Sunday, August 6, 2017

Sinopsis Nakusha (Laagi Tujhse Lagan) Episode 124



Episode dimulai dengan malam yang telah tiba dan mereka semua memutuskan untuk berhenti dan istirahat. Mereka berhenti di warung kopi dan minum kopi. Dutta mengambil dua gelas dan memberikannya satu pada Naku yang masih duduk di Jeep. Mereka berdua minum kopi mereka masing-masing. Baji melihat mereka berdua dan tersenyum. Mereka semua kemudian melanjutkan perjalanan.

Pagi harinya di rumah, Ibu Dutta, Kishore, dan para pelayan sibuk memasang dekorasi bunga untuk menyambut Naku-Dutta. Kala melihat dengan kesal. Baji sibuk memasak di dapur, dia bahkan tidak ingin pelayan lain membantunya. Dia ingin memasak makanan untuk menantunya sendiri, ibu Dutta melihat Badi dan tersenyum. Kala merasa tegang membayangkan Dutta akan membawa Naku ke rumah. Roop mengatakan pada Kala bahwa ibunya telah berubah dan mereka tidak tahu apa yang terjadi antara Dutta-Naku di hutan.

Baji mengatakan pada Dutta-Naku bahwa mereka akan segera sampai. Naku-Dutta saling menatap dan terlihat sedih karena mereka akan berpisah. Saat itu di jalan mereka melihat perayaan yang menghalangi mobil mereka. Baji meminta mereka agar memberi jalan mobilnya karena kalau harus menunggu mereka itu sangat lama. Baji meminta semua anak buahnya turun dan menyuruh mereka minggir. Salah satu seorang perempuan mendekati Jeep mereka dan meminta mereka untuk ikut ke kuil dan berdoa bersama mereka karena bagi pasangan itu bisa membuat mereka tidak terpisahkan. Baji meminta Dutta untuk tidak pergi karena dia telah menghadapi banyak bahaya akhir-akhir ini. Dutta mendengar kata-kata perempuan itu dan mengatakan bahwa dia akan menerima persembahannya. Perempuan itu memberikan beberapa sendok susu pada tangan Dutta dan Naku. Mereka berdua meminumnya dan kemudian Dutta melihat Naku mengusapkan tangannya  pada rambut sehingga Dutta juga melakukan hal yang sama seperti Naku lakukan.

Di rumah, ibu Dutta memberi Badi saree baru untuk dipakai menyambut Naku dan menantunya. Badi merasa senang. Ibu Dutta juga memberikan baju baru untuk Ganpat. Badi bilang kalau Ganpat akan senang memakai baju baru. Kala merasa semakin kesal sementara Kishore tersenyum senang. Tiba-tiba Ganpat datang dalam kondisi mabuk bersama dua orang pria. Salah satu pria mengatakan bahwa Ganpat mengambil hutang pada mereka atas nama Tuan Dutta sebesar 5 Laks untuk minum dan berjudi. Badi merasa malu dengan tingkah suaminya itu. Ibu dan Kishore merasa kaget sementara Kala tersenyum dan mengatakan pada ibunya bahwa ayah menantunya adalah seorang pemabuk. Kishore membela Naku bahwa Naku berbeda dengan ayahnya.

Badi membawa Ganpat ke kamarnya dan mengatakan pada Ganpat apa yang dia lakukan. Ibu Dutta baru saja mengakui Naku sebagai menantunya, Naku baru akan mendapatkan sedikit kebahagiaan dan dia telah menghancurkannya. Ganpat merasa senang bahwa Ibu Dutta telah menerima Naku sebagai menantunya yang berarti bahwa hujan uang akan terjadi padanya. Ganpat mengatakan pada Badi bahwa dia akan minta maaf pada ibu Dutta. Ganpat menemui ibu Dutta dan meminta maaf, semua yang dia katakan tadi karena pengaruh minuman jahat itu katanya. Ibu Dutta meminta Ganpat untuk berjanji tidak minum lagi. Ganpat pun berjanji tidak akan minum lagi. Kala kesal dengan ibunya karena memaafkannya dan berjalan pergi. Roop mengikuti Kala pergi.

Baji dan anak buahnya memarkir mobil mereka dan semua orang turun. Dutta-Naku berjalan di antara orang-orang yang melakukan perayaan itu. Perempuan tadi kemudian memberikan persembahan pada Baji dan anak buahnya. Mereka semua makan persembahan tersebut. Dutta mengikuti di belakang Naku yang berjalan. Dutta dengan ragu ingin memegang tangan Naku, saat dia akan memegang tangan Naku, Naku berjalan pergi tanpa tahu kalau Dutta mencoba memegang tangannya. Kemudian Dutta merasakan pusing. Baji juga merasakan hal yang sama, semua anak buahnya juga. Baji mengambil pistol dan memanggil Dutta tapi pistolnya jatuh karena kepalanya sangat pusing. Dutta yang juga pusing menoleh ke Baji, Dutta mengingat perempuan yang tadi memberinya persembahan dan menyadari bahwa pasti perempuan itu menambahkan sesuatu dalam persembahan itu sehingga mereka semua pusing. Baji dana anak buahnya jatuh pingsan. Orang-arang Ana yang ada di perayaan itu terus mengamati Dutta dan yang lainnya. Dutta mencari Naku dan mengkhawatirkannya. Naku juga mengalami pusing dan mencari Dutta. Dutta berusaha menjulurkan tangannya ke arah Naku dan Naku berusaha meraih tangan Dutta tapi kemudian seseorang membawa Naku menjauhi Dutta. Dutta terjatuh dan pingsan.


Ana dan anak buahnya datang ke tempat Dutta, Baji, dan anak buahnya pingsan. Salah satu anak buah Ana membawa Naku yang juga pingsan. Ana meminta Dutta untuk bangun karena ini adalah pertemuan mereka yang sudah lama mereka tunggu. Dutta membuka mata dan melihat Ana dan anak buahnya mengelilinginya. Dengan susah payah Dutta mencoba bangun. Dia berhasil bangun meskipun terhuyung-huyung. Dutta mencoba memukul Ana tapi meleset dan jatuh ke arah anak buah Ana. Dutta mencoba memukul Ana lagi tapi meleset lagi dan jatuh ke anak buah Ana lagi. Anak buah Ana mendorong Dutta dan Dutta terjatuh. Dia tidak kuat berdiri lagi. Salah satu anak buah Ana mengeluarkan pistol dan meminta Ana untuk segera membunuh Dutta tapi Ana mengatakan padanya untuk tidak buru-buru. Dia akan menyiksa Dutta dulu dengan menculik istrinya dan dia yakin bahwa Dutta akan datang untuk menyelamatkan istrinya itu dan saat itu dia baru akan membunuh Dutta dengan tangannya sendiri. Ana dan anak buahnya pergi. Salah satu anak buah Ana memanggul Naku yang pingsan dan membawanya pergi. Dutta samar-samar melihat mereka membawa Naku pergi. Dutta jatuh pingsan lagi. Saat dia tersadar dia sangat marah.



m

No comments:

Post a Comment

Tata Tertib Berkomentar di Blog Ini:
-Dilarang promosi iklan
-Dilarang menyisipkan link aktif pada komentar
-Dilarang komentar yang berbau pornografi, unsur sara, dan perjudian