tidak memberikan Naku keadilan.

Waktu itu dia memakaikan mangal sutra pada putriku dan aku diam saja dan sekarang dia memutuskan hubungan begitu saja. Apa salah putriku, dia tidak melakukan kesalahan apa pun. Baji lalu berkata pada Badi “Ya, kakak memang telah membuat kesalahan dan saat ini dia sedang berusaha memperbaikinya”. Badi melanjutkan ucapannya, “Apa ada suami yang mengambil mangal sutra istrinya sendiri? Tuan Dutta memberikan banyak keadilan pada orang-orang di luar sana tapi di sini tidak ada keadilan untuk putriku. Dia tidak akan pernah hidup bahagia, ini adalah doa dari seorang ibu yang putrinya telah dilukainya. Baji tidak bisa menjawab lagi ucapan Badi karena yang diucapkannya memang benar. Badi pun pergi meninggalkan Baji.

Di luar rumah, Badi, Serdji, dan Naku bersiap-siap untuk pergi. Baji datang dan membantu untuk mengangkatkan barang-barang mereka ke mobil. Baji tidak melihat Ganpat jadi dia menanyakannya. Badi mengatakan bahwa Ganpat sudah pergi ke kota duluan karena banyak hal yang harus disiapkan di sana (Aku pikir dia kabur dengan membawa uang yang diberikan Dutta). Naku terus menoleh ke rumah tersebut mungkin dia berharap Tuan Dutta akan datang. Sudarsan meminta mereka semua segera masuk ke mobil agar tidak terlambat sampai kota. Naku berdiri sedih dan terus melihat ke arah rumah. Leela berkata, “Mungkin dia berharap bahwa Dutta akan datang tapi itu tidak akan terjadi”. Naku terus melihat ke rumah tersebut.


Baji meminta mereka segera masuk ke mobil. Naku, Serdji, dan ibunya mulai masuk mobil. Naku duduk di depan sementara Serdji dan ibunya duduk di belakang. Baji yang akan menyetir. Baji mulai menyalakan mesin mobil tapi tiba-tiba Dutta mengatakan tunggu. Ketiga saudari terutama Leela merasa kaget melihat Dutta keluar.



l

No comments:

Post a Comment

Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian